Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

JUDY (2019)

Diluar sampul luarnya sebagai sajian biografi, Judy garapan sutradara Rupert Goold (The Hollow Crown, True Story, King Charles III) menampilkan sisi kelam dunia selebritis di mana seorang pelaku seni (baca: aktor/aktris) tak jauh dari barang kepemilikan studio. Tuntutan menghadirkan sebuah ketakutan kala beragam kegiatan, termasuk makan harus tetap diperhatikan demi menunjang penampilan-yang kemudian menciptakan sebuah ketidakbebasan yang mempengaruhi kehidupan.
 
 
Hal itu dialami Judy Garland (Darci Shaw) sedari kecil, tepatnya ketika ia berusia 14 tahun ketika berperan sebagai Dorothy dalam The Wizard of Oz lewat pembicaraan yang kerap dilayangkan oleh co-founder MGM, Louis B. Mayer (Richard Cordery) yang kerap menjejali pemikiran Judy perihal menjaga penampilan diri, ia tak boleh makan pizza-dan sebagai gantinya ia mengkonsumsi pil penahan lapar-yang membuatnya ketergantungan-hingga menyebabakan gangguan kesulitan tidur.
 
 
Cerita kemudian melompat jauh, menampilkan karier Judy (Renée Zellweger) tatkala dewasa yang mengalami krisis finansial. Ia diusir dari hotel tempat menginapnya karena telat membayar, memaksanya untuk mengirimkan kedua buah hatinya ke rumah mantan suami ketiganya, Sidney Luft (Rufus Sewell) yang tak ia harapkan untuk mengunjunginya. Belum lagi, kondisi psikisnya yang ketergantungan pil pula alkohol berlebih menambah beban berat kehidupan sang aktris. Jalan keluar datang ketika sang manajer menawarkan sebuah pekerjaan sebagai penyanyi tetap di sebuah bar di London.


Belum cukup menemukan jalan keluar yang sepenuhnya terbuka, Judy kerap bermasalah dalam mengisi panggung, keterlambatan pula sikap ketidakpercayaan untuk melakukan performa di tengah tekanan pekerjaan membuatnya dirundung kekacauan. Naskah garapan Tom Edge yang menyadur pertunjukan Broadway End of the Rainbow milik Peter Quilter mengemas kehidupan Judy Garland yang tak seindah warna pelangi, terdapat sebuah hujan lebat yang menerpa kehidupan sang aktris-yang sudah kita ketahui kehidupan sebenarnya.


Berjalan non-linier, Judy sejatinya tak menawarkan sebuah modifikasi baru selain setia pada pakem formula biografi-yang tersusun atas kompilasi kehidupan sang tituler, pendekatan tersebut sejatinya efektif menciptakan sebuah hukum kausalitas-yang menguatkan pengadeganan, memberikan sebuah penguatan terhadap kondisi fisik maupun psikis Judy yang dipacu trauma masa kecil lewat tuntutan industri yang membuatnya depresi.


Namun, tak jarang pula pengadeganan Goold tepat sasaran-yang kemudian menciptakan sebuah adegan numpang lewat yang tak seberapa berpengaruh terhadap hasil akhirnya, setidaknya Goold paham betul bagaimana memberikan tandem terhadap ketakutan yang mengakar pada diri Judy-yang ia tampilkan ketika sang aktris memasuki panggung, Goold menerapkam teknik close-up-yang bertujuan menangkap ekspresi kecemasan dan keraguan Judy, setelahnya ia menampilkan sebuah pertunjukan megah di mana kemeriahan atas antusiasme penonton menguarkan sebuah keindahan atas keajaiban pertunjukan.


Dari detail terkecil semisal keadaan sudut panggung, Goold menyajikan sebuah pendekatan realisme-yang membuat penonton mendukung penuh Judy untuk senantiasa berdiri-terlepas dari perilaku buruknya yang tak bisa untuk dibenarkan-meski dapat dipahami. Semakin hangat, kala Goold menampilkan dua pasangan gay, Dan (Andy Nyman) dan Stan (Daniel Cerquiera) yang begitu mengidolakan Judy-berbagi cerita sembari bercengkrama dengan sang idola. Kondisi ini selain menguatkan, turut memberikan pernyataan bahwa Judy amat menghormati penggemarnya.
 
 
Renée Zellweger adalah kunci utama mengapa Judy begitu hidup, memerankan sosok legenda Zellweger amat memperhatikan detail terkecil dari dari perilaku Judy, mulai dari cara berjalan hingga gerakan tangan dan tubuh ia kerahkan-di tengah tuntutan emosi yang harus ia mainkan, sebutlah ketika berhadapan dengan mantan suami kelimanya, Mickey Deans (Finn Wittrock) yang menyalahkan dirinya atas segala kegagalan yang menimpanya. Mickey tak jauh berbeda dengan Luft yang sebatas "menonton" kehidupan Judy, tanpa ada usaha untuk membahagiakannya.
 
 
Memasuki konklusi, Judy ditutup oleh lagu Over the Rainbow yang kembali menampilkan kerapuhan sang megabintang. Dalam pangungnya, Judy berbicara kepada penonton "Berjanjilah kalian tidak akan melupakanku" yang seketika dijawab oleh penonton dengan sebuah tindakan nyata yang membuat sang aktris menitikan air mata bangga. Hal ini mengukuhkan bahwa Judy adalah tontonan yang masih memiliki rasa, tentunya diluar segala kekurangannya.
 
 
SCORE : 3.5/5 

Posting Komentar

0 Komentar