Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

ISN'T IT ROMANTIC (2019)

Menurut perspektif sebuah film romansa, romantisme kerap digambarkan dengan dua orang sepasang kekasih yang tengah di mabuk asmara, membawa bunga sebagai lambang cinta dengan iringan musik ceria. Isn't It Romantic menolak untuk menuruti pola serupa dan memilih untuk mengolok-olok film romansa dengan alasan tidaklah nyata dan hanya terjadi di dunia sinema atau bahkan hanya dimiliki oleh orang cantik macam Julia Roberts.
 
 
Setidaknya itulah pandangan ibu Natalie (Jennifer Saunders) terhadap sang anak (Rebel Wilson) sewaktu Natalie kecil dan mengidam-idamkan kehidupan romansa seperti film Pretty Woman yang ia saksikan itu. Natalie dewasa kemudian hidup dalam realita dan mengamini perkataan sang ibu bahwa semuanya tak seindah drama romansa. Ini yang kemudian membuatnya sangat benci terhadap sebuah film romansa, berkebalikan dengan sang rekan kerjanya, Whitney (Betty Gilpin) dan Josh (Adam DeVine) yang kerap mendambakannya.
 
 
Sebuah insiden membuat kepala Natalie terbentur ke tiang pembatas hingga tak sadarkan diri dan kemudian menyadari bahwa ia terbangun di rumah sakit. Betapa terkejutnya Natalie ketika kehidupannya berubah seketika bak dalam film romansa. Perawat selalu memujinya, apartemen lusuh kini berubah warna dan penuh dengan peralatan wanita hingga lelaki tampan bernama Blake (Liam Hemsworth) berhasil memperdayainya. Natalie hidup dalam dunia yang dibencinya dan kemudian secara tak langsung menyukai lingkungan barunya.
 
 
Naskah garapan trio Erin Cardillo, Dana Fox dan Katie Silberman (Set It Up) bak sebuah antitesis dari trope film romansa. Mereka mengolok habis-habisan drama romansa lewat sudut pandang realita dan mentransfernya ke diri seorang Rebel Wilson yang dengan nada sarkastik miliknya tampil menggelitik. Terlebih kala dalam sebuah adegan ia kerap mempertanyakan penggunaan PG-13 dalam film romansa yang dilarang untuk melakukan seks atau sulitnya ia mengucapkan "The F-Word" yang kerap melekat pada film tersebut.
 
 
Sutradara Todd Strauss-Schulson (Valibation, All's Fair, The Final Girls) paham betul terhadap kapasitas Rebel Wilson yang kemudian ia eksploitasi kemampuannya, maka terciptalah sebuah kesenangan kala menyaksikannya. Meski kadar komedi miliknya tersaji hit-and-miss, Isn't It Romantic sekalilagi tampil bernyawa lewat sang pelakon utama, terlebih kala Wilson berhasil menciptakan sebuah degradasi hate/love secara natural.
 
 
Dengan durasi 88 menit (yang mana sebuah keputusan yang tepat) menjadikan Isn't It Romantic tampil padat. Meski sukar untuk menolak bahwa naskahnya tak menyimpan cukup daya guna membuka jalan terhadap sebuah penebusan filmnya yang kurang rasa akibat sang kurangnya keintiman sang pelakon utama calon pemilik akhir bahagia (hal ini dianulir naskahnya dalam mengolok formula drama romansa) bersama pasangan yang hendak menemaninya.
 
 
Mungkin hal tersebut hendak dijadikan twist perihal sebuah kejujuran atas rasa di tengah sang pria yang mengidamkan Isabela (Priyanka Chopra) si bintang iklan shampo ternama yang kemudian berhasil ia perdaya. Terdengar klise memang, kala sebuah film yang pada paruh pertama lantang menolak romansa kini berakhir mengikuti pola yang ia tolak.
 
 
Meskipun demikian, Isn't It Romantic tetap memberikan sebuah penyegaran dari sebuah kejujuran (ini nantinya digunakan sebagai moral value utama filmnya). Pun, sulit untuk menyangkal bahwa selama menontonya Isn't It Romantic memberikan sebuah rasa positif. Sementara A Thousand Miles milik Vanessa Carlton mengalun mengiringi adegan, sebelum kemudian ditutup oleh Express Yourself yang dinyanyikan para ensemble cast lewat koreografi lincah. Dari sini, problema yang dimiliki filmnya sejenak terlupakan.
 
 
SCORE : 3.5/5

Posting Komentar

0 Komentar