Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

VIDEO MAUT (2016)

Sah-sah saja menurut saya jika sebuah film horor dengan segala keabsurditasnya meneror penonton dengan cara masing-masing yang bisa di bilang aneh jika selama kualitas oke dan eksekusi mumpuni. Video Maut mencoba membawa penonton lewat teror media video handphone. Its like The Rings with the label cheap.

Berniat berlibur sambil berkumpul bersama (baca : seks) Maya (DJ Rizuka) dan para teman-teman serta sang pacar (Arick Pramana, Mega Puspitasari, dll) berlibur di sebuah villa, masalah timbul tatkala sang pacar mengajak Maya berhubungan seks, Maya pun menyetujuinya, dan itu semua berakhir tatkala Maya mengetahui bahwa ada video rekaman jatuh dari sudut ruangan. Disanalah teror muncul dan melibatkan banyak korban berjatuhan.

Jika The Rings punya teror hantu Sadako, maka lain halnya dengan Video Maut yang mempunyai teror rekaman adegan seks yang kemudian dengan tampilan hantu di akhir rekaman.George Hutabarat dibawah sokongan naskah Ashivery Kumar seperti yang kamu baca diatas menggunakan teror lewat video cheap a la The Rings dimana seseorang yang melihat video tersebut akan menemui azal mereka. Memang sebuah trik yang murahan, dimana Hutabarat disini hanya menggunakan teror video dengan latar belakang yang bisa dibilang dipaksakan, potensi sebuah teror untuk membangun atensi cerita, kita tahu video itu pembawa petaka, namun sangat tak masuk akal adalah kita melihat video seks yang biasanya dipenuhi dengan nafsu birahi kemudian digunakan sebagai ajang pembawa maut dengan latar belakang yang kurang dalam.
Saya tidak menyalahkan bagaimana sutradara mengumbar aurat sang aktris, toh saya bukan pemuka agama atau rasis tatkala melihat adegan seseorang melakukan hubungan seksual dan saya juga cukup menikmati adegannya (eh keceplosan). Tapi, yang jadi masalah disini adalah cara sutradara meneror calon penghias layar dimana banyak karakter sebagai korban selanjutnya adalah langkah yang klasik dan langkah yang bisa di poles itu kemudian di perparah oleh naskah yang urung memberikan sebuah teror yang mencekam dan jauh dari kesan horor, terasa aneh memang jika film horor kehilangan rasa horornya, dan dikemudian dicampur dengan aspek penyelidikan polisi dan kedokteran, dan yang secara mengejutkan adalah dokter itu bisa mengetahui pasien dalam kondisi kerasukan tanpa melakukan riset ataupun rongsen, hebat dan konyol bukan? Berbagai macam plothole lainnya kian terjadi dengan tambahan dialog yang sangat sangat dan sangat dangkal seperti cerita dan eksekusi.

SCORE : 1/5

Posting Komentar

0 Komentar