Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

GHOST DIARY (2016)

Menilik dari penggunaan sub judul berbahasa inggris yang memiliki arti "buku diary hantu" memang sangat mudah jika menilak semacam suguhan bertajuk "ghost diary" adalah sebuah film horor yang terkesan murahan, but i believe with the quotes "don't just book by this cover" demikian juga jika saya terapkan dalam sebuah judul "don't just movies by this cover and sub". Apakah Ghost Diary akan mampu membayar terhadap pertanyaan tadi?

Marsha (Dhea Annisa) seorang remaja puteri yang menghabiskan kesehariannya di asrama, ia memang cenderung introvert bahkan kerap menjadi sasaran dan target bullying oleh teman se-asramanya. Tapi itu bukan hal yang menyeramkan, teror yang lebih menyeramkan tatkala ia kerap bermimpi tentang seorang siswa yang bernama Yulia yang kerap menampakan buku diary-nya. Semenjak itu, teror terkait kejadian masa lalu kembali terulang yang membahayakan nyawa Marsha serta penghuni asrama lainnya.

First of all, Sutradara Dedy Mercy disini mengubah namanya menjadi Aris Martin, di pendebutan penggantian nama ini, Aris Martin rupanya mengangkat sebuah horor dengan nuansa remaja yang kemudian menjadi target bullying, sederhana saja bukan? lalu hubungannya dengan diary apa?. Tak peduli seberapa klise film ini, seberapa berisik jump scare yang mengganggu telinga dan seberapa banyak penggunaan dream sequence yang terlampau, seberapa banyak adegan memunculkan hantu dengan menampilkan kaki saja. Itu semua tak terlalu mengganggu terlebih dengan naskah garapan sang screenwriter (lupa lagi nama sang penulis) dibalik semua kegaduhan yang ia punya, nyatanya "ghost diary" adalah sebuah sajian horor yang tampak bermain dengan malas tanpa memperhatikan basic yang ia punya.
Alhasil, apa yang tertera pada judul terasa sedikit menyimpang, ironis memang melihat dari judul saja tertera tulisan "diary" tapi film ini lebih menampilkan sequence dream yang banyak, embel-embel "diary" pun terbuang sia-sia. Entah apa yang hendak disampaikan leh Aris Martin a.ka Dedy Mercy beserta sang screenwriter kepada penonton? isu terkait bullying? horor dengan penuh kemalasan? entahlah apa jawaban dari itu semua. Film horor memang identik dengan ajang "menakut-nakuti" penonton, dan disini ajang tersebut terasa dipaksakan, Aris Martin terlalu sering menampilkan adegan hantu bahkan adegan kaki hantu yang terlampau banya ditampilkan. Apakah itu terasa oke? Oh, No, It's so disturbing bro, ditambah diperparah lagi dengan penggunaan make up hantu dengan bantuan CGI yang berniat tampil seram malah berujung menggelikan. Come on bro, this is very very and very disturbing plus annoying. Tak hanya itu saja yang membuat saya geleng-geleng, berbagai plot hole serta pengadeganan juga terasa ikut mengganggu, mulai dari beberapa scene yang ah sudahlah, lalu sosok siapa sebenarnya Dio (Ajun Perwira) yang ta jelas keberadaannya, untung saja Dhea Annisa tampil cukup oke disini.Ghost Diary adalah sebuah film dengan absurditas yang tak tertahankan, yang mana akan menyisakan berbagai pertanyaan dan juga pusing yang kian melanda. PANADOL MANA PANADOL?????

SCORE : 1/5







Posting Komentar

0 Komentar