Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

YOWIS BEN 2 (2019)

Sewaktu sebuah film bertemakan romansa dan musik melangkahkan diri menuju sekuel, timbul sebuah pertanyaan terkait "Apa yang akan ditawarkan selain hal demikian?". Pertanyaan ini membawa Yowis Ben 2-yang naskahnya masih ditulis oleh Bagus Bramanti (Yowis Ben, Benyamin Biang Kerok) melemparkan sebuah permasalahan terkait seberapa tingkat kedewasaan mereka dalam menjalani kehidupan. Sungguh sebuah materi baru-yang berpotensi memberikan penceritaan lebih kompleks.
 
 
Alkisah, setelah lulus SMA, para personel Yowis Ben dihadapakan pada serentetan masalah. Bayu (Bayu Skak) ditinggalkan sang kekasih, Susan (Cut Meyriska) demi berkuliah di Jerman bersama Roy (Indra Widjaya). Konflik yang dipersentasikan sambil lalu ini hanya sebatas tempelan, di tengah kenyataan bahwa sang ibu (Tri Yudiman) tak kunjung melunasi bayaran kontrakan-yang kemudian memaksa Bayu untuk mencari uang lebih di tengah keterlibatannya dalam Yowis Ben.
 
 
Sementara itu, Yayan (Tutus Thomson) setelah menikahi Mia (Anggika Bolsterli_ melalui jalan ta'aruf dituntut untu menafkahi keluarga, Nando (Brandon Salim) masih sulit menerima kenyataan bahwa sang ayah (Richard Oh) berpacaran kembali. Rentetan konflik ini berpotensi menunjang penceritaan, meski keanehan timbul dengan background Doni (Joshua Suherman) yang pasca film pertama mendapatkan sorotan lebih, tak diberi porsi cukup selain kenyataan bahwa dia masih menjomblo.
 
 
Berangkat dari masalah tersebut, mereka merasa bahwa Cak Jon (Arief Didu) tak pantas lagi menjadi seorang manajer. Dianggap tak kompeten, Yowis Ben kemudian memecat Cak Jon dan mengikuti Cak Jim (Timo Scheunemann) bersama asistennya, Marion (Laura Theux)-yang disaat bersamaan mengajukan diri untuk memanejeri Yowis Ben dengan alasan mereka harus pindah ke Bandung. Diiming-imingi tempat yang layak pula bayaran mahal, Yowis Ben jelas tergiur dan menerima tawaran.
 
 
Namun, sesampainya di Bandung, kenyataan tak sesuai dengan harapan. Yowis Ben harus mengalami sebuah ujian kala kebutuhan dan idealisme berbenturan. Di mana keduanya menghasilkan sebuah pilihan yang sulit, menjalani dan menerima berarti buta akan materi, sementara kukuh terhadap keyakinan diri akan merusak kepercayaan masing-masing.
 
 
Masih dinahkodai oleh Fajar Nugros (Yowis Ben, Moammar Emka's Jakarta Undercover) Yowis Ben 2 tampil lebih berisi dibandingkan film pertama, tak hanya menjadikan sebuah band sebagai ajang untuk mencari kekasih, melainkan demi menapaki kehidupan yang begitu sulit. Nugros membawa penceritaan filmnya sedemikian santai dengan sentuhan komedi khas filmnya, di mana semakin menarik kala ia membaurkan komedi khas Jawa dengan banyolan khas Sunda. Sebuah kontradiktif yang efektif menyulut gelak tawa.
 
 
Ya, saya amat terhibur dengan gaya tutur komedi filmnya, meski ketika Yowis Ben 2 rubah haluan ke ranah drama, sulit ditemukan jalannya. Nugros bagai mempunyai mode auto-pilot. Pun, dalam menajalankan tuturan drama, terkadang para karakter yang tadinya berkelakar begitu liar mendadak bisa berpetuah mengenai kehidupan. Bagi sebagian penonton, Yowis Ben 2 terkadang terlampau preachy dalam menyuapi nilai moril filmnya.
 
 
Masih ditemani lantunan synth-pop berbahasa Jawa bernada catchy, Yowis Ben 2 mampu mengeliminasi kejengahan kala sebuah sekuen masih berisi lagu pop pemuas telinga. Saya bahkan sempat bernyanyi bersamanya. Meski kala berbicara mengenai konklusi, Yowis Ben 2 terlampau malas melakukan elaborasi, alhasil sebuah simplifikasi pun dipilih.
 
 
Saya bahkan belum menyebut keberadaan Asih (Anya Geraldine), gadis Bandung yang berhasil memikat hati Bayu. Kala cerita menyoroti kebersamaan mereka, penonton nyaris lupa akan muatan konflik yang seharusnya diselesaikan secara baik. Penempatan sekuen ini bukan menguatkan, malah meniadakan konflik personal karakter Yowis Ben lainnya demi menyelami romantika Bayu-Asih yang dipaksa hadir demi adanya percikan romansa.
 
 
Seperti yang telah saya singgung, Yowis Ben 2 menutup kisahnya dengan terlampau gampang, di mana sebuah permasalahan selesai begitu saja lewat satu adegan. Setidaknya kekecewaan tersebut dapat dimaklumi kala Yowis Ben 2 melontarkan sebuah pesan terkait "makna keluarga". Meski tak berada dalam penempatan yang benar, sukar untuk menolak bahwa saya menitikan air mata bersamanya.
 
 
SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar