Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

ANT-MAN AND THE WASP (2018)

Dirilis tiga bulan pasca Avengers: Infinity War (2018), Ant-Man and the Wasp adalah sebuah hidangan penutup pasca sebuah kulminasi pertempuran epik nan depresif ini. Meski tak menawarkan sebuah ruang lingkup yang besar layaknya dua film Marvel Cinematic Universe (MCU) sebelumnya, namun, Ant-Man and the Wasp mengetengahkan sebuah ruang lingkup kecil-yang dekat dengan keberlangsungan hidup kita, yakni keluarga.

Mengambil cerita pasca kejadian di Captaian America: Civil War (2016), Scott Lang (Paul Rudd) kali ini kembali menjadi seorang tahanan, tahanan rumah tepatnya. Selama mengalami proses penahanan, Lang menghabiskan waktu bersama Cassie (Abby Ryder Forston) puteri kecilnya-yang kembali mengunjungi rumah. Dari mulai bermain petak umpet hingga membuat sebuah wahana "terowongan semut" Lang lakukan bersama Cassie, dari sini nuansa hangat keluarga tercipta.

Di sela masa tahanannya, Lang bertemu kembali dengan Dr. Hank Pym (Michael Douglas) pula Hope (Evangeline Lily)-yang tengah melakukan misi menuju Quantum Realm, sebuah tempat di mana Janet (Michelle Pfeiffer), istri Dr. Hank Pym sekaligus ibu Hope terjebak di dalamnya. Dimulailah proses menyelamatkan dan "menemukan kembali" makna keluarga.

Namun, dalam pelaksanaannya, terdapat sebuah ancaman lain-yang hadir dalam misi tersebut, yakni hadirnya sosok Ghost (Hannah John-Kamen) wanita dengan kekuatan tak terlihat dan tembus benda padat-yang mempunyai agenda lain perihal benda tersebut. Masih dinahkodai oleh Peyton Reed (Bring It On, Yes Man, Ant-Man), Ant-Man and the Wasp menghadirkan semangat film pertamanya dalam mengkreasi balutan aksi bermain dalam "ranah kecil" yang kini lebih besar skalanya. Meski kesenangannya memudar, sulit untuk tak menampik bahwa Ant-Man and the Wasp adalah sebuah sajian hangat-yang pantas ditonton bersama keluarga tercinta.

Ditulis naskahnya secara keroyokan oleh lima orang-yang salah satunya melibatkan Paul Rudd di dalamnya, unsur kekeluargaan dalam Ant-Man and the Wasp ditekankan, bahkan villain utamanya pun tak memiliki keinginan untuk merubah atau menguasai dunia, melainkan untuk kembali seperti semula layaknya manusia biasa. Di samping suguhan aksi-yang memikat mata, Ant-Man and the Wasp menyuguhkan bagaimana sebuah film hiburan pelepas penat terjaga.

Pun, mengenai sentuhan komedinya, Reed menampilkan beberapa momen-yang sanggup mengundang tawa-yang mana salah satunya melibatkan tokoh  Luis (Michael Peña) yang kembali menghadirkan sebuah dialog berbekal situasi yang berada di depannya, di samping kamera hasil bidikan Dante Spinotti (X-Men: The Last Stand, Tower Heist, Hercules) setia menangkapnya. Sementara Rudd kembali memamerkan performa komikal serupa-yang kali ini berupa sebuah gender swap.


Meski kerap melibatkan dialog berbasis sains di dalamnya, Ant-Man and the Wasp masih sebuah sajian menyenangkan. Guliran aksinya sesekali menghadirkan sebuah momen komedik, sebutlah keberadaan permen Hello Kitty besar di jalanan-yang mampu memantik senyum pula kebahagiaan tersendiri. Meski sulit menyebut bahwa Ant-Man and the Wasp sebuah sajian spesial layaknya predikat yang saya berikan terhadap film pertamanya.


Barisan pemainnya luar biasa solid, Evangeline Lily berbekal ketenangan dan ketangguhan yang dimilikinya menjadikan sosok Hope begitu menyenangkan kala berada di medan tempur, Abby Ryder Forston si bocah berusia 10 tahun menghadirkan penampilan menggemaskan sepanjang durasi, sementara Michelle Pfeiffer-meski tampil dengan jatah waktu kurang dari 5 menit, sang aktris mampu menghadirkan sebuah pesona bintang luar biasa, mengingat usianya sudah menginjak 60 tahun.


Meski sedikit mengalami kendala perihal penceritaan-yang sesekali tampil tumpang tindih, Ant-Man and the Wasp adalah sebuah sajian ringan nan dinamis berkat kecakapan Reed dalam menajalankan pacing time, durasi 120 menit dirasa begitu padat untuk menghadirkan pula mengembalikan bahkan menciptakan kembali sebuah harta yang paling berharga: keluarga.


SCORE : 3.5/5

Posting Komentar

0 Komentar