Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

BIG BROTHER (2018)

Kalau bukan karena pembawaan kharismatik Donnie Yen, Big Brother hanya akan menjadi sebuah suguhan drama cheesy-tentang dunia pendidikan serta problema para murid-muridnya, diniati sebagai sebuah kritisi terhadap sistem pendidikan di Hong Kong-yang memiliki kasus bunuh diri oleh para siswa-siswi SMA-yang kian meningkat setiap tahunnya, Big Brother dirasa sukses menyentil isu tersebut-meski penceritaan terburu-buru dan terkadang preachy melekat kepada filmnya.
 
 
Donnie Yen memerankan Henry Chen Xia-seorang mantan anggota militer-yang memutuskan kembali ke tempat asalnya dan kemudian mengajukan permohonan menjadi seorang guru di sekolah Tak Chi-yang tengah di ambang masalah. Chen Xia ditempatkan pada sebuah kelas-yang berisi sekumpulan siswa-siswi-yang dianggap sebelah mata, di dalamnya hanya berisi para murid bermasalah dengan guru, biang onar-serta mereka yang gemar tidur di kelas hingga mereka yang kebiasaannya memasak mie instan ketika jam pelajaran.
 
 
Tentu, naskah garapan Tai-lee Chan-akan menuntun kita terhadap upaya-yang dilakukan Chen Xia dalam meluluhkan para muridnya lewat pengajaran eksentrik pula inkonvesional yang dilakukan Chen Xia-yang kemudian cerita memfokuskan permasalahan terberatnya pada 5 murid, mereka adalah Gordon (Gordon Lau) murid berdarah Pakistan-yang kerap dianggap rasis, Gladys (Gladys Li) si tomboy-yang merasa dinomor-duakan oleh sang ayah, Jack (Jack Lok) si tulang punggung keluarga, dan si kembar Bruce (Bruce Tong) dan Chris (Chris Tong), korban perceraian keluarga.
 
 
Elaborasi kelima murid-yang dipersentasikan oleh Ka-Wai Kam (Ip Man, Ip Man 2, Colour of the Game) sejatinya mampu menarik simpati penonton berkat kedekatan alasan-mengapa mereka bersifat demikian. Tentu, pendekatan dilakukan-yang kemudian mengurangi porsi pengajaran di kelas. Jelas sebuah distraksi-yang untungnya dapat diterima selama tak mengganggu penceritaan.
 
 
Big Brother pun sempat masuk ke ranah kelam sekalipun, yang dari sana kita akan melihat pertarungan Chen Xia melawan para gangster-yang dengan kepiawaian aksi Donnie Yen-mampu menghadirkan sebuah aksi laga kelas satu di tengah sentuhan aksi-yang hanya terjadi dua kali, memberikan sebuah penyegaran tersendiri kala cerita berjalan formulaik sekalipun.
 
 
Berbicara aftertaste pasca menonton, Big Brother memang tak menyajikan sebuah kesan mendalam terkait dunia pendidikan, kritisinya hanya sebatas menjalankan penceritaan-yang kemudian menginjak sebuah fase penggampangan. Pun, Big Brother kadangkala terasa preachy dalam menuturkan pesan-yang saya rasa bakal dengan mudah penonton petik dengan sendirinya.
 
 
Namun, saya paham betul-bahwa Big Brother memang sebuah sajian hiburan ringan-yang enggan masuk ke fase serius secara mendalam. Itu bisa saya terima, karena di saat bersamaan, Big Brother mampu menghadirkan rasa nostalgia terhadap kerinduan akan ke-khasan sinema Hong Kong-yang sulit saya temukan.
 
 
SCORE: 3/5

Posting Komentar

0 Komentar