Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

SUZZANNA: BERNAPAS DALAM KUBUR (2018)

Bukan, ini bukan remake maupun reboot dari film sang legenda horor Indonesia, Suzzanna Martha Frederika van Osch. Lebih tepatnya, Suzzanna: Bernapas dalam Kubur adalah sebuah penghormatan bagi sang mendiang-yang kali ini disajikan tepat sasaran alih-alih hanya semata mengeruk pundi-pundi finansial. Judulnya sendiri bak gabungan dari Bernapas dalam Lumpur (1970) dan Beranak dalam Kubur (1971). Menariknya, Suzzanna: Bernapas dalam Kubur justru lebih terinspirasi oleh Sundel Bolong (1980), yang mana merupakan tokoh sentral dalam filmnya sendiri.
 
 
Tak ada nama Alicia, Murni, maupun Suketi (yang paling tenar) melainkan Suzzanna yang diperankan oleh Luna Maya (dalam balutan make-up prostetik sempurna). Dari sini, para pembuatnya paham betul dalam melakukan sebuah ode bagi sang mendiang. Ceritanya sendiri mengenai sepasang suami-istri, Suzzanna dan Satria (Herjunot Ali) yang pasca melewati umur tujuh tahun pernikahannya-mendapati sebuah momen yang selama ini dinanti-nanti tiba, Suzzanna resmi tengah mengandung. Dari sini kita melihat sebuah adegan yang menyatakan sebuah janji dari Satria kepada Suzzanna.
 
 
Tentu, tak butuh waktu lama untuk elemen horornya masuk. Semua bermula kala Satria ditugaskan pergi ke Jepang oleh sang atasan, meninggalkan Suzzanna yang kini tengah berbadan dua. Pada suatu hari, Suzzanna memutuskan untuk pergi menonton layar tancap-yang di saat bersamaan terjadi sebuah perampokan akibat ulah kenaikan gaji dari karyawan Satria di tolak. Mereka adalah: Umar (Teuku Rifnu Wikana), Dudun (Alex Abbad), Jonal (Verdi Solaiman), dan Gino (Kiki Narendra0. Di luar dugaan, ternyata Suzzanna pulang lebih awal, mereka terpaksa membunuh demi menutupi apa yang terjadi dan menguburkan Suzzanna di pekarangan belakang rumah.
 
 
Keesokan harinya, Suzzanna tiba-tiba terbangun dari tempat tidur. Seolah semuanya hanya berjalan bak mimpi buruk semata, Suzzanna yang menyadari bahwa dia bukanlah manusia lagi merasa cemas identitasnya diketahui sang suami. Dari sini, naskah buatan Bene Dion Rajagukguk (Stip & Pensil, Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! part 1 & 2) bersama sang produser, Sunil Soraya (Supernova: Ksatria, Putri & Bintang Jatuh) pula bantuan Fery Lesmana (Danur: I Can See Ghosts) melayangkan sebuah keputusan paling berani. Di mana alih-alih terlihat aneh, naskahnya di rasa manusiawi. Ini yang memberikan sebuah impact pula motivasi yang jelas pada tokoh Suzzanna dalam melangsungkan sebuah balas dendam.
 
 
Tentu, penerapan aturan-aturan klenik yang mungkin pernah terjadi menguatkan naskahnya, di mana Bene beserta Sunil pula Fery membuat aturan-aturan tersendiri dalam kerja balas dendam Sundel Bolong yang tak seberapa banyak-namun tampil konsisten. Ini pula yang membawa para pembantu Suzzanna: Rojali (Opie Kumis), Tohir (Ence Bagus), dan Mia (Asri Welas) dalam sebuah adegan investigasi sang majikan-yang tersaji sedemikian menggelitik berkat ketepatan timing para pelakon-yang sampai sekarang masih tergambar jelas di ingatan.
 
 
Hingga sebuah momen yang ditunggu-tunggu tampil-berhasil menyita perhatian. Momen pembalasannya sarat akan gore pula darah-yang mana merupakan kesenangan tersendiri menyaksikannya. Rocky Soraya (Sabrina, Mata Batin, The Doll 2) beserta Anggy Umbara (awalnya proyek ini dikerjakan ia seorang) paham betul dalam menghadirkan sebuah keseraman berdosis tinggi-yang makin cantik pula lengkap dengan bidikan kamera dari Ipung Rachmat Syaiful (Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212, Rudy Habibie) yang piawai mengambil gambar, tengok sebuah adegan menjelang pembunuhan Suzzanna yang menggunakan teknik long-shot dalam menangkap sudut demi sudut rumah atau saat hantu Suzzanna membawa kepala salah satu korban.
 
 
Musik gubahan Andhika Triyadi (Dilan 1990, Dear Nathan, Cek Toko Sebelah) turut mengoskrestrasi sebuah momen dengan begitu megah, meski menjelang konklusi semuanya bak kurang terasa -sebab dramatisasi yang berujung lemah-akibat performa Herjunot Ali yang kurang memadahi. Tingkat keseramannya mungkin tak berada pada taraf yang tinggi, namun Suzzanna: Bernapas dalam Kubur adalah sebuah penghormatan yang tinggi nan sarat hiburan yang menyenangkan.
 
 
SCORE : 3.5/5

Posting Komentar

0 Komentar