Mengikuti jejak Surat Cinta Untuk Starla The Movie (2017) yang dibuat atas dasar dari lagu berjudul sama karya Virgoun, Asal Kau Bahagia pun serupa, berawal dari lagu populer dengan viewers lebih dari 200 juta kali pada saat dirilis official lyrics-nya untuk pertama kali. Tembang lagu milik Armada bernuansa catchy cenderung mellow itu mengajak pendengarnya untuk meratapi cinta. Pun, selaras dengan hal itu, Asal Kau Bahagia dibuat serupa demi menghasilkan sebuah romantika remaja-yang akan terwakili olehnya.
Bercerita mengenai hubungan asmara yang dijalin oleh Ali (Aliando Syarief) bersama Aurora (Aurora Ribero), dua muda-mudi yang bertolak belakang di mana Aurora adalah gadis populer di sekolah, sementara Ali adalah pria introvert. Ali kerap menanyakan keputusan Aurora mencintai pria biasa seperti Ali-yang membawa sebuah dialog klise berupa "Aku mencintaimu selamanya", terdengar bermakna. Hingga suatu ketika Ali mengalami kecelakaan ketika hendak menemui Aurora, Ali Koma, namun jiwanya masih tetap berkeliaran meski tak terlihat.
Dari sini, naskah garapan Aline Djayakusuma (Gila Lu Ndro!) bersama sang mentor Upi (My Stupid Boss, #TemanTapiMenikah) menerapkan elemen fantasi berupa out-of-body experience yang terjadi pada Ali guna membuka sebuah rahasia baru yang tak pernah ia ketahui sebelumnya terkait Aurora-yang ternyata selama enam bulan diam-diam telah berselingkuh dengan Rassya (Teuku Rassya). Dari sini kita melihat jiwa Ali yang mendaka lemah dan remuk, mencari alasan mengapa Aurora melakukan hal tersebut.
Saya bertanya terkait kenapa Ali yang hanya bisa menyentuh barang tak menulis sebuah surat kepada Aurora? Bukankah hal itu akan lebih singkat guna memahami isi sang pujaan hati? Namun jikalau menerapkan hal demikian tak akan membuka seorang tokoh bernama Dewa (Dewa Dayana) teman setia Ali-yang ternyata bisa melihat pula berkomunikasi dengannya. Menengok dari trailer pun kita akan mengetahui bahwa kelak Dewa akan menjadi perantara hubungan Ali dengan Aurora yang butuh kejelasan pasti.
Berkat chemistry meyakinkan Ali-Dewa, Asal Kau Bahagia turut menyentuh ranah buddy comedy yang tampil memikat berkat kepiawaian improvisasi kedua pelakon, pun ini digunakan sang sutradara, Rako Prijanto (Sang Kiai, 3 Nafas Likas, #TemanTapiMenikah) guna menambah warna ditengah penceritaan cukup kelam miliknya. Memang, interaksi Ali-Aurora tak mendominasi, namun ini bisa dipahami guna menampilkan sebuah keretakan hubungan diantara keduanya, sekalinya tampil lewat adegan berupa flashback hadir, performa keduanya mampu tampil bersinar, memberikan couple baru di ranah romansa remaja sinema Indonesia.
Beruntung, Asal Kau Bahagia mempunyai ensemble cast memikat di tengah kurangnya eksplorasi naskah terkait penceritaan, terlebih naskahnya kerap menyepelekan alasan lain yang ternyata krusial. Semisal introversi karakter Ali yang kurang terlihat, atau alasan mengapa Aurora menganggap Rassya lebih liar daripada Ali urung sekali terlihat meyakinkan. Mungkin, sang penulis naskah hendak menuturkan kisah intinya, meski tetap kurangnya eksplorasi menjangkiti filmnya.
Asal Kau Bahagia juga memiliki sinematrogafi indah, tengok adegan kala karakternya berlari dari pintu ke pintu rumah sakit, atau kala mereka tengah bersama, pemilihan palet warnanya turut berjasa kala filmnya mampu menampilkan sebuah pencahayaan terang-gelap yang mendukung cerita. Tentu semua berkat jasa Rako Prijanto yang dibantu sinematografer Hani Pradigya (#TemanTapiMenikah, Wage).
Menuju konklusi, Asal Kau Bahagia memilih jalur aman untuk menutup kisahnya sementara saya mengharapkan sebuah gambaran dari "the art of letting go" yang mana akan lebih emosional pula dewasa. Pilihan tersebut bukan berarti melucuti inti filmnya, namun mengurangi resolusi dewasa miliknya-tanpa harus kehilangan sisi bittersweet romantika remaja. Bisa dipahami karena Rako beserta sang penulis naskah merasa hal tersebut akan lebih banyak mewakili penontonnya. Setidaknya, Asal Kau Bahagia mampu tampil manis tanpa bahasa pula dialog (sok) puitis.
SCORE : 3/5
0 Komentar