Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

THOR: RAGNAROK (2017)

Selain memberikan nuansa berbeda pasca pembawaan serius dari seri Thor sebelumnya, Taika Waititi berhasil menyuntikkan elemen baru yang sejatinya segar, dan terpenting semuanya berjalan sesuai harapan dalam menciptakan sebuah aksi di tengah warna vibrant, Thor: Ragnarok mungkin sedikit mengekor Guardians of the Galaxy, namun nyatanya semuanya tak seperti demikian. Ada nuansa baru yang saling bertautan antar karakternya pula wajah baru dari tokohnya (yeah, i look at you, Chris)
 
 
Dalam misinya kali ini, Thor (Chris Hemsworth) harus menghentikan Ragnarok, yakni akhir dari segalanya. Menghadapi Hela (Cate Blanchett) yang merupakan Dewi Kematian pula kakak tertuanya yang menagih janji sang ayah guna menguasai Asgard. Hela datang dan menghancurkan Mjolnir milik Thor yang dalam perjalanannya, Thor terdampar di Planet Sakaar yang dikuasai oleh The Grandmaster (Jeff Goldblum), memaksanya mengikuti kontes layaknya Gladiator melawan Hulk (Mark Ruffalo) yang kemudian diperparah kala tipu daya Loki (Tom Hiddleston) ikut menghalangi.
 
 
Bersama Eric Pearson, Waititi memberikan bobot komedi di tengah hancurnya perasaan pula tempat sang Dewa Petir. Layaknya dunia fantasi, semuanya bisa diselesaikan begitu saja pula ditertawakan secara bersamaan. Keputusan dalam memberikan nyawa "komedi" terhadap masing-masing karakternya adalah sebuah kejutan tersendiri. Kala Thor memohon untuk tak dicukur rambutnya, atau pertama kalinya sang Dewa Petir melihat penis Hulk menimbulkan sebuah sajian komedi menggelitik yang mengusik saraf tawa, tunggu kala Hulk menyebut "devil's anus" kala masuk ke sebuah portal dimensi.
 
 
Meskipun mengusung tema kelam berupa kehancuran masif, Waititi setia menyempilkan sebuah komedi guna tercipta sebuah keseimbangan tersendiri. Sebuah langkah berani yang memberi panggung juga performa bobot lebih bagi para pelakonnya, Kala Chris Hemsworth mulai perkasa sebagai "Dewa Petir" alih-alih "Dewa Martil", persona Mark Ruffalo sebagai Hulk yang bak tak punya saraf malu, hingga kehadiran sosok hero lain berupa Valkyrie (Tessa Thompson) yang kegemaran mabuknya tak terkontrol menghasilkan sebuah chemistry yang klop kala berkelakar maupun menjalankan aksi.
 
 
Sayang, persona Cate Blanchett kurang dimanfaatkan, kita hanya sebatas mengenalnya sebagai Dewi penyebar kematian pula kebencian, kurangnya elaborasi terkait motif personalnya menjadi penyebab mengapa Hela kurang gahar di dalam, meski tampak luar ia memanglah gahar. Waititi pun turut tampil sebagai Korg yang memiliki tubuh besar berbatu tapi bersikap "lembut", pun sederet cameo ikut tampil, sebutlah Doctor Strange (Benedict Cumberbatch) yang kemampuannya menimbulkan nuansa komedik terhadap Thor dan Loki.
 
 
Thor: Ragnarok has a plot wise and that's why Waititi regulate with comedy taste. Keputusan yang bijak dilakukan Waititi guna menutupi plot tipis ini tampil begitu menyenangkan guna menjauhkannya dari kesan membosankan. Itu berhasil dan melebihi batas kemampuannya yang gemilang. Tak lupa, sajian dramatik pun turut ditambahkan sebagai penguat dari motivasi karakternya alih-alih penyulut tangis yang sama sekali tak dibutuhkan kehadirannya. 
 
 
SCORE : 4/5

Posting Komentar

0 Komentar