Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

THE SPY WHO DUMPED ME (2018)

Jika bukan karena pelakon utamanya (baca: Kate McKinnon), The Spy Who Dumped Me adalah sebuah sajian action-comedy yang tipis dan dipakasa ditarik selebar mungkin. Terdengar klise memang, sekali lagi, ini berkat pesona serta improvisasi Kate McKinnon yang luar biasa menggelitik, mampu menarik dan menghidupkan saraf tawa serta keinginan untuk menontonnya. Persona sang aktris memang luar biasa, lewat tingkah eksentrik miliknya saya dan mungkin anda akan terkekeh sekaligus jatuh cinta dengan karakter Morgan (nama belakangnya adalah amunisi humor cukup efektif) yang dimainkan oleh Kinnon, termasuk dalam sekuen komedi tak lucu sekalipun.
 
 
Bersama dengan Audrey (Mila Kunis) mereka menjalin hubungan persahabatan yang bertolak belakang, di mana Audrey di posisikan sebagai "wanita normal" yang dicampakkan oleh seorang agen mata-mata CIA bernama Drew (Justin Theroux) yang suatu hari hilang mendadak begitu saja. Drew kembali, dan kini bersama segerombolan pembunuh beserta agen MI6 yang sama-sama mengincar sebuah flash drive yang disembunyikan Drew. Bisa ditebak, flash drive itu jatuh ke tangan Audrey dan memaksa dirinya beserta Morgan terlibat dalam sebuah aksi mata-mata penuh intrik, aksi, kekonyolan pula kebodohan.
 
 
Tentu, flash drive yang mempunyai fungsi dapat membobol jaringan internet di seluruh dunia lewat "cara belakang" ini hanya sebatas usaha Susanna Fogel (juga merangkap sebagai sutradara) bersama David Iserson dalam usaha memanjangkan durasi, mempertebal kekonyolan dan aksi sebanyak mungkin demi menutupi naskah tipis yang berusaha mereka samarkan.
 
 
Alhasil, tak butuh waktu lama untuk saya terikat oleh petualangan konyol mereka, yang kemudian turut melibatkan agen CIA bernama Sebastian Henshaw (Sam Heughan), rekan Drew yang sama-sama ingin mengamankan flash drive penting itu. Fogel memang tak punya cakupan lebih selain senantiasa setia beraksi bersama kelucuan serta kegilaan yang tak terpotsir, memeras para cast sedemikian banyak guna menghidupkan filmnya yang turut menyentuh aksi sarat kekerasan sekalipun.
 
 
Ya, anda akan melihat para musuh yang mati secara mengenaskan, mulai dari wanita yang tangannya tertusuk pisau hingga para pengendara motor yang terpental jauh dan keras di jalan raya, semuanya tak menjadi fokus utama, melainkan aksi sambil lalu yang diselipi sekuen komedi sekalipun. Seperti tokoh pembunuh wanita bertangan dingin bernama Nadejda (Ivanna Sakhno) yang sukar sekali untuk tersenyum mendapat sekuen komedi, hasilnya adalah sebuah kelucuan yang tepat sasaran.
 
 
Harus diakui, Fogel memang piawai memainkan komedi yang ditunjang para pemain yang bertalenta seperti Kinnon dan Kunis yang mampu mengimbangi, entah tanpa kehadiran mereka film setipis ini belum tentu berjalan cukup menyenangkan di tengah beragam aksi yang bisa saja tampil hambar.
 
 
Tak puas sampai situ, Fogel rupanya memiliki ambisi yang cukup besar. Kala intrik yang kemudian melupakan kita pada sebuah konflik yang membawa flash drive, tuturan pesan terhadap dua pelakon utama sejatinya berjalan tak seimbang. Ya, meski tak sepenuhnya gagal, ini terasa cukup dipaksakan hadir di tengah film yang hanya bertujuan "have fun" saja. Walaupun demikian, sulit rasanya untuk tak terikat oleh komedi-aksi film ini, meski di tilik secara lebih, semuanya serba tanggung dan tipis sekalipun.
 
 
SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar