Spider-Man: Homecoming adalah film ke-6 tokoh ikonik Spidey di filmkan. Ini bukanlah origin story mengenai asal-muasal Peter Parker (Tom Holland) mendapatkan kekuatan supernya yang memang telah dijelaskan oleh waralaba versi sebelumnya. Berbekal clue di Civil War, kita langsung diajak untuk melihat bahkan merasakan kehidupan seorang Peter Parker yang baru menginjak usia 15 tahun dan masih duduk di bangku SMA, bersahabat dengan Ned (Jacob Batalon) dan berhasrat mengencani seorang teman sekolah, Liz (Laura Harrier) pada pesta homecoming. Sesederhana itu memang.
Keputusan untuk memberikan sebuah sajian yang berbeda adalah keputusan yang tepat di tengah cerita konvensional Spider-Man yang kebanyakan orang sudah mafhum betul. Modifikasi lain hadir dari penampilan Bibi May (Marisa Tomei) yang lebih muda dan menjadi idola pria di Queens. Pun terkait pengemasan yang dilakukan sutradara Jon Watts kental DNA film remaja khas John Hughes ( The Breakfast Club, Ferris Bueller's Day Off) yang dalam salah satu adegan merupakan penghormatan bagi karyanya.
Mengenai sosok villain, Homecoming mempunyai Adrian Toomes a.ka The Vulture (Michael Keaton) yang menyimpan dendam terhadap Tony Stark (Robert Downey Jr.) yang bersama anak buahnya mengumpulkan dan mencuri beragam teknologi bekas pertempuran Avengers di Age of Ultron yang kemudian ia modifikasi, dan menjualnya kembali. Toomes bukanlah megalomania yang berhasrat menguasai dunia, ia adalah sosok pria yang ingin menyambung hidup. Keputusan ini selaras dengan situasi masa kini sekaligus menjadikan Vulture sosok villain berbeda dan terbaik yang pernah dihasilkan Marvel Cinematic Universe (MCU).
Naskah yang ditulis keroyokan oleh enam orang: Jonathan Goldstein, John Francis Daley, Jon Watts, Christopher Ford, Chris McKenna dan Erik Sommers memberikan sebuah hiburan terkait problematika remaja yang gampang diikuti, pun memberikan Peter Parker dalam drama coming-of-age adalah sebuah sajian yang cukup mengena bagi karakternya, di mana Peter mengalami dilema antara menjadi seorang remaja dan ambisinya untuk menyelamatkan dunia.
Pasca Guardians of the Galaxy, Marvel memang dikenal piawai memadukan unsur lain, di Homecoming komedi menjadi salah satu unsur yang menghiasi yang sayangnya gagal tersaji berkat lemahnya narasi. Pun mengenai cakupan aksi, Homecoming tak berada pada taraf yang tinggi. Ini masih seputar aksi di bawah standar MCU. Sedikit bisa dipahami, ini mengenai sosok pria remaja yang baru pertama kali melakukan aksi.
Tom Holland adalah versi tokoh Spider-Man yang menyenangkan yang sesuai dengan komiknya, dekat dengan sifat friendly neighborhood. Persona Holland mewadahi akan semangat itu sementara Zendaya memikat lewat pembawaan gaya deadpan miliknya.
Mengenai konklusi, Homecoming terlalu buru-buru menutup kisahnya tanpa terlebih dahulu membawa karakternya pada situasi yang menjadi sebuah progres terhadap penebusan tersebut. Pun, keputusannya mendadak tanpa ada sebuah intensi lebih. Dari sini jangkauan aksi memikat layaknya film Spider-Man terdahulu memang gagal untuk tampil, meski sulit untuk dipungkiri bahwa Spider-Man: Homecoming memberikan sebuah inkarnasi berbeda yang tak dimiliki film sebelumnya.
SCORE : 3.5/5
0 Komentar