Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

GUARDIANS OF THE GALAXY VOL. 2 (2017)

James Gunn dan Guardians of the Galaxy sudah menjadi satu kesatuan, di mana pada tahun 2014 lalu, Gunn memberikan sebuah pengalaman yang berbeda kala menyaksikan sebuah film superhero di samping membawa para karakternya kian dikenal publik berjat ke-khas-an yang sudah melekat. Guardians of the Galaxy Vol. 2 adalah bentuk sebuah pencapaian yang dikembangkan pada tempatnya. Kala warna vibrant dan nuansa cosmic melekat pada film pertama, Gunn memberikan kejutan lain yang lebih dari sekedar twist, yakni "hati" yang dimiliki para karakternya.
 
 
Melanjutkan film pertamanya mengenai identitas ayah dari Peter Quill a.ka Star Lord (Chris Pratt), yang ternyata adalah sosok celestial bernama Ego (Kurt Russell). Demi menebus pula memperbaiki hubungan lama yang kurang terjalin, Ego mengundang Peter, Drax (Dave Bautista) serta Gamora (Zoe Saldana) ke planet miliknya, sementara Rocket (Bradley Cooper) dan Baby Groot (Vin Diesel) tengah menjaga Nebula (Karen Gillan) sembari memperbaiki Milano yang rusak pasca perang Sovereign. Di lain kesempatan, pendeta Sovereign yang dipimpin Ayesha (Elizabeth Debicki) menyewa Yondu (Michael Rooker) dan para Ravagers menangkap para Guardians yang telah mencuri sebuah batre milik Sovereign.
 
 
Bukti nyata Gunn telah melekat dengan cerita yang ia tulis sendiri adalah dengan mempertahankan apa yang telah di capai film pertamanya (nuansa komedik berbalut aksi chaotic) yang juga menimpa Vol. 2. Sempat di rasa pengualangan film pertamanya kala sekitar menit 15-20 bergulir yang juga ditemani iringan musik Mr. Blue Sky. Namun, anggapan itu seketika hancur kala Vol. 2 mulai memberikan nuansa berbeda perihal keterkaitan pula relasi para karakternya yang layak disebut keluarga. Ya, Gunn kembali mempersatukan para mereka yang terpisah guna merengkuh kembali hangatnya nuansa keluarga.
 
 
Mulai Quill beserta ayahnya, Gamora dan Nebula yang sering berseteru, Rocket dan Baby Groot hingga interaksi Drax si "Mulut Besar" bersama Mantis (Pom Klementieff), si alien berkemampuan emphatic yang Ego besarkan. Mengenai relasi Drax-Mantis memunculkan sebuah suguhan komedi yang luar biasa mengocok perut kala keluguan Mantis harus berhadapan dengan sikap Drax yang "tak terkontrol" dalam artian berkata sejujurnya.
 
 
Emosi terhadap relasi karakter kian berasa, kala semuanya tak hanya sebatas pelengkap, melainkan pondasi utama serta alasan mengapa tersulutnya sebuah konflik. Memang, narasi Gunn acap kali melompat satu dengan yang lain di tengah penggarapan alur yang menghantarkan pada sebuah spectacle layaknya film pertama. Namun, lebih dari itu, Guardians of the Galaxy Vol. 2 tetaplah mengenai tumbuh kembang keluarga yang nantinya akan bersarang pada anggota Guardians pula dasar dari kelompok tersebut.
 
 
Keberhasilan drama arc-nya memang berada pada batas mengundang air mata. Kala kita melihat sosok Quill yang rindu kasih sayang keluarga, Yondu sang father figure dengan segala pengorbanannya hingga Baby Groot dengan segala keluguan dan kelucuannya. Bersama mereka kita bersimpati dan berdiri tegak. Inilah bentuk dari apa yang dicapai Gunn kala ia berhasil mengikat kita bersama suguhannya.
 
 
Dibanding film pertama yang diselingi pencarian infinity stones pula sosok Thanos, Vol. 2 sedikit melupakan hal tersebut. Memilih berkonsentrasi dengan personal pribadi karakternya sebelum mereka berdamai kembali, menciptakan aksi menjaga galaksi pula membawa sebuah makna dan homage bagi filmnya sendiri.
 
 
Note : Jangan lupakan 5 credit scene yang akan menghantarkan seri ini ke jangkauan cerita yang lebih tinggi.
 
 
SCORE : 4/5

Posting Komentar

0 Komentar