Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

GUARDIANS OF THE GALAXY (2014)

Saya amat menyukai bagaimana sebuah film tampil apa adanya tanpa terkesan pretensius, meskipun dalam cerita yang tipis sekalipun. Guardians of the Galaxy yang merupakan bagian dari Marvel Cinematic Universe (MCU) mungkin awalnya tak setenar tokoh ikonik macam Iron Man maupun Captain America. Berbanding terbalik dengan kedua tokoh ikonik yang mempunyai stand-alone movie yang cenderung serius, Guardians of the Galaxy tampil dengan nada komedi yang sulit untuk disaring, di mana para tokoh utamanya gemar bertingkah konyol, bersumpah serapah sembari bertingkah bodoh.

Mereka diantaranya terdiri dari: Peter Quill a.ka Star Lord (Chris Pratt) salah satu tokoh yang berasal dari Bumi dan kemudian menjadi seorang pencuri kelas teri di bawah komando Yondu Udonta (Michael Rooker) yang menjadi penampung sekaligus ketua Ravager, di mana Quill menjadi sang bawahan-tengah memperebutkan sebuah batu misterius di sebuah planet bernama Morag yang konon bernilai mahal. Quill tak sendiri, hadir pula Ronan (Lee Pace) dan Nebula (Karen Gillan) yang juga mengincar batu tersebut guna diserahkan kepada Thanos (Josh Brolin) yang ingin menguasai dunia. Sampai sini, naskah buatan Nicole Perlman bersama James Gunn (turut merangkap sebagai sutradara) hanya berkutat mengenai perebutan sebuah batu.

Hingga kala Quill berhasil mendapatkan kembali batu tersebut, muncul ancaman lain berupa kehadiran Gamora (Zoe Saldana) bangsa Kree yang diasuh dan menjadi anak angkat Thanos. Mereka pun harus mendekam di penjara dan bertemu dengan Drax (Dave Bautista) si tahanan bertubuh besar yang gemar bersumpah serapah pula menyimpan dendam terhadap Ronan. Lambat laun kita akan melihat para berandalan dari luar angkasa ini menjadi para penjaga galaksi bersama Rocket Raccoon (disuarakan oleh Bradley Cooper) pula manusia pohon yang hanya bisa mengucap "I'm Groot" yang disuarakan oleh Vin Diesel. Dari sini, aksi berbalut komedi dalam menyelamatkan galaksi dimulai.

First of all, seperti yang telah saya singgung di atas, Guardians of the Galaxy adalah tontonan dengan cerita tipis namun memiliki kadar hiburan yang begitu tinggi. Ini sejatinya menarik, kala Gunn tampil konsisten dan apa adanya dengan kedangkalan cerita yang kemudian disulap dengan beragam aksi pemuas mata kala para tokoh saling bahu-membahu membusungkan dada menumpas kejahatan demi melindungi galaksi. Jangan tanyakan background story yang kompleks, Gunn hanya memoles bukan memanfaatkan. Terkecuali dengan Quill yang mendapat porsi cerita lebih.

Apa yang saya rasakan ketika menontonnya adalah sebuah semangat tinggi yang sukar memudar. Ini yang paling penting, kala Gunn sukses membuat sebuah tujuan utama dari kebanyakan film di buat. Tak peduli seberapa dangkal dialog, barter kalimat serta chemistry para pemain adalah kekuatan utama mengapa Guardians of the Galaxy semenyenangkan ini. Tambahkan lagu nuansa 60-70-an yang menyuntikkan rasa nostalgia.

Alhasil, kala konklusi terungkap adalah sebuah kepuasan pula penebusan yang tersaji secara sepadan. Semua terbayarkan karena sedari awal Gunn tak pernah melebarkan penceritaan. Memilih berada di jalur aman dan lurus lebih baik daripada penceritaan bercabang yang tak berkesinambungan. Dari sini, sebuah kepuasaan dari sajian sinema kembali hadir.

SCORE : 4/5

Posting Komentar

0 Komentar