Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

SESUAI APLIKASI (2018)

Berangkat dari sebuah kebiasaan seorang driver ojek online yang sering melontarkan kalimat bernada "ini pesanannya sesuai aplikasi kan?" kepada para pelanggan, Sesuai Aplikasi memang tak jauh bercerita dari kehidupan serta lika-liku para driver ojek online ini. Mereka adalah Pras (Valentino Peter) bersama rekan sejawatnya semasa SD, Duras (Lolox) menjalani profesi sebagai driver ojek online. Keduanya sama-sama memiliki persamaan, yakni sebagai tulang punggung keluarga. Meski Pras yang berparas rupawan lebih banyak disenangi para pelanggan, berbanding terbalik dengan Duras yang kerap ditiban apes. Meski demikian, Duras tetap semangat menjalani semuanya demi menjadikan sang adik, Monik (Meisya Amir) mendapat gelar sarjana kedokteran, sesuai pesan terakhir mendiang sang ayah. Pun demikian dengan Pras yang menabung penghasilannya demi biaya operasi sang ibu.
 
 
Andai dikulik lebih dalam lagi, Sesuai Aplikasi bisa tampil sedemikian penting. Naskah buatan Agasyah Karim bersama Khalid Kashogi yang turut dibantu Bene Dion Rajagukguk dalam menambahkan elemen komedik ini berjalan liar tak tentu arah. Belum sampai di situ, kita turut dijejali kisah seorang perampok kelas kakap yang menyamar sebagai tukang kopi bernama Sakti (Ernest Prakarsa), Ci Asiu (Dayu Wijanto) sang rentenir yang ditakuti warga kampung hingga kehidupan seorang megabintang layaknya Syahrini bernama Sofiyah (dibaca: So-fa-yah) yang diperankan sedemikian apik berkat performa Titi Kamal dalam melakoni gestur komedik. Ini yang membuat Adink Liwutang (The Underdogs) kelimpungan menangani penceritaan yang berceceran tanpa arah dan tujuan guna dirajut dalam sebuah relasi yang saling bertautan.
 
 
Hasilnya? Sebuah krisis identitas yang dipaksa terjalin rapi demi terciptanya sebuah drama yang sarat akan sebuah simplifikasi penuh twist serba mendadak. Kita tahu bahwa nantinya Pras dan Duras akan terlibat dalam perampokan yang direncanakan Sakti guna mengambil berlian milik Ci Asiu yang tertingga ldi mikrofon milik Sofiyah. Dari sini, eksekusinya tak memiliki fokus serta taji yang jelas, yang ada hanyalah banyolan serta adegan komikal yang sama sekali tak lucu.
 
 
Bahkan, menilik eksekusinya, Sesuai Aplikasi bak sebuah kumpulan sketsa demi sketsa yang dirajut paksa, nihil kesinambungan antar adegan ke adegan selanjutnya. Apalagi, segi teknis (baca: sound, terutama dubbing) sangat kentara tak pas dengan apa yang dilafalkan pemain. Deri sini, saya berusaha menerapkan salah satu quotes yang diucapkan Sakti, "Selama kita tabah, keadaan akan berubah". Namun, selama saya berada pada taraf tabah, keadaan dalam melihat sisi positif dari Sesuai Aplikasi sama sekali tak muncul, tak berubah sama sekali. Saya hanya bisa pasrah dan menyerah dengan semua ini. 
 
 
Sulit dipercaya memang, Adink Liwutang yang mengesankan saya lewat The Underdogs kian kehilangan arah tanpa tujuan yang jelas. Saya kemudian menampar pipi saya, bertanya "Apakah semua ini bukan mimpi?". Ya, ini bukan mimpi, melainkan realita yang membuat kepala cenat-cenut dibuatnya. Hilang sudah harapan dan ekspetasi yang terlampau tinggi, kala semuanya dibalas dengan sebuah harapan yang tak memenuhi. Apa mau dikata? Ini semua sudah takdirnya.
 
 
SCORE : 1.5/5

Posting Komentar

0 Komentar