Disadur dari novel buatan Felix Y. Siauw, Udah Putusin Aja! adalah
sebuah sentilan terhadap kebiasaan para remaja, khususnya SMA yang
merasa tak percaya diri jikalau tak punya pacaran. Singkatnya, we will
talk about pacaran dalam sebuah sentilan komedi berbasis agama jikalau
enggan di sebut sebuah ceramah terselubung. Disutradarai oleh Rolly
Subhandani, Udah Putusin Aja! nyatanya tersaji cukup efektif dalam ranah
komedi, meski sangat sulit dibilang baru maupun segar, usaha komedi
malas berupa sentilan ini nyatanya cukup efektif berkat Audi Marissa
yang mampu menyulap barisan dialog bernada sarkasme dengan kepiawaian
gestur tubuh miliknya.
Audi
Marissa memerankan Amanda, seorang anak remaja yang mempunyai ayah
otoriter (diperankan Arie Untung) dalam urusan hidupnya. Sang ayah
melarang Amanda untuk pulang larut malam, terlebih melarangnya dalam
urusan berpacaran. Naskah garapan Lintang Pramudya bersama Felix Siauw
paham betul akan kondisi terhadap mekanisme naluriah manusia kala
diperintahkan sesuatu akan menemukan sebuah mode "perlawanan", demikian
halnya dengan Amanda yang menjalani backstreet dengan sang kekasih pula
sahabat dekatnya, Rendy (Billy Davidson).
Sampai sini, Udah Putusin Aja!
di rasa mengerti akan sebuah kondisi, hingga mayoritas filmnya terlalu
gemar melakukan nada berbasis dialog terlampau preachy sedikit
mengurangi tensinya. Walaupun demikian, saya sadar betul bahwa tujuan
utama filmnya sendiri merupakan sebuah petuah dalam hal berpacaran, pun
saya memahami dibuatnya film ini berdasarkan sebuah pernyataan Felix
Siauw di akhir film yang mengatakan bahwa sejatinya Udah Putusin Aja!
dibuat berbeda. Dalam artian, tak seperti kebanyakan treatment yang
dilakukan sebuah film bertemakan romansa.
Konflik
utama filmnya memang tak seberapa memikat, perihal Amanda yang dipaksa
sang ayah guna mengikuti "Pesantren Kilat" yang diadakan sekolah atas
usulan Faraz (Elyzia Mulachela), siswi berjilbab nan agamis. Naskahnya
sendiri tampil menarik kala Amanda mulai menganggap aneh terhadap
motivasi "agamis" itu sendiri. Pun ini yang mengangkat derajat filmnya
untuk tampil menghibur di tengah motivasi utamanya yang surut dan
sebatas dipaksakan guna melebarkan durasi plus menghasilkan sebuah
twist.
Awalnya,
rencana untuk kabur dipersiapkan yang seperti kita tahu, akan menemui
sebuah kegagalan. Di sisi lain metode ini menghibur, terlepas dari
miskinnya cara lain. Namun, repetisi akan situasi ini terlampau
digunakan, membuat tensi filmnya sedikit menurun dan menjemukan.
Untungnya, pesona Audi Marissa masih kuat dan konsisten.
Hingga
rencana untuk kabur pun kali ini gagal dilaksanakan akibat sebuah misi
membuktikan bahwa Faraz yang agamis ternyata tak lebih dari dia (you know that i mean, please look up at the poster).
Pembuktian pun dimulai, beragam motif dilakukan guna membuktikan.
Elemen ini sebenarnya mampu tampil lebih jika karakter Amanda lebih
leluasa dalam bertindak, yang sayangnya kurang perhatian lebih dari sang
sutradara yang berdampak cukup fatal terhadap sebuah resolusi.
Ya,
konklusinya tersaji sedemikian ujug-ujug dan sarat akan situasi
jomplang. Terlebih dalam sebuah adegan, kita melihat Amanda yang mulai
menemukan arti "cinta yang sebenarnya". Ini sebuah proses penting, yang
seketika dilucuti oleh sebuah adegan (clue: mobil, handphone)
menghilangkan sebuah progresi dirinya yang kembali menemukan secercah
kedamaian pasca melakukan sholat tahajud.
Alhasil, Udah Putusin Aja! hanya
sebatas berpetuah tanpa sebuah kebenaran yang jelas. Pesannya memang
penting, seputar bagaimana wujud cinta dan kasih sayang. Pengadegannya
yang terlihat kebingungan menentukan arah, terlebih kala pesan moral
terkait pacaran sehat gagal tersaji tanpa menemukan sebuah taji. Filmnya
ditutup oleh penampilan Ada Band yang menyanyikan lagu Karena Wanita Ingin Dimengerti yang jika ditilik lebih, pengertian keseluruhan film ini pun gagal sepenuhnya untuk dimengerti.
SCORE : 2/5
0 Komentar