Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

UDAH PUTUSIN AJA! (2018)

Disadur dari novel buatan Felix Y. Siauw, Udah Putusin Aja! adalah sebuah sentilan terhadap kebiasaan para remaja, khususnya SMA yang merasa tak percaya diri jikalau tak punya pacaran. Singkatnya, we will talk about pacaran dalam sebuah sentilan komedi berbasis agama jikalau enggan di sebut sebuah ceramah terselubung. Disutradarai oleh Rolly Subhandani, Udah Putusin Aja! nyatanya tersaji cukup efektif dalam ranah komedi, meski sangat sulit dibilang baru maupun segar, usaha komedi malas berupa sentilan ini nyatanya cukup efektif berkat Audi Marissa yang mampu menyulap barisan dialog bernada sarkasme dengan kepiawaian gestur tubuh miliknya.

Audi Marissa memerankan Amanda, seorang anak remaja yang mempunyai ayah otoriter (diperankan Arie Untung) dalam urusan hidupnya. Sang ayah melarang Amanda untuk pulang larut malam, terlebih melarangnya dalam urusan berpacaran. Naskah garapan Lintang Pramudya bersama Felix Siauw paham betul akan kondisi terhadap mekanisme naluriah manusia kala diperintahkan sesuatu akan menemukan sebuah mode "perlawanan", demikian halnya dengan Amanda yang menjalani backstreet dengan sang kekasih pula sahabat dekatnya, Rendy (Billy Davidson).
Sampai sini, Udah Putusin Aja! di rasa mengerti akan sebuah kondisi, hingga mayoritas filmnya terlalu gemar melakukan nada berbasis dialog terlampau preachy sedikit mengurangi tensinya. Walaupun demikian, saya sadar betul bahwa tujuan utama filmnya sendiri merupakan sebuah petuah dalam hal berpacaran, pun saya memahami dibuatnya film ini berdasarkan sebuah pernyataan Felix Siauw di akhir film yang mengatakan bahwa sejatinya Udah Putusin Aja! dibuat berbeda. Dalam artian, tak seperti kebanyakan treatment yang dilakukan sebuah film bertemakan romansa.
Konflik utama filmnya memang tak seberapa memikat, perihal Amanda yang dipaksa sang ayah guna mengikuti "Pesantren Kilat" yang diadakan sekolah atas usulan Faraz (Elyzia Mulachela), siswi berjilbab nan agamis. Naskahnya sendiri tampil menarik kala Amanda mulai menganggap aneh terhadap motivasi "agamis" itu sendiri. Pun ini yang mengangkat derajat filmnya untuk tampil menghibur di tengah motivasi utamanya yang surut dan sebatas dipaksakan guna melebarkan durasi plus menghasilkan sebuah twist.
Awalnya, rencana untuk kabur dipersiapkan yang seperti kita tahu, akan menemui sebuah kegagalan. Di sisi lain metode ini menghibur, terlepas dari miskinnya cara lain. Namun, repetisi akan situasi ini terlampau digunakan, membuat tensi filmnya sedikit menurun dan menjemukan. Untungnya, pesona Audi Marissa masih kuat dan konsisten.
Hingga rencana untuk kabur pun kali ini gagal dilaksanakan akibat sebuah misi membuktikan bahwa Faraz yang agamis ternyata tak lebih dari dia (you know that i mean, please look up at the poster). Pembuktian pun dimulai, beragam motif dilakukan guna membuktikan. Elemen ini sebenarnya mampu tampil lebih jika karakter Amanda lebih leluasa dalam bertindak, yang sayangnya kurang perhatian lebih dari sang sutradara yang berdampak cukup fatal terhadap sebuah resolusi.
Ya, konklusinya tersaji sedemikian ujug-ujug dan sarat akan situasi jomplang. Terlebih dalam sebuah adegan, kita melihat Amanda yang mulai menemukan arti "cinta yang sebenarnya". Ini sebuah proses penting, yang seketika dilucuti oleh sebuah adegan (clue: mobil, handphone) menghilangkan sebuah progresi dirinya yang kembali menemukan secercah kedamaian pasca melakukan sholat tahajud.
Alhasil, Udah Putusin Aja! hanya sebatas berpetuah tanpa sebuah kebenaran yang jelas. Pesannya memang penting, seputar bagaimana wujud cinta dan kasih sayang. Pengadegannya yang terlihat kebingungan menentukan arah, terlebih kala pesan moral terkait pacaran sehat gagal tersaji tanpa menemukan sebuah taji. Filmnya ditutup oleh penampilan Ada Band yang menyanyikan lagu Karena Wanita Ingin Dimengerti yang jika ditilik lebih, pengertian keseluruhan film ini pun gagal sepenuhnya untuk dimengerti.
SCORE : 2/5

Posting Komentar

0 Komentar