Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

THE MISEDUCATION OF CAMERON POST (2018)

"Tidak ada yang namanya homoseksual", begitu ucap Dr. Lydia Marsh (Jennifer Ehle) kala berbicara kepada Cameron Post (Chloë Grace Moretz) pada seuah ajaran ketika di kelas rehabilitasi bernama God's Promise. God's Promise adalah sebuah tempat rehabilitasi bagi para remaja yang dianggap "menyimpang" semisal Cameron Post yang dikirim oleh sang tante pasca kepergok tengah melakukan hubungan seksual dengan Coley Taylor (Quinn Sheppard) di sebuah mobil. Tentu, Cameron termasuk "orang yang menyimpang" jika ditilik menurut ajaran agama, dan menurut sang tante pula petinggi God's Promise ini harus segera disembuhkan.

"Tentunya, kita tidak membiarkan pengguna narkoba mengadakan pesta obat, bukan?" demikian pula ucap Dr. Lydia yang secara tak sengaja membentuk sebuah metafora terkait homoseksual, menyinggung Cameron agar segera "kembali ke jalan yang benar". Dalam kasus ini, kita melihat bagaimana seorang Cameron dipaksa untuk membenci dirinya sendiri, menanyakan apakah tindakan yang ia lakukan bersimpangan dengan agama yang juga menghasilkan sebuah kondisi psikis untuk menghilangkan sebuah kepercayaan terhadap diri sendiri. Ini jelas sebuah tujuan utama God's Promise pasca sang adik dari Dr. Lydia, Reverand Rick (John Gallagher Jr.) sukses sembuh dari "penyakit yang harus dibasmi" itu dan kemudian beralih sebagai guru penyembuh bagi mereka yang melakukan hal yang dianggap menyimpang.
Ditulis dan disutradarai oleh seorang perempuan, Desiree Akhavan yang juga turut dibantu Cecilia Frugiuele berdasar sebuah novel berjudul sama rekaan Emily M. Danforth, The Miseducation of Cameron Post terasa jujur menggambarkan itu semua lewat sudut pandang seorang remaja bernama Cameron Post, Chloë Grace Moretz memerankannya dengan begitu meyakinkan, di mana raut wajah menyiratkan sebuah perasaan insecure yang dalam di tengah kegamangan akan diri. Ini merupakan salah satu karakter yang paling dewasa yang ia mainkan di mana kala ia melakoni adegan orgasme pun terlihat real, seakan ia memang seorang Cameron Post.

Dalam sebuah film, tentu tak harus semuanya bertindak benar. Pun pula film ini yang tak memperdulikan masalah tersebut dengan tampil konsisten dan sesuai sudut pandang sang karakter yang mana merupakan sebuah pencapaian yang konsisten pula kompeten. Ini pula yang dilakukan sang sutradara, di mana benturan pendapat, korelasi dengan agama hingga komparasi dengan kehidupan karakter bersinergi menjadi sebuah sajian yang tak hanya jujur, namun turut membuka mata kita terhadap sebuah pandangan.

Yang menarik dalam The Miseducation of Cameron Post ialah bagaimana karakter Cameron itu sendiri berhadapan dengan para siswa yang memiliki hal yang sama menyimpangnya, termasuk Jane Fonda (Sasha Lane) yang berjiwa hippie serta seorang pria yang memiliki dua jiwa sekaligus, Adam (Forrest Goodluck). Interaksi mereka memang terasa canggung, namun menyimpulkan sebuah kesan tersendiri berdasar sebuah kondisi. Hingga kala konklusi menyorot mereka bertiga sekaligus sebagai simpulan dari semua, semuanya berjalan menawan, kaya akan makna di tengah sebuah tempat sederhana.

Alhasil, apa yang ingin coba di tampilkan oleh The Miseducation of Cameron Post adalah sebuah gambaran kala "pilihan untuk bertindak" di batasi oleh "pikiran kolot" yang mengacu pada sebuah ajaran, mengeskalasi kebebasan. Dalam sebuah adegan, Cameron di minta untuk mengisi "gunung es" miliknya, adegan itu jelas menyiratkan makna di atas pula menegaskan apa yang sejatinya hendak disampaikan oleh film ini sendiri.

SCORE : 4.5/5

Posting Komentar

0 Komentar