Sampai saat ini, waralaba
dari Race memang butuh penyegaran pasca serentetan formula sama kerap
digunakan. Hingga kala Remo D’Souza (Any Body Can Dance, ABCD2) mengambil bangku penyutradaraan dari Abbas Mustan yang telah membawa Race dan Race 2 menuai sebuah kesuksesan. Pula, penggantian lead actor yang sudah melekat pada Saif Ali Khan kini digeser oleh Salman Khan yang turut pula merangkap sebagai sutradara. Race 3 tak menawarkan sebuah cerita yang lebih jika tak ingin dibilang bak sebuah carbon copy film sebelumnya.
Pada Race 3, Remo memasukan unsur kekeluargaan yang dipimpin oleh Shamsher Singh (Anil Kapoor), seorang pemilik pulau bernama Al-Shifa yang digunakan untuk perdagangan senjata. Sikander Singh (Salman Khan) adalah sang anak angkat yang sangat beliau banggakan, ini membuat kedua anak kembarnya, Sanjana (Daisy Shah) dan Suraj (Saqib Saleem) lantas cemburu dan menaruh rasa untuk menyingkirkan Sikander. Dimulailah intrik keluarga yang sangat medioker dan acap kali dieksploitasi yang merengsek masuk ke ranah kriminalitas pula kekuasaan.
Naskah rekaan Shiraz Ahmed sekali lagi hanya tersusun atas fragmen demi fragmen yang penuh trik guna mengecoh penonton. Di mana setiap karakter memiliki sisi "kebusukan" tersendiri demi merangkul kekayaan pula sebuah misi balas dendam. Ini sejatinya bukanlah sebuah premis baru yang mana jika kita sering menonton film bertema serupa nyaris tak ada sebuah penyegaran tersendiri. Ini pula yang telah dilakukan waralaba Race sebelumnya.
Eksekusinya terlampau mengikuti pakem, saya tahu betul Remo D'Souza bukanlah seorang filmmaker action, ia lebih lihai dan mempunyai taring kala membuat film bertema musikal. Hingga eksekusi yang kerap dibarengi slow-motion ini terasa menjemukan pula tak ada sesuatu yang benar-benar dapat mendobrak batasan. Beberapa action-nya terhitung cukup mampu merenggut atensi, meski saya rasa hal demikian terasa basi.
Saya belum menyebut keterlibatan Jessica (Jacqueline Fernandez) dan Yash (Bobby Doel) sang rekan kepercayaan Sikander yang turut terlibat dalam sebuah misi "saling menjatuhkan" ini. Keberadaan mereka tak lebih dari sekedar pelengkap aksi pula penambah penceritaan agar menampilkan sebuah shocking moment yang sekali lagi tak memunculkan sebuah kejutan dalam taraf yang mengejutkan penonton. Terlalu sering saya melihat twist bernada serupa.
Meski demikian, nomor musikal seperti Heeriye, Party Chale On dan title track yang telah melekat dan seolah menjadi sebuah trade-mark tersendiri bagi waalaba Race adalah Allah Duha Hai yang menjadi pembangkit disaat penceritaan mulai memasuki sisi jenuh. Ini pula suntikkan ampuh pembangkit dari rasa kantuk sepanjang durasi 160 menit yang cukup melelahkan.
Alhasil, Race 3 terhitung kurang mampu menimbulkan sebuah penyegaran tersendiri kala waralabanya mulai memasuki tahap jenuh atas pola repetitif yang kian dipakai, ia kembali lagi menerapkan pola serupa, nihil sebuah pembaharuan yang signifikan. Race 3 memang bukan sebuah sajian buruk, -namun untuk saat ini pola tersebut dirasa cukup.
SCORE : 2.5/5
0 Komentar