Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

I STILL SEE YOU (2018)

I Still See You merupakan adaptasi dari novel Break My Heart 1000 Times rekaan Daniel Waters sejatinya menyimpan setumpuk potensi guna tampil prima. Sayang setumpuk potensi yang jika dieksploitasi itu hanya berada di atas kertas saja, nihil dimanfaatkan. Naskah garapan Jason Fuchs sebatas menjadikan objek alih-alih di eksplorasi lebih, yang kemudian membuat seorang Scott Speer (Step Up: All In, Midnight Sun) mengikuti pakem yang geberik pula formulaik.
 
Sebuah bencana yang disebut "The Event" menewaskan sebagian populasi masyarakat Chicago pada waktu itu, di mana orang yang kemudian tewas meninggalkan "sisa" berupa arwah yang dapat dilihat oleh mereka yang tak terkena dampak tersebut. Salah satu korban dari kejadian tersebut adalah Robert Calder (Shaun Benson) yang merupakan ayah dari protagonis utama kita yakni Ronnie Calder (Bella Thorne). Ronnie adalah remaja yang mempunyai ketertarikan tersendiri terhadap mereka (baca: arwah), itu sebabnya ia selalu menganggap sang ayah masih setia duduk di waktu pagi sembari membaca koran di tengah sang ibu (Amy Price-Francis) yang sudah merelakan kepergian sang suami sebagai sebuah bentuk dari bagian takdir.
 
Di sekolah, Ronnie pun mengikuti kelas bagaimana menyikapi 'arwah' yang berada di sekelilingi mereka yang diampu oleh  August Bittner (Dermot Mulroney) hingga sempat menanyakan beberapa hala yang selama ini mengganggunya, terlebih kehadiran sosok yang bernama Brian (Thomas Elms) yang mengusik kehidupan Ronnie. Bersama Kirk (Richard Harmon), sang teman sekelas yang memiliki ketertarikan serupa, Ronnie kemudian mengungkap sebuah misteri yang selama ini menghantuinya.
 
I Still See You mengaburkan batas pandang antara kehidupan manusia dengan arwah, menimbulkan sebuah trauma tersendiri kala melihat orang tercinta tak lagi bersama kita. Ini sejatinya menarik di mana tak ada sekat lagi untuk mereka melihat situasi orang tercinta di tengah kejadian pahit yang pernah menimpa. Ini yang saya sukai dari film ini, bagaimana Speer mendeskripsikan hal diatas begitu klop, terlebih ini mampu membawa sang protagonis utama pada sebuah kejadian yang tersusun dalam bentuk kenangan.
 
Sayang, seperti yang telah saya singgung. Itu hanya tampil sekejap saja sebelum inti dari penceritaan filmnya mengarah pada sebuah investigasi berbalut misteri yang terlampau formulaik dan sangat mudah sekali untuk ditebak. Alhasil, selama proses pencarian tersebut nihil adanya sebuah ketegangan tersendiri, alih-alih dengan koneksi yang sama sekali urung untuk tersulut.
 
Pula yang sangat disayangkan di sini adalah kurangnya kedalaman karakter. Saya tak masalah jikalau I Still See You sendiri tak bermain di ranah tersebut, -namun Speer sedari awal sudah menekankan sebuah karakterisasi yang tersaji begitu dangkal. Untungnya, Bella Thorne memberikan sedikit nyawa kala ia mampu memberikan sebuah ketertarikan tersendiri terhadap penonton di tengah jalinan cerita yang begitu di buat terlampau menggampangkan.
 
Konklusinya sendiri mengingatkan saya terhadap film Orphan (2009) yang sama-sama menampilkan sebuah aksi di atas permukaan es. Terdapat sebuah kulminasi berupa kenangan mengiringi, menghantarkan sebuah pesan terkait merelakan orang terkasih. Saya suka bagaimana Speer menyampaikan sebuah moral value yang sedari awal pernah disinggung, namun tidak dengan penutupnya yang dibuat serba kebetulan. Sebuah proses yang teramat menggampangkan yang sekali lagi tersaji begitu malas. 
 
SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar