Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

UNFRIENDED: DARK WEB (2018)

Melanjutkan tongkat estafet film pertamanya, Unfriended (2014) yang kala itu membawa sebuah cerita yang relatable menyangkut isu seputar perundungan dalam kemasan yang bisa dibilang fresh. Unfriended: Dark Web mungkin tak sedetail bahkan sedekat film pertamanya, meski tak menutup kemungkin anda bisa saja mengalaminya. Dark Web adalah sebuah situs dimana segala tindak-tanduk kriminal dapat kita jumpai disini, terlebih kita harus masuk dulu web-nya, biasanya Dark Web berhubungan dengan para hacker atau pelaku tindak susila hingga kekerasan.

Masih menggunakan layar laptop sebagai poros utama cerita, dimana penonton akan disuguhi berbagai percakapan karakternya yang tengah chatting di Messenger, bertatap muka lewat Skype hingga laman facebook pun ditampilkan oleh film ini yang mana seperti film pendahulunya memberikan sebuah kesan realistis, terlebih kita bak sebagai seorang user atau salah satu orang yang turut ikut bertatap muka dengan mereka.

Matias (Colin Woodel) adalah seorang pria yang memiliki seorang kekasih tuna wicara, keinginan Matias agar mereka berkomunikasi sangatlah nekat, ia bak ingin memperlakukan sang kekasih normal-meski sang kekasih sendiri menganggap hal tersebut tidaklah perlu. Matias membuat sebuah aplikasi yang bak sebuah Google Talk, dimana ucapan Matias akan otomatis terkirim tanpa harus mengetik terlebih dahulu. Masalah timbul kala Matias menggunakan sebuah laptop temuannya, yang mana di sebuah kesempatan sang pemilik laptop meminta kembali laptopnya lewat sebuah akun facebook.

Masalah semakin kompleks kala Matias sudah melihat beberapa video yang menampilkan sebuah tindakan kekerasan terhadap perempuan yang tengah di sekap. Karena terkejut, Matias lantas membagikan video tersebut kepada sang sahabat lewat video Skype. Seperti film pertamanya, sutradara Stephen Susco (turut merangkap sebagai penulis naskah) menjadikan titik tersebut guna meneror para korbannya.

Unfriended: Dark Web memang berjalan sedikit jauh dari film pertamanya yang sukses menyuguhkan sebuah paranoia tersendiri kala menontonnya. Hal tersebut karena apa yang ditampilkan Unfriended (2014) sangatlah dekat dengan realita, beragam teror pun dirasa begitu menakutkan, terlebih kala intensitas dinaikkan. Unfriended: Dark Web mungkin tak serupa dengan film pertamanya, kita dihadapkan pada sebuah kasus yang perlahan mengancam nyawa mereka yang seperti telah saya tuliskan diatas formulanya terlampau klise dan generik.

Susco memang membawa penonton lebih dekat dengan karakternya, namun itu terjadi bak nhil sebuah feedback dari penontonnya sendiri. Saya bahkan tak merasa terikat oleh karakternya, karena filmnya sendiri menuturkan kisahnya sendiri, perlahan demi perlahan atensi saya pun mulai luntur.

Hingga seperti apa yang telah saya prediksi pula filmnya akan berjalan demikian. Menuju second act filmnya bak sebuah gempuran teror demi teror yang berujung melelahkan. Beberapa kali saya tercekat namun apa yang ditampilkan terhadap terornya diri bak berjalan selintas, lalu pergi begitu saja, saya pun bahkan tak menyadari kalau karakternya telah meregang nyawa.

Mengenai ending filmnya sendiri dibuat dua versi, dan saya pun menikmati versi apa yang tak ingin saya harapkan. Adapun versi lainnya sendiri lebih detail perihal penceritaan. Ini yang membuat filmnya bak terasa inkonsistensi. Sejenak saya bertanya apa tujuan dibuat dua versi? Apakah karena Susco sendiri kurang percaya diri hingga di buat dua versi? Entahlah, semua ini begitu membingungkan. Yang jelas, filmya sendiri kurang konsisten terhadap apa yang hendak dijadikan sebuah landasan.

SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar