Semenjak
menonton film pendeknya yang sudah melanglang buana di berbagai
festival baik dari dalam maupun luar negeri. Satu hal yang saya suka
dari Aria Gardhadipura (Jurig, Korod) adalah beliau mampu menyampaikan
sebuah pesan yang sangat relevan pada masa sekarang. Kita tahu Jurig
(2016) begitu detail dalam menyampaikan
sebuah pesan lewat balutan komedi hitam miliknya. Pun, sama halnya
dengan keempat film pendek yang masing-masing berdurasi kurang dari 10
menit ini.
Telepon Kangen: Mengetengahkan sebuah pembicaraan lewat telepon mengenai sebuah reuni yang dari sang sahabat. Namun salah satu sahabat mengelak bahwa sang sahabat telah meninggal. Sangat simple, namun berkat scoring tepat guna serta pengadeganan yang di domonasi warna gelap ini semakin mengukuhkan filmnya terasa mencekam-yang puncaknya kala salah satu teman balik badan menengok jendela. Meski kita tahu filmnya akan diakhiri-setidaknya tensi yang dimainkan Aria terasa tepat guna meski tak berada pada taraf yang membuat bulu kuduk berdiri kala momen tersebut muncul. (3/5)
Penunggu Sumur: Seorang lelaki tiba-tiba terbangun dari tidur akibat kebelet buang air, membangunkan sang sahabat tak bangun juga-hingga nekat melawan rasa takut keluar rumah. Premis yang simple ini sangatlah dekat dengan kita, dan mungkin paling ampuh menyulut paranoia. Bayangkan seorang wanita berpakaian putih, berambut panjang meminta bantuan untuk diambilkan sandalnya yang jatuh ke sumur pada tengah malam. Menolak meruntuhkan reputasi maskulinitas-sebaliknya melakukan begitu penuh resiko. Kala opsi kedua dipilih, semuanya menjawab ketakutan. Simple namun mencekam. (3.5/5)
Terowongan Maut: Kepiawaian Aria bersama Indra S. Mi’raj dalam menyulut rasa takut lewat momen remeh semisal mendengarkan siaran radio misteri kala melewati sebuah terowongan menjadi paranoia terbesar dalam situasi tersebut. Batin bergejolak, bulu kuduk merinding, perasaan was-was menjadi andalan. Dan semua itu tumpah ruah kala apa yang selama ini ditakutkan terjadi ketika sekelebat penamapak wanita di sisi jalan hadir. Semuanya berhasil di manifestasikan dengan baik oleh Aria. (4/5)
Maling Buah: Sekelompok pemuda mendapati perut mereka keroncongan pada tengah malam. Terlalu baik untuk menahan, mereka memutuskan untuk mencuri buah milik pak RT. Ini adalah salah satu film terbaik yang dibuat Aria bersama Indra. Bukan hanya sebatas menampilkan nuansa iseng yang berujung pada sebuah momen nekat-Aria juga mampu menyentil tatanan hukum masyarakat yang kian nyata adanya. Klimaks kala perbuatan haram tersebut akan dinikmati berujung pada sebuah proses mencekam pula sebuah kaukalitas yang benar adanya. (4/5)
Note: Semua film pendek diatas dapat anda saksikan di channel YouTube milik Lazone.id
0 Komentar