Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

DORAEMON: GREAT ADVENTURE IN THE ANTARTCTIC KACHI KOCHI (2018)

Selaku film ke-37 dari series Doraemon, Great Adventure in the Antartctic Kachi Kochi membawa penonton pada zaman Atlantis, dengan begitu, taktis film ini bertemakan time traveler. Masih dengan ciri khasnya, Great Adventure in the Antartctic Kachi Kochi menggunakan pakem linier yang biasa kita sebut sebagai tontonan ringan pelepas penat bersama keluarga, terlebih bersama anak yang memang pangsa utama filmnya. Sehingga saya pun harus memafhumi segala adegan yang berujung terlampau menggampangkan atas nama sebuah "pop corn movie".

Saya menonton film ini bersama dua keponakan saya, mereka jelas bahagia melihat petualangan Doraemon (Wasabi Mizuta) bersama Nobita (Megumi Ohara), Shizuka (Yumi Kakazu), Suneo (Tomokazu Seki) serta Giant (Subaru Kimura) menjelajahi mesin waktu. Kembali pada masa Atlantis di mana 100 ribu tahun yang lalu. Seperti kebanyakan film Doraemon lainnya yang menitikberatkan pada sebuah slogan "Ayo Selamatkan Bumi!" mereka pun bertualang sembari menyelesaikan misi melindungi Bumi yang terancam bahaya.

Semuanya berawal kala Nobita secara tak sengaja menemukan sebuah cincin emas yang kemudian menemukan mereka dengan Carla (Rie Kugimiya) seorang wanita dari Planet Hyogahyoga yang sedang menjalankan misi melindungi planetnya dari serangan monster es raksasa bernama Blizarga. Bersama para Pou Pou juga Professor Hyakkoi (Daisuke Namikawa) mereka berjuang menyelamatkan planet Hyogahyoga dan juga Bumi tentunya.

Seperti yang telah saya singgung diatas, Great Adventure in the Antartcic Kachi Kochi memangalah sebatas hiburan pelepas penat bersama keluarga, sehingga mereka yang menonton dengan tujuan tersebut akan begitu terpuaskan dengan film ini. Memang cerita garapan Fujiko Fujio terlampau sederhana menjabarkan masalah terkait konflik, namun percaya semuanya di garap begitu mengasyikkan guna mewadahi sebuah "pop corn" movie oleh Atsushi Takahashi yang sebelumnya menjadi seorang asisten sutradara film Spirited Away garapan Hayao Miyazaki.

Jelas begitu banyak rintangan untuk menyelamatkan Bumi maupun Planet Hyogahyoga, terlebih Nobita dan para kawanannya yang lain sempat menghadapi monster raksasa bernama Octogon hingga duplikat Doraemon dan puncaknya melawan Blizarga. Semuanya jelas memiliki momen yang menyenangkan namun semuanya tampil pula menggampangkan. Semuanya dapat teratasi oleh kantong ajaib milik Doraemon yang mana konflik demi konflik diatas terasa kurang menggigit.

Pun kita mengetahui bahwa akhir dari filmnya akan bagaimana. Itu bukan sebuah masalah, dan yang terpenting bagaimana sang sutradara mampu menjalankan "proses" sebelum klimaks dengan sangat baik. Sebagai penonton dewasa saya mungkin terlalu berharap banyak pad film yang hanya bertujuan sebagai sebuah hiburan belaka. Namun saya tak bisa menyangkal bahwa filmnya sendiri tersusun atas deretan rintangan yang bisa terselesaikan secara tepat, yang mana hal tersebut membuat kepedulian saya terhadap karakternya luntur dalam sekejap. Setidaknya saya masih terhibur oleh tingkah polah Giant yang tak bisa menyebut Atlantis.

SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar