Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

SESAT (2018)

Pasca kesuksesan Pengabdi Setan, Rapi Fims seolah tak ingin ketinggalan menelurkan kembali film horor, kali ini giliran Sammaria Simanjuntak (Demi Ucok. Cin(t)a) dalam debut penyutradaraan horor pertamanya. Nama Sammaria begitu berjasa dalam ranah drama yang ia garap begitu kompeten, dua judul diatas adalah sajian terbaik yang ia garap sekaligus mampu meraih nominasi bahkan memenangkan piala citra. Sesat memang tak memfokuskan filmnya untuk kian mengeber penonton dengan penampakan melainkan menyoroti dampak dari apa yang telah karakter lakukan.

Premisnya sendiri tergolong generik, mengisahkan Amara (Laura Theux) yang begitu dekat dengan sang ayah (Willem Bivers), selain sosok pemimpin dalam keluarga sang ayah adalah motivatornya untuk menjadi seorang atlet lari. Namun semuanya harus sirna kala terjadi sebuah insiden kecelakaan yang merenggut nyawa sang ayah. Amara begitu terpukul dan tak sempat mengucapkan kata-kata terakhir untuk sang ayah. Hingga keputusan sang kakek (Arswendy Bening Swara) membawa Amara beserta sang adik, Kasih (Rebecca Klopper) guna mengurangi kesedihan sang ibu (Vonny Cornelia) ke sebuah desa bernama Beremanyan yang misterus dan hanya diisi oleh orang lanjut usia.

Berkat informasi dari sang teman (Endy Arfian) sekaligus melihat kliping demi kliping yang menempl pada dinding ruang kerja sang kakek yang tengah menyelesaikan novelnya, Amara melakukan sebuah ritual memanggil Beremanyan yang konon dapat mengabulkan segala hal, ia meminta untuk berkomunikasi dengan sang ayah yang mana ini merupakan titik balik filmnya untuk memunculkan teror demi teror dari Beremanyan itu sendiri. Seperti yang telah saya singgung diatas, Sammaria memang menimalisir teror, memfokuskan filmnya pada sebuah kehangatan bersama keluarga yang kemudain dirundung sebuah duka. Drama yang ditebar sedari awal memang tergolong rapi, dan itu berjalan begitu baik seiring durasi demi durasi bergulir.

Naskah garapan Sammaria yang turut dibantu oleh Evanggala Rasuli sejatunya tampil rapi dan solid, namun kala memasuki teror dan bermain dengan trik horor atmosferik Sammaria jelas kekurangan daya untuk mengeksplorasi lebih Beremanyan ditengah naskahnya sendiri yang berpotensi menghasilkan sebuah pengadeganan yang oke, sebutlah mitos terkait Beremanyan sendiri yang sayangnya disini tampil sekilas info lewat informasi dari para karakter. Benar Sammaria piawai merangkai pengadeganan namun ia seolah tampil berlarut-larut demi memunculkan teror dari sosok sang hantu, tang kemudian membuat Sesat sendiri seolah nyata tersesat.

Mayoritas teror memang sudah tampil di trailernya yang memunculkan dampak dari Beremanyan berupa karakter yang didorong, dilempar bahkan diseret sejatinya tampil oke, namun tak ada sesuatu yang benar mengendap lama diingatn karena sejatinya kita telah melihat semuanya nampak jelas di trailer. Sedar awal sendiri jump scare nya tampil efektif membuat penonton ngeri. Setidaknya itulah yang membuat saya beserta teman saya terperangah dan sontak berkata kasar sekalipun. Inilah bukti bahhwa Sammaria mampu memainkan timing dibalik tekniknya yang terkesan murahan dan medioker.

Menuju konklusi. Sesat makin tersesat bagaimana untuk menutup kisahnya yang menjadi titik terlemah filmnya. Kurangnya amunisi teror dan terlalu lama menampilkan terornya sendiri menjadi akibat terciptanya kejadian diatas. Alhasil yang harusnya menjadi sebuah puncak kulminasi teror dari Beremanyan tampil begitu menggampangkan, seolah mengkhianti perkataan penduduk Beremanyan yang diperankan oleh Jajang C. Noer yang menyebutkan bahwa persoalan bersama Beremanyan itu tak ada jalan keluarnya.

Untungnya trio Pengabdi Setan Aghi Narottama, Bemby Gusti, dan Tony Merle mampu memberikan scoring yang menawan, menyulap teror di sekolah berupa pensil mekanik seolah bernyawa ditengah canggungnya teror yang dihasilkan oleh Sammaria untuk menghasilkan kesan brutal. Laura Theux tampil berjasa memerankan Amara yang penuh dengan luapan rasa sedih dan emosi, pun jika ditilik dari moral value sejatinya Sammaria mampu menyampaikannya dengan mulus, saling bertautan satu sama lain dimana mengisahkan ego yang menghancurkan kepedulian ditengah hasil akhir filmnya yang semakin tersesat.

SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar