Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

JAILANGKUNG 2 (2018)

Jailangkung 2 adalah sekuel yang sangat berambisi. Setidaknya itu yang saya dapati kala mendapati pembuka filmnya yang melempar kita pada tahun 1947 di mana kapal SS Ourang Medan sedang berlayar. Tentu sekuen ini demi mengaitkan mitologi Matianak yang kala itu di kurung dalam sebuah kargo SS Ourang Medan. Sekuen in jelas memberikan sebuah penyegaran pula potensi yang sangat luar biasa jika dikembangkan. Sayangnya, harapan yang saya simpan dalam hati haus saya padamkan kala perlahan Jailangkung 2 mulai menampakkan wujudnya sebagai salah satu film yang malas di tengah bujet yang jauh lebih banyak di banding film sebelumnya.

Jelas bujet yang di pakai oleh filmnya tak lain karena kesuksesan film sebelumnya. Pun ketimbang memanfaatkan aset ia malah semakin malas menjadikan filmnya terlampau menggampangkan. Setidanya itu dapat kita lihat kala Bella (Amanda Rawles) serta Rama (Jefri Nichol) mengarungi samudera atas saran sang mahasiswa baru, Bram (Naufal Samudra) guna mencari kalung Kurungsukmo yang telah tersembunyi di reruntuhan kapal karam. Tak lain dan tak bukan ialahh demi menyelamatkan sang kakak, Angel (Hannah Al Rashid) yang melahirkan bayi bermata putih yang anehnya pihak rumah sakit pun tak merasa ada sebuah kejanggalan.

Bayi yang dilahirkan oleh Angel adalah Matianak yang menguasai pikiran serta jiwa Angel pasca sebuah peristiwa di film pertamanya. Sementara itu, sang adik, Tasya (Gabriella Quinlyn) memainkan jailangkung setelah secara tak sengaja melihat rekaman Ferdi (Lukman Sardi) yang kala itu tengahj memainkan jailangkung. Tasya menghilang, di sinilah tugas Ferdi sebagai seorang ayah yang sangat peduli terhadap sang anak ia tunjukan, meskipun kala Bella meminta izin untuk mengarungi samudera ia bak tanpa keraguan pula tanpa rasa cemas. Patut dipertanyakan memang.

Naskah garapan Baskoro Adi Wuryanto (Gasing Tengkorak, Ruqyah: The Exorcism) selain terlampau terlalu banyak menyisakan lubang tanya pun nihil variansi terhadap sub cerita. Memang ia mempunyai mitos kapal SS Ourang Medan, alih-alih dimanfaatkan ia hanya sebatas digunakan sebagai pelengkap saja, mempertegas bahwa filmnya sendiri mempunyai bujet yang luar biasa besar. Pun jikalau saya bahas sampai habis mengenai kekurangan film ini,-rasanya akan melampaui batas halaman yang terlampau banyak. Sama halnya dengan krkurangan film ini.

Daripada elaborasi lebih terhadap sektor cerita, duet duo sutradara Rizal Mantovani (Kuntilanak, Bayi Gaib: Bayi Tumbal Bayi Mati) bersama Jose Poernomo (Alas Pati, Gasing Tengkorak) menyusun setiap adegan dengan berbagai jump scare guna membuat penonton ketakutan. Itu terjadi sedari awal, misalnya kala Bella yang mendadak bergegas ke toilet guna mencucui tangan,-ini tentu membuat saya bertanya mengenai Bella terkait ia yang menjunjung tinggi kebersihan. Tiba-tiba lampu WC padam, terjadilah sebuah penampakan yang nihil esensi. Untuk apa? Bodohnya lagi saya bertanya.

Alhasil apa yang dihasilkan oleh Jailangkung 2 adalah parade jump scare pula cerita yang terlampau menggampangkan. Pun konklusi terkait cerita pun berjalan nihil sebuah dampak yang signifikan. Terlampau dipaksakan demi hanya memasukan sebuah twist yang gagal tersaji. Pun menengok hasil akhirnya sekali lagi, melihat jajaran pemain seperti Amanda Rawles-Jefri Nichol tak pernah sedatar dan semembosankan ini.

SCORE : 2/5

Posting Komentar

0 Komentar