Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

INSYA ALLAH SAH 2 (2018)

Menyaksikan Insya Allah Sah! (2017) adalah sebuh perkara yang melelahkan. Pasalnya sang sutradara peraih nominasi Citra, Benni Setiawan acap kali menggunakan Raka (Pandji Pragiwaksono) bak seorang polisi moral yang gemar berceloteh mengenai agama, pula kehadirannya yang selalu ada dimana-mana membuat saya jemu, terlebih tingkahnya yang childlish. Setahun berselang, sekuelnya di rilis, tak kembali menempatkan Benni Setiawan di bangku sutradara, melainkan merekrut Umbara Bersaudara, Anggy Umbara & Bounty Umbara. Terciptlah sebuah pencapaian kualitas yang cukup signifikan di banding film pertamanya.

Tentu yang menarik di sini ialah Anggy & Bounty mengurangi ceramah yang terlampau menggurui dan menambahkan bobot sekuen aksi. Setidaknya itu dapat kita lihat kala awal durasi di mana Raka yang sekali lag terjebak di sebuah mobil bersama Gani (Donny Alamsyah) yang nekat kabur dari penjara pula membawa kabur uang senilai 250 juta dari seorang bos mafia, Freddy Coughar (Ray Sahetapy). Semua demi menikahi Mutia (Luna Maya) yang tengah hamil tua.

Tentu, seperti yang kita lihat di trailer, misi tersebut berujung gagal berkat keteledoran Raka. Dan disini lah awal semuanya tercipta. Mengasyikkan memang kala Raka yang gemar berceloteh dalam salah satu adegan di todongi pistol oleh Gani seraya berkata "diem lo!". Disinilah bentuk pencapaian yang signifikan kala karakter di gambarkan bak seorang manusia biasa. Demikian pula dengan Raka yang meski tetap berceloteh,-namun tak tampil masif seperti di film pertamanya. Anggy & Bounty memberi bobot pada karakternya guna menyelesaikan sendiri permasalahannya ketimbang menuruti polisi moral macam film yang pertama.

Naskah garapan Herry B. Arissa (Generasi Kocak: 90-an vs Komika, Selebgram) memang tak mempunyai asupan cerita yang kompleks, tapi sekali lagi berkat kepiawaian Anggy & Bounty yang tahu betul bagaimana memainkan cerita pula bagaimana membungkus pesan yang ingin disampaikan tanpa harus terkesan menggurui. Pun menyaksikan sentuhan komedi khas sang sutradara pun mampu menimbulkan gelak tawa. Setidaknya itu terjadi lewat karakter Jingga (Nirina Zubir) seorang polisi yang gemar di puji, atau kala menyaksikan Raka yang menjadi sasaran bersin seorang wanita.

Menuju konklusi, Anggy & Bounty pun memberikan sentuhan flashback terkait permasalahan yang meski bukan sebuah hal yang kompleks, hal demikian mampu dimafhumi karena memang masuk akal jika itu terjadi karena cinta. Di sini pula kita melihat Donny Alamsyah memamerkan kemampuannya dalam menangani sekuen dramatis. Pun demikian dengan Luna Maya, mengenai kisah masa lalunya, kita ikut terenyuh pula turut memberikan simpati kepada mereka. Inilah sebuah lonjakan kualitas kala film pertamanya terlalu maksa untuk tampil demikian.

Sekali lagi, Umbara Bersaudara mampu memberikan sebuah tontonan yang layak meski tak berada di taraf yang maksimal. Mengetengahkan sekuen aksi, pula tak lupa melupakan unsur utama filmnya yang disadur dari sebuah novel rekaan Achi TM. Alhasil Insya Allah Sah 2 adalah sebuah tontonan yang cukup padat, meski memasukan tiga unsur sekalipun bukan sebuah hal perkara yang mudah, dan ini yang patut untuk di apresiasi.

SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar