Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

DOA (DOYOK-OTOY-ALI ONCOM): CARI JODOH (2018)

Mengadaptasi komik strip rubrik Lembergar (Lembar Bergambar) milik harian Pos Kota, DOA (Doyok-Otoy-Ali Oncom): Cari Jodoh menempatkan Anggy Umbara yang merangkap sebagai penulis naskah bersama Fico Fahriza memang tampil liar dan absurd dalam gelaran komedinya. Tak jarang pula lelucon bernuansa "jorok" ia masukan dalam skala yang tak tanggung. Anggy memang piawai merangkum gelaran aksi style-over-substance, -namun jika menilik hasil akhir dari DOA (Doyok-Otoy-Ali Oncom): Cari Jodoh rupanya kesan "berlebihan" tak pantas untuk ditempelken. Terlebih Anggy sendiri bak tengah kebingungan mendefinisikan kesan "lucu" dan "aneh" serta "absurd" sekalipun. Yang melucuti beragam aspek filmnya.

Ya, Anggy sebelumnya mampu memberikan sebuah penyegaran terhadap Insya Allh Sah 2 yang tersaji tepat takaran. Namun apa yang ditampilkan disini sama sekali jauh dari kesan lucu. Dari trailer kita melihat Mang Ujang (Ence Bagus) mengomel ketika kucuran kopi mengalir dari mulutnya. Di film, ketika Mang Ujang mengulangi perbuatan serupa (membuat kopi dari mulut alih-alih cangkir), Ali Oncom (Dwi Sasono) mengomel dan seraya berkata "Jangan di ulang Bang, yang tadi saja nggak lucu". Menarik memang, dialog tersebut seolah menjawab isi keseluruhan filmnya.

Contoh kedua seperti yang nampak di trailer, memperlihatkan Doyok (Fedi Nuril) yang mimpi tengah di datangi mendiang sang ibu dalam bentuk pocong (diperankan oleh Yati Surachman) meminta Doyok untuk segera mencari jodoh, gelaran musikal mendadak pun tampil, memperlihatkan Doyok yang bergaya ala rock star menyanyikan lagu Wali yang bertajuk Cari Jodoh, dengan iringan pocong serta kuntilanak sebagai penari latar. Saya pun mempertanyakan pada hati, dari mana letak lucunya?
Selain perpindahan alur yang tersaji kasar, DOA (Doyok-Otoy-Ali Oncom): Cari Jodoh masih berbicara mengenai tiga tokoh sentral, Doyok, Otoy (Pandi Pragiwaksono) serta Ali Oncom, tiga pengangguran yang gemar nongkrong bersama. Otoy selalu menjadi pusat kemarahan sang istri, Elly (Nirina Zubir) akibat bermalas-malasan, sementara Ali Oncom gemar menggoda para wanita meski tengah berpacaran dengan Yuli (Jihane Almira) sementara Doyok yang masih betah melajang. Dari situlah timbul rasa inisiatif dai kedua sahabat dengan mencarikan jodoh untuk Doyok melalui situs biro jodoh "Minder", sebuah plesetan terhadap nama produk yang seolah bak sebuah trade mark tersendiri bagi Anggy.

Namun, itu semua masih berjalan cukup baik ketimbang unsur komedi yang seperti telah saya singgung di atas penuh dengan hal "absurd" yang kelewat batas hingga hal "jorok" yang sama halnya. Bayangkan Anggy Umbara turut tampil sebagai juri dari sebuah ajang debat dengan menggunakan nama Manoj P membuka gelaran debat dengan teriakan "Action...!". Bukan hanya tak masuk logika pun komedinya tak selaras dengan apa yang ingin ditampilkan. Alhasil repetisi itu pun terus peras sampai habis.Contoh kedua: Anggy menampilkan penis yang terjepit di pohon selama dua kali. Entah ini merupakan sebuah jalan buntu atau manifestasi dari sikap malas, yang jelas ini menandakan bahwa DOA (Doyok-Otoy-Ali Oncom): Cari Jodoh bak tanpa tenaga, menaandakan para pembuatnya setengah hati.

Itu pula yang terjadi para karakter utamanya, ketika Fedi Nuril dengan riasan gigi tonggos palsu menyindir perannya sebagai "pujaan wanita" dalam "Ayat-Ayat Cinta" pun sama sekali tak berhasil. Pun demikian dengan Pandji yang masih tetap sama, bedanya hanya riasan rambut dan perut tambun miliknya. Dwi Sasono dengan lagak tawanya yang khas mampu tampil cukup berhasil, meski karakter mereka kalah telak oleh para aktris pendukung. Nirina Zubir dengan celetukannya yang melesat, Titi Kamal dengan tingkahnya yang manja plus gerak bibir aneh dan Laura Basuki yang tampil menggila. Percayalah, ketiga aktris pendukung itu jauh lebih lucu ketimbang sang aktor.
Menuju third-act, DOA (Doyok-Otoy-Ali Oncom): Cari Jodoh menghantarkan sebuah twist yang menggiring pada situasi sarat kekacauan. Tentu, bukan Anggy Umbara jika tak memasukan sebuah kritik terhadap film yang hanya berlatar mengenai masyarakat kelas menengah dalam ajang pencarian jodoh belaka. Serupa komedinya pula yang menabrak beragam aspek, konklusinya pun serupa. Luar biasa kacau dengan keliaran yang tak mampu terkontrol. DOA (Doyok-Otoy-Ali Oncom): Cari Jodoh dengan lantang menyebutkan bahwa ini adalah karya terburuk sang sutradara.

SCORE : 1.5/5

Posting Komentar

0 Komentar