Mengadaptasi komik strip rubrik Lembergar (Lembar Bergambar)
milik harian Pos Kota, DOA (Doyok-Otoy-Ali Oncom): Cari Jodoh
menempatkan Anggy Umbara yang merangkap sebagai penulis naskah bersama
Fico Fahriza memang tampil liar dan absurd dalam gelaran komedinya. Tak
jarang pula lelucon bernuansa "jorok" ia masukan dalam skala yang tak
tanggung. Anggy memang piawai merangkum gelaran aksi
style-over-substance, -namun jika menilik hasil akhir dari DOA
(Doyok-Otoy-Ali Oncom): Cari Jodoh rupanya kesan "berlebihan" tak pantas
untuk ditempelken. Terlebih Anggy sendiri bak tengah kebingungan
mendefinisikan kesan "lucu" dan "aneh" serta "absurd" sekalipun. Yang
melucuti beragam aspek filmnya.
Ya, Anggy sebelumnya mampu
memberikan sebuah penyegaran terhadap Insya Allh Sah 2 yang tersaji
tepat takaran. Namun apa yang ditampilkan disini sama sekali jauh dari
kesan lucu. Dari trailer kita melihat Mang Ujang (Ence Bagus) mengomel
ketika kucuran kopi mengalir dari mulutnya. Di film, ketika Mang Ujang
mengulangi perbuatan serupa (membuat kopi dari mulut alih-alih cangkir),
Ali Oncom (Dwi Sasono) mengomel dan seraya berkata "Jangan di ulang
Bang, yang tadi saja nggak lucu". Menarik memang, dialog tersebut seolah
menjawab isi keseluruhan filmnya.
Contoh kedua seperti yang
nampak di trailer, memperlihatkan Doyok (Fedi Nuril) yang mimpi tengah
di datangi mendiang sang ibu dalam bentuk pocong (diperankan oleh Yati
Surachman) meminta Doyok untuk segera mencari jodoh, gelaran musikal
mendadak pun tampil, memperlihatkan Doyok yang bergaya ala rock star
menyanyikan lagu Wali yang bertajuk Cari Jodoh, dengan iringan pocong
serta kuntilanak sebagai penari latar. Saya pun mempertanyakan pada
hati, dari mana letak lucunya?
Selain perpindahan alur yang
tersaji kasar, DOA (Doyok-Otoy-Ali Oncom): Cari Jodoh masih berbicara
mengenai tiga tokoh sentral, Doyok, Otoy (Pandi Pragiwaksono) serta Ali
Oncom, tiga pengangguran yang gemar nongkrong bersama. Otoy selalu
menjadi pusat kemarahan sang istri, Elly (Nirina Zubir) akibat
bermalas-malasan, sementara Ali Oncom gemar menggoda para wanita meski
tengah berpacaran dengan Yuli (Jihane Almira) sementara Doyok yang masih
betah melajang. Dari situlah timbul rasa inisiatif dai kedua sahabat
dengan mencarikan jodoh untuk Doyok melalui situs biro jodoh "Minder",
sebuah plesetan terhadap nama produk yang seolah bak sebuah trade mark
tersendiri bagi Anggy.
Namun, itu semua masih berjalan cukup
baik ketimbang unsur komedi yang seperti telah saya singgung di atas
penuh dengan hal "absurd" yang kelewat batas hingga hal "jorok" yang
sama halnya. Bayangkan Anggy Umbara turut tampil sebagai juri dari
sebuah ajang debat dengan menggunakan nama Manoj P membuka gelaran debat
dengan teriakan "Action...!". Bukan hanya tak masuk logika pun
komedinya tak selaras dengan apa yang ingin ditampilkan. Alhasil
repetisi itu pun terus peras sampai habis.Contoh kedua: Anggy
menampilkan penis yang terjepit di pohon selama dua kali. Entah ini
merupakan sebuah jalan buntu atau manifestasi dari sikap malas, yang
jelas ini menandakan bahwa DOA (Doyok-Otoy-Ali Oncom): Cari Jodoh bak
tanpa tenaga, menaandakan para pembuatnya setengah hati.
Itu
pula yang terjadi para karakter utamanya, ketika Fedi Nuril dengan
riasan gigi tonggos palsu menyindir perannya sebagai "pujaan wanita"
dalam "Ayat-Ayat Cinta" pun sama sekali tak berhasil. Pun demikian
dengan Pandji yang masih tetap sama, bedanya hanya riasan rambut dan
perut tambun miliknya. Dwi Sasono dengan lagak tawanya yang khas mampu
tampil cukup berhasil, meski karakter mereka kalah telak oleh para
aktris pendukung. Nirina Zubir dengan celetukannya yang melesat, Titi
Kamal dengan tingkahnya yang manja plus gerak bibir aneh dan Laura
Basuki yang tampil menggila. Percayalah, ketiga aktris pendukung itu
jauh lebih lucu ketimbang sang aktor.
Menuju third-act, DOA
(Doyok-Otoy-Ali Oncom): Cari Jodoh menghantarkan sebuah twist yang
menggiring pada situasi sarat kekacauan. Tentu, bukan Anggy Umbara jika
tak memasukan sebuah kritik terhadap film yang hanya berlatar mengenai
masyarakat kelas menengah dalam ajang pencarian jodoh belaka. Serupa
komedinya pula yang menabrak beragam aspek, konklusinya pun serupa. Luar
biasa kacau dengan keliaran yang tak mampu terkontrol. DOA
(Doyok-Otoy-Ali Oncom): Cari Jodoh dengan lantang menyebutkan bahwa ini
adalah karya terburuk sang sutradara.
SCORE : 1.5/5
0 Komentar