Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

WARKOP DKI REBORN: JANGKRIK BOSS! PART 2 (2017)

Jangkrik Boss! Part 2 mengikuti pola film yang dibelah menjadi dua bagian, tentu bukan tanpa alasan mengingat film pertamanya yang mencapai lebih dari 6 juta penonton. Terbersit keinginan untuk memecahnya menjadi dua bagian, tentu resiko pun siap untuk diambil oleh Anggy Umbara beserta penulis Bene Dion Rajagukguk dan Andi Awwe Wijaya yang kali ini menawarkan hal yang cukup segar seperti yang telah nampak di trailer. Namun kala part 1 adalah sebuah keserampangan dan kebodohan yang mengasyikkan part 2 mungkin sedikit luntur, namun untungnya tak pernah surut untuk kehilangan daya.

Melanjutkan film pertamanya, kali ini Dono (Abimana Aryasatya), Kasino (Vino G. Bastian), Indro (Tora Sudiro) yang dibantu oleh Sophie (Hannah Al Rashid) melanjutkan pencarian harta karun di Malaysia. Setelah mereka melewati berbagai rintangan yang datang silih berganti, akhirnya si gadis berbaju merah yang kopernya tertukar di bandara pun ditemukan, dia adalah Nadia (Nur Fazura). Pencarian harta karun pun dilakukan di sebuah pulau kosong tak berpenghuni, dan disinilah Anggy unjuk kebolehan guna membuat penonton tertawa terbahak-bahak.

Sedari awal, Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2 telah memacu saraf tawa penonton, sebutlah adegan di sebuah perpustakaan yang absurd itu, yang mungkin sebagian akan tertawa namun tidak dengan saya yang justru menggelikan melihatnya. Seperti yang telah saya singgung tadi, Anggy memang piawai menjaga tensi filmnya tetap maju, meski terkait pace ia sering kelabakan, menciptakan sebuah pergerakan yang kasar, pun demikian dengan efek CGI yang ia gunakan. Namun bukanlah Warkop Dki Reborn: Jangkrik Boss! Part 2 adalah sebuah film komedi yang bertujuan menyulut tawa penonton, sehingga aspek itu pun disampingkan dan yang penting mampu melaksanakan kewajibannya sebagai film komedi.

Anggy memang menyadur film terdahulu Warkop selaku dibawah Soraya Intercine Films, tak ayal dua film seperti IQ Jongkok dan Setan Kredit mendominasi flm ini, memadukan unsur komedi serta sentuhan horor yang acap kali sukses membuat tawa meski tensi di paruh kedua dan ketiga sejatinya naik turun dan bahkan terkesan hit and miss sekalipun. Namun, film ini tak jatuh begitu saja, Anggy tahu betul bagaimana membuat penonton bernostalgia dengan film Warkop tahun 90an, dimunculkanlah sebuah homage yang turut memacu naik filmnya untuk tampil segar.

Ya. ciri khas film ini adalah homage-nya itu, seperti yang telah nampak di trailer dengan kemunculan Rhoma Irama yang sanggup menyulut tawa lepas, pun saya dibuat terbahak-bahak kala adegan comedy menggunakan "soto" pun dimainkan. Paruh ketiga membuka jalan filmnya ke ranah science fiction yang juga bertujuan memunculkan sebuah twist yang menurut saya pribadi radar komedinya terkesan surut jikalau dengan komedi sebelumnya. Untungnya momen "soto" mampu bersemayam lama diingatan hingga siap menambal kekurangan yang ia hasilkan.

Trio Abimana-Vino-Tora bermain baik, meski performanya terasa kurang karena telah melihat film sebelumnya, meskipun demikian Abimana sanggup melucu bahkan ketika ia berdiri sekalipun, menciptakan sebuah momen verbal yang tak kalah menyulut tawa. Sementara Tora tetaplah sosok yang likeable berkat tutur bicaranya dan Vino dengan tingkah sok cool yang tak kalah bodohnya. Chemistry mereka tampil kuat sehingga sejenak melupakan saya terhadap kekurangan yang menempel pada film ini.

SCORE : 3.5/5

Posting Komentar

0 Komentar