Menempatkan
The Greatest Showman sebagai film musical adalah sebuah pilihan yang
tepat. Ketimbang menjadikannya sebagai sebuah suguhan biografi mengenai
kisah perjalalanan Barnum (Hugh Jackman) dalam membangun Ringling Bros,
and Barnum Bailey & Circus yang mana sejatinya kurang amunisi lebih
untuk menempatkannya. Deretn nomor musikal seperti The Greatest Show sebagai pembuka filmnya menyuntikan nyawa semangat juang, kemeriahan sirkus dan tentunya sebuah realisasi akan mimpi.
Seperti judulnya, sutradara debutan Michael Gracey lebih
mengedepankan pada sebuah keajaiban dan kemeriahan sirkus dibanding
otentitas. Yang akan membuat penontonnya terperangah takjub seperti apa
yang diucapakan Phillip Carlyle (Zac Efron) yang selanjutnya akan
menjadi rekan Barnum. Hiburan dan kemeriahan. Itulah yang diterapkan,
meski sejatinya kebohongan demi menciptakan riuh serta sorak penonton
perlu dilakukan: menyumpal pria tergemuk dengan bantal, memakaikan
egrang di kaki pria tertinggi yang berasal dari Irlandia yang kemudian
diganti menjadi Rusia. Bukan sepenuhnya kekeliruan, hanya
melebih-lebihkan atas nama hiburan.
Sesuai judulnya, Gracey
membuat sedemikian nomor musikal yang ditulis oleh Pasek & Paul
sebagai pondasi utama terciptanya sebuah kemeriahan, hiburan meriah bagi
penonton sekaligus penyulut atensi yang mujarab kala filmnya memainkan
nomor musikal yang akan mengendap lama diingatan, A Million Dreams mampu
membawa penonton hanyut dalam cita-cita dan impiannya, pun dengan
karakternya yang menampilkan kondisi serupa. Menaruh harapan serta
merealisasikan mimpi di tengah orang-orang yang menganggap remeh.
Gracey seolah memberikan surat cinta pada para pejuang mimpi. Dan
itu terealisaikan cukup mengena lewat lagu-lagu yang diusungnya. Bersama
mereka kita berharap, bersama mereka pula kita menangis. Sebuah koneksi
yang kuat yang tak akan luntur kala menyaksikannya yang turut
memberikan sebuah kekuatan serta keberanian untuk berani bermimpi dan
memperjuangkannya. Itulah yang sedari awal dipegang oleh Barnum yang
kemudian menikahi Charity (Michelle Williams) yang berasal dari kalangan
bangsawan. Tekad Barnum untuk mengubah nasib dan memberikan senyum
untuk kedua buah hatinya menjadikan filmnya begitu konsisten.
Hal terpenting yang dilakukan Barnum adalah mengumpulkan mereka yang
terpinggirkan, membuatnya terasa istimewa, merangkulnya kala orang lain
menjauhinya serta mensejajarkan mereka yang dianggap berbeda. Seperti
kala ia menjadikan si Wanita Berjanggut yang diperankan oleh Lettie Lutz
atau seorang seniman trapeze yang dimainkan oleh Zendaya sebagai Anne
begitu berharga, mampu menunjukan bakat luar biasa yang dimilikinya.
This Is Me dan Rewrite The Stars adalah nomor musikal yang paling
berhasil, selain mengansung sebuah kemegahan pun dapat melawan segregasi
dan ungkapan cinta. This Is Me sebuah pembuktian nyata yang luar biasa,
Rewrite The Stars begitu penuh akan rasa, ungkapan cinta yang besar
kala Philip dan Anne bergelantungan saling mengungkapkan rasa di
langit-langit. Sementara Never Enough memberikan sebuah rasa yang
menyayat hati.
The Greatest Showman memang tersusun atas
nomor musikal yang begitu dekat dengan penonton. Namun penceritaan yang
dilakukan Gracey terlampau buru-buru, seolah ingin hendak menuju pada
sekuen musikal yang menciptakan pergerakan alur yang kasar, kita melihat
Barnum jatuh dari mimpinya, namun Gracey tak ingin memberikannya sebuah
kesan mendalam, ingin membungkusnya sebagai sebuah pertunjukan meriah,
karena menurutnya harus selaras dengan sub judul, sehingga melewatkan
detail yang cukup penting pun tak jadi masalah yang kemudian berujung
pada rumpangnya narasi yang untungnya ta merusak tatanan produksi.
SCORE : 3.5/5
0 Komentar