Jefri
Nichol memang memimpin sebagai idola kaum remaja (khususnya wanita)
millenial yang banyak digemari, kharismanya mampu membuat hati remaja
meleleh, paras rupawannya mampu memacu teriakan histeris. Memerankan
tokoh serupa (terhitung empat karakter) sepanjang tahun 2017 memanglah
nihil akan sebuah gebrakan yang baru. Namun Jefri yang kerap memainkan
karakter bad-boy namun berhati emas jelas mewadahi kharismanya,
sehingga tak salah adaptasi lagu dari Virgoun yang sempat di buat web
series-nya ini sekali lagi mengukuhkan bahwa ia memang juara dalam hal
ini.
Karakter yang dimainkan Jefri bernama Hema Chandra, remaja yang sulit diatur, enggan berkuliah, seniman grafitti jalanan yang kerap diburu polisi yang kemanapun ia pergi selalu menenteng mesin tik tua peninggalan sang kakek. Singkatnya Hema adalah seorang hipster. Ia pun gemar berkumpul di sebuah cafe hipster pula. Tapi ia juga adalah seorang pecinta alam, mengutuk orang-orang yang kerap membuang sampah sembarangan yang mana adalah selipan supaya karakternya dapat memotivasi, menjadikan kompas moral sang karakter agar ditiru penontonnya, bukannya penonton ABG perlu hal demikian?
Pertemuan Hema dengan Starla (Caitlin Halderman) dalam sebuah kejadian enam jam langsung membuat Hema jatuh hati, pun sebaliknya. Meskipun pertemuan mereka terlampau cepat, Rudi Aryanto selku sutradara memang tak ingin berlama-lama menunggu karakternya untuk bersatu, dalam belasan durasi pun kita sudah dapat menikmati kebersamaan mereka yang mana sebagai pancingan agar penonton kawula muda yang diisi kebanyakan ABG menjerit histeris ketika Hema melantunkan barisan dialog bernada romantis, membelai lembut rambut Starla sebelum akhirnya saling membalas dialog dengan nada puitis. Jefri Nichol memang kerap kerepotan untuk melafalkan dialog, sementara Caitlin Halderman dengan penuh gaya bahasa memantapkan sosok Starla begitu mudah untuk disukai, yang meskipun memiliki coffe shop ia tak seperti kebanyakan Princess buatan Screenplay yang gemar tampil glamour.
Jika ditilik dari segi filmis, Surat Cinta Untuk Starla The Movie memang penuh akan cacat, barisan dialog yang terdengar puitis itu sejatinya tak perlu jika dialog biasa bisa digunakan, ataupun non verbal berupa senyuman pun jelas ampuh menimbulkan sebuah romantika muda-mudi yang tengah dimabuk asmara. Sesekali tampil Ramzy dan Ricky Cuaca yang menyuntikkan komedi tak lucu, sementara kehadiran Teuku Rizky semakin mengukuhkan bahwa dari personil CJR, hanya Iqbaal lah yang mampu tampil baik.
Sejatinya naskah garapan Tisa TS dan Sukhdev Singh memang masih jalan ditempat, namun kehadiran Rudi yang lebih memfokuskan pada hubungan antar karakter jelas menjadi tambahan tersendiri. It's more about relationship than luxury. Setidaknya poin tersebut dapat menjadi penambal yang hanya kecil ditengah rentetan alur flashback yang jika ditilik dari masa kini begitu semerawut, itu belum cukup hingga tampil sebuah twist yang dipaksakan tampil.
Twist-nya bak sebuah benang kusut yang dipaksa tampil guna mewadahi durasi, tak terjalin rapi dan serba mendadak. Sangat disayangkan memang konklusi buatan Screenplay kerap tampil serupa, merobohkan pondasi yang sedari awal sudah dibangun rapi. Walaupun demikian chemistry Hema-Starla begitu terjalin mulus yang seketika menghilangkan decak kagum ketika film diakhiri begitu saja.
SCORE : 2.5/5
0 Komentar