Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

PIRATES OF THE CARIBBEAN: SALAZAR'S REVENGE (2017)

Selaku installement ke-5 dari franchise mengenai seorang bajak laut bernama Jack Sparrow (Johnny Deep) ini, Salazar's Revenge (berjudul Dead Men Tell No Tales untuk peredaran di Amerika Utara) masih menawarkan kisah seputar perjalanan Jack Sparrow yang kian hari kian melelahkan. Meskipun demikian franchise di bawah naungan Walt Disney ini haris tetap melaju demi meraup keuntungan finansial. Kali ini giliran duet Joachim Rønning dan Espen Sandberg (Kon-Tiki) yang menempati bangku sutradara unuk memulai sebuah pelayaran baru bersama Jack Sparrow yang sejatinya terasa repetitif.

Melanjutkan seri sebelumnya di On Strangers Tides. Alkisah, Kapten pasukan angkatan laut Spanyol bernama Armando Salazar (Javier Bardem) terjebak di Devil's Triangle akibat perbuatan Jack Sparrow. Bersama para awak kapalnya, Salazar pun dikutuk menjadi hantu, menanti saat balas dendam tiba. Demi melawan Salazar, Jack, dibantu oleh Henry Turner (Brenton Thwaites) yang ingin membebaskan sang ayah, Will Turner (Orlando Bloom) dari kutukan Flying Dutchman dan Carina Smyth (Kaya Scodelario), ahli astronomi yang dituduh penyihir.

Salazar's Revenge di niati sebagai sebuah petualangan baru di mana kali ini Heny dan Carina di tugaskan untuk mengikuti jejak Will dan Elizabeth (Keira Knightley). Memang memasang darah baru di filmnya kali ini, namun sejatinya poros cerita masih berkutat pada sebuah kesan formulaic. Ketakutan untuk mengambil sebuah langkah baru menjadi masalah utama untuk film ini sendiri, seolah takut untuk menghilangkan satu momen terkait pelayaran yang kini bak sebuah ombak, terkadang pasang dan kemudian surut. Naskah Jeff Nathanson memang tak mempunyai banyak alur dan penuh sesak, namun permasalahannya sendiri ia masih memasang para angkatan laut yang sejatinya kurang penting.

Alhasil, kurangnya tendensi serta kepuasan penonton terhadap karakter yang berkutat melawan Salazar terasa kendor. Memang tujuan utama film ini adalah membebaskan kutukan serta melawan Salazar namun itu semua tak mempunyai impresi yang kuat, terlebih di beberapa durasi turut di selipkan lontaran aksi komedik yang urung untuk menggelak tawa hingga adegan tak penting macam pernikahan paksa Jack Sparrow atas tawanan penduduk suku di sebuah pantai pun terasa tak perlu. Untungnya hadir secercah petualangan yang cukup memanjaan mata seperti serangan hiu misalnya, yang di dukung penggunaan CGI yang efektif, selebihnya (termasuk klimaks) yang juga menampilkan post-credit scene adalah sebuah petualangan yang predictable dan repetitif.

Entah kenapa selaku maskot utama film Johnny Deep tampil terasa loyo disini, entah itu faktor usia yang telah memasuki umur 53 tahun atau Deep sendiri telah malas melakoni karakter film ini sendiri selain sebagai ajang untuk tampil up setelah rentetan filmnya tampil flop. Kala Brenton Thwaites kekurangan kharisma serta Geoffrey Rush sebagai Barbossa yang tak segila di franchise sebelumnya, Kaya Scodelario tampil dengan penuh semangat meyakinkan penonton atas kesan rebellion yang ia miliki. Javier Bardem pun hadir menyeramkan (dibantu efek CGI yang tepat guna) dan terkesan intimidatif lewat tuturan katanya yang penuh dengan kebencian akan Jack Sparrow serta keinginan untuuk balas dendam yang seolah tak pernah surut.

Duet Joachim Rønning dan Espen Sandberg memang beberapa kali menampilkan sebuah sequence yang cukup menghibur misalnya adegan pencurian di sebuah brankas yang juga melibatkan pasukan kuda, serta adegan sewaktu Jack terjebak dalam guillotine berputar pun tampil mengocok perut. Gubahan musik Geoff Zanelli efektif membangun tensi meskipun sangat di sayangkan sekali duet mereka seolah sulit untuk menyusun sebuah gelaran aksi yang mengikat di tengah gelaran visual yang memikat.

SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar