Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

HATE STORY IV (2018)

Selain karena kesuksesan berturut-turut film sebelumnya, Hate Story IV adalah usaha Vishal Pandya (Hate Story 2, Hate Story 3) bertutur bak seorang Alfred Hitchock-namun tak mempunyai amunisi yang cukup. Menonton Hate Story IV bak sebuah carbon-copy film sebelumnya, Hate Story 3 (2015) yang dituturkan lewat peran berbeda. Premisnya masih berkutak mengenai isu soal kebencian dan balas dendam dalam balutan sensualitas yang kini bak kehilangan pesona.

Aryan Khurana (Vivan Bhatena) tengah mencari wajah baru untuk yang akan dijadikan brand ambassador produknya. Ia meminta sang adik, Rajveer Khurana (Karan Wahi) yang seorang fotografer untuk mencari sang bintang. Dipilihlah Tasha (Urvashi Rautela) yang ia temukan di sebuah klub. Bisa ditebak, Tasha menjadi bintang terkenal. Tak lengkap rasanya jika franchise Hate Story tak memiliki sebuah konspirasi. Tasha yang kemudian menjadi kekasih Rajveer ternyata memikat hati Aryan, sang kakak, yang telah menjalin hubungan dengan Rishma (Ihana Dhillon).

Hate Story IV tersusun atas konspirasi hingga hubungan gelap yang menggiring para penontonnya guna dikejutkan oleh fakta yang sebenarnya. Ekseskusi Vishal sendiri memang terlampau kusut-memasukan twist sekenanya tanpa sebuah aturan main yang pasti. Maksud saya, film tak membangun sebuah jembatan yang jelas guna mengarah pada sebuah tujuan utamanya, alhasil kita mendapati sebuah transisi yang sedikit kasar.

Ini semua mengenai timing filmnya yang terasa inkonsisten, Vishal sendiri meniatkan filmnya guna menyibak sebuah “topeng palsu” para karakternya guna membalaskan sebuah kebenian. Pun hukum kaukalitas yang digunakan pun terlampau kurang kokoh. Pada pertengahan film kita mengetahui modus-operandi sang karakter, dan sisanya seperti apa yang sudah kita lihat di film sebelumnya. Nihil terobosan baru.

Dialog yang dirangkai oleh Milap Milan Zaveri terlampau menggelikan, terlebih kala salah satu karakternya melontarkan dialog yang turut membawa nama “air”, bukan terdengar puitis, namun jelas sebuah dialog yang terlampau dipaksakan guna terdengar romantis. Cerita yang bersarang dari ide Sameer Arora dan Vishal Pandya tak lebih dari sebuah pengulangan film sebelumnya.

Hate Story IV bukanlah sebuah film yang buruk, melainkan terlampau malas untuk menampilkan sebuah tontonan yang benar-benar menerapkan gaya Hitchockian. Memang pada film sebelumnya ini adalah upaya yang ampuh, namun seiring pola pemikiran yang terus bergerak dan berjalan, rasanya upaya tersebut dirasa tak berarti lagi.

SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar