Serupa
Ada Apa Dengan Cinta? 2 yang dibuat karena mengobati kerinduan para
penonton film pertamanya disamping sebagai pengeruk pundi-pundi
finansial yang ampuh meraih para penonton, Eiffel...I'm In Love 2
sejatinya punya pesan khusus yang sangat relevan dengan masa kini, yakni
terkait pernyataan "Menikah jangan ditunda-tunda" atau pertanyaan
"Kapan Nikah?" yang kerap terlontar
ketika kita datang ke sebuah pesta pernikahan sahabat. Pertanyaan itu
pun yang kerap di dengar Tita (Shandy Aulia) yang membuatnya semakin
jengah kala mendengarnya. Pasalnya hubungannya bersama Adit (Samuel
Rizal) telah berjalan selama 12 tahun lamanya. Tita kini dilanda
keresahan, sembari menanyakan Apakah Adit serius dengan hubungannya?.
Selama 12 tahun pacaran jelas perubahan sikap maupun penampilan bisa terjadi. Namun melihat romantika antara Adit dan Tita bak sama seperti awal mereka pacaran yang kerap dirundung pertengkaran yang kemudian menyatukan mereka lagi. Tita masih cewek cerewet sedangkan Adit masih sama, kerap bertingkah galak dan ketus. Tita kini berada di Paris, negara di mana Adit tinggal. Namun Samuel Rizal sebagai sutradara masih membuat karakter mereka tetap sama seperti dahulu, minim adanya senuah proses pendewasaan yang mana jika terjadi di dunia nyata mungkin saja mereka tak bertingkah demikian seiring bertambahnya usia.
Konon setelah bertahun-tahun pacaran romantisme memudar, naskah garapan Donna Rosmayana pun mengikuti jalur serupa nan formulaik. Seperti yang telah saya singgung diatas, fase dimana mereka bertengkar, bertengkar dan bertengkar kerap terulang yang hanya disebabkan oleh hal sepele yang gampang ditebak bahkan tak butuh waktu sejam lebih untuk mengakhirinya. Memang sedikit terasa menjemukan.
Untungnya berkat chemistry Samuel Rizal-Shandy Aulia filmnya tak jatuh begitu membosankan. Mereka adalah perekat paling ampuh untuk menghindarkan filmnya terasa membosankan. Samuel Rizal makin matang melontarkan dialog, sementara Shandy Aulia dengan tingkh manjanya membuat film ini terasa hidup, disamping naskah filmnya yang begitu tipis dan tentunya predictable.
Ditemani bidikan kamera Yunus Pasolang yang menangkap pemandangan kota Paris yang bak jalan-jalan ke luar negei serta lantunan soundtrack dari Melly Goeslaw yang menghasilkan sinkronasi terhadap cerita membuat lajur film ini begitu enak untuk diikut, meski inkonsistensi terhadap karakter lain yang terlampau tipis kerap melekat, sebut saja karakter Bunda (Hilda Arifin) ataupun kehadiran Marthino Lio dengan performanya yang apik hanya sebatas melengkapi, tanpa diberi bobot lebih bagi filmnya sendiri.
Pesan agar tak terlalu menggampangkan melaksanakan sebuah pernikahan sejatinya akan tersaji mulus jika tak semuanya ditumpahkan menjelang ending. Andai saja secara bertahap yang diiringi adegan akan mulus tersaji. Untungnya di paruh akhir ciuman romantis serta obrolan intim menyelamatkan filmnya. Kondisi itu memang bersifat krusial. Bisa menjatuhkan filmnya maupun melambungkan kualitas filmnya. Untungnya Eiffel...I'm In Love 2 berada pada opsi kedua.
SCORE : 3/5
0 Komentar