Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

A QUIET PLACE (2018)

Berangkat dari sebuah inspirasi kala menyaksikan Jaws (1975) karya Steven Spielberg. John Krasinski sang sutradara (sekaligus aktor) yang di bantu sokongan naskah dari Bryan Woods dan Scott Beck menekankan aksi dari dampak kejadian ketimbang memperlihatkan wujud gamblang sang monster. Membawa penonton pada situasi yang ambigu, memperlihatkan kondisi dunia yang di landa kepunahan, surat kabar sebagai sebuah suara dari ancaman. Pertanyaan yang akan muncul adalah sejauh mana eksistensi kehidupan manusia ini bisa berlangsung?


Adegan pembuka-nya membawa kita pada hari ke-89 pasca serbuan serangan monster. Serupa pada kebanyakan film horror "summer blockbuster" film ini tanpa basa-basi memperhatikan eksposisi latar, alih-alih menghantarkan penonton pada sebuah tragedi yang menimpa pasangan suami istri, Lee (John Krasinski) beserta sang istri Evelyn (Emily Blunt) serta kedua anak mereka, Regan (Millicent Simmonds) dan Marcus (Noah Jupe) yang menyadari bahwa serangan sang monster tak main-main. Alur kemudian melompat pada hari ke-472 yang mana mereka masih menjalani kehidupan dalam kesunyian sekaligus bersembunyi dari serangan sang monster.

Film horror generik kerap menampilkan karakter-nya bersembunyi dari kejaran sang pemangsa (baik itu monster maupun hantu) biasanya bersembunyi guna memanjangkan durasi sekaligus menutupi kekurangan sang penulis naskah (kalau tak ingin di sebut minim kreativitas) pada saat bahaya atau serangan sudah terpampang jelas dan mesti akan terjadi. A Quiet Place mengeliminasi rasa skeptis saya dan juga sebutan tadi, dimana hal kecil seperti gesekan kecil kotak obat atau berjalan dari tangga memberikan sebuah bahaya yang luar biasa. Berjalan tanpa alas kaki, mengganti piring dengan kain hingga suara cipratan air wastafel pun harus di halangi oleh handuk hingga mengganti bahasa dengan bahasa isyarat. Sungguh melelahkan apa yang harus di lewati, mereka hanya bisa pasrah kala kelemahan sang monster urung untuk di ketahui.

Ini yang nantinya akan menjadi sebuah konklusi dimana semua keresahan terjawab, yang mana ini adalah tugas John Krasinski memberikan sebuah gebrakan yang di tunggu oleh para penontonnya. Namun sayang, naskahnya tampil berlubang dalam menangani masalah konklusi, terlampau menggampangkan memang. Jika detail kecil seperti yang telah saya sebutkan di atas begitu di perhatikan, lalu kenapa dengan konklusi yang begitu terlampau menggampangkan? Padahal naskahnya sendiri tampil begitu solid dengan tambahan jump scare yang begitu efektif, yang membuat saya dan tentunya anda yang menonton refleks berteriak ketakutan.

Lee adalah orang yang cerdik, sama halnya dengan John Krasinski sebagai sutradara yang mampu menciptakan sebuah teror yang tepat guna, bukan sebatas menakuti namun bermain dengan atmosfir yang mengusik rasa, menciptakan sebuah ketakutan yang luar biasa, baik dari hal yang terkecil seperti penggunaan "paku" hingga momen yang begitu mendebarkan seperti kala Evelyn hendak melahirkan, yang mana menciptakan sebuah kengerian hingga pemandangan yang memanjakan mata lewat sebuah kembang api yang di nyalakan pada saat bersamaan.

Meskipun berkedok sebagai film horror, A Quiet Place turut memberikan sebuah drama terkait tantangan untuk menjadi orang tua (parenting). Mendapati anak yang membangkang pada orang tua ketika memasuki usia remaja, hingga keharusan untuk membagi kasih sayang yang sama rata. Krasinski mewakili itu semua, ia adalah sosok pria yang bijaksana, penyayang namun bingung untuk mengekspresikannya, Disinilah pertanyaan "how far would you go for your family?" di pertanyakan. Pun dengan Emily Blunt (sebagai istri di dunia nyata dan film) tampil meyakinkan seperti biasanya, entah itu mengekspresikan rasa sakit, takut, hingga kasih sayang seorang ibu.

SCORE : 4/5

Posting Komentar

0 Komentar