Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

10x10 (2018)

Daripada berfokus pada one place show berukuran 10x10, film garapan Suzi Ewing ini lebih menekankan terhadap aksi penyanderaan yang dilakukan oleh Lewis (Luke Evans) terhadap Cathy (Kelly Reilly), sehingga memudahkan penonton untuk bertanya terkait motif yang di balik perlakuan Lewis terhadap Cathy. Pola generik yang kerap terjadi pada film dengan sentuhan sedikit whodunit ini memang cukup ampuh memancing rasa penasaran penonton, pun begitu dengan kinerja Ewing yang mengikuti pola generik terkait siapa yang salah dan siapa yang benar ini cukup efektif, meski tak terbilang cerdas.

Naskah yang ia garap bersama Noel Clarke memang terbilang tipis, bermain dengan aksi balas dendam serta perlahan mengungap dalang dibalik kematian sang istri dari Lewis, Alana (Olivia Chenery) yang tewas meninggal dan terakhir di tangani oleh Cathy yang seorang perawat di rumah sakit tempat Alana di rawat, terlebih Alana sebelum meninggal dalam keadaan pengaruh alkohol dan juga dalam sampel darahnya terdapat cairan TPH, cairan yang biasa digunakan untuk alat pemerkosaan. Disinilah puncak emosi di naikkan, yang kemudian menyulut sebuah pertanyaan terkait siapa sebenarnya Cathy? Apakah ia dalang di balik kematian yang menimpa sang istri dari Lewis. Pun semakin rumit kala Hakim membebaskan bahwa Cathy beserta perawat lainnya dinyatakan tak bersalah.

Formula yang sering jamak dipakai ini memang terbilang cukup ampuh dalam meraih atensi penonton, namun puncak akhir yang dihasilkan akan sebuah kepuasan berada di klimaks sejauh mana sang sutradara mengecoh dan menggiring bahkan menyeret penonton masuk dalam kisahnya adalah kunci utamanya. Ewing memang di satu sisi berhasil mengecoh dan menggiring penonton masuk dalam sektor cerita, namun ketika konflik mengenai "siapa yang salah?" perlahan terbuka tutur eksekusinya sedikit terseok-seok, naskahnya ta terlalu pintar dalam bermain logika, pun mudah dengan penonton untuk menebak siapa yang salah sebenarnya.

Potensi untuk bermain intens perlahan mulai menurun, permainan terkait tebak-menebak pun berujung hambar dan terasa repetitif, kala Lewis melihat video bersama sang istri timbul sebuah kemarahan terhadap Cathy yang ia duga sebagai dalang terkait hilangnya nyawa sang orang terkasih. Pun begitu seterusnya, menonton video kemudian timbul kemarahan. Repetitif bukan salah satunya masalah utama, perlakuan Lewis terhadap Cathy pun terbilang generik, jauh dari kesan penculik ulung, saya pun memakluminya karena Lewis toh orang biasa, namun tempat penyekapan yang ia rancang berukuran 10x10 itu kedap udara, disini pertanyaan mengenai kecerdikan Lewis mulai di pertanyakan, yang justru membuatnya berada dalam bahaya.

Kala poros cerita mulai terseok-seok, Ewing mengedor jantung penonton dengan sebuah aksi thriller slasher, baku tembak hingga adegan yang membuat bergidik penonton ia tampilkan. Mulailah parade tusuk-menusuk serta tembak-menembak yang cukup ampuh menjaga atensi, menjadikannya sebuah tontonan yang membuat penonton terjaga sekaligus mengembalikan daya film ini yang mulai sedikit demi sedikit menurun. Meski kekurangan terkait eksekusi dengan sedikit sentuhan whodunit bisa di bilang tak berhasil.

Luke Evans memang tampil cukup baik, ia adalah sosok good man and especially good father for his daughter, Summer (Skye Lucia Degruttola), sikap kehilangan yang belum ia bisa terima terhadap sang istri menjadi penyulut amarah sekaligus aksi psycho-nya, pesona serta kharisma yang ia miliki di tengah emosi yang bergejolak menjadikannya karakter yang mampu tampil kuat andai script mendukung. Kelly Reilly memang terkesan calm, namun secara mengejutkan ia mampu menipu penonton dengan sikapnya. Performa cast memang mendukung, namun kembali lagi ke inti masalahnya adalah kurang cakapnya Ewing bermain dalam ranah eksekusi, ingin terlihat pintar, namun kurang daya dalam upaya memaparkannya, menjadikannya kehilangan pesona, dan untungnya tak semuanya itu luntur begitu saja.

SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar