Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

PHILLAURI (2017)

Menggabungkan beberapa genre memang bisa dibilang upaya yang cukup oke untuk membuat sebuah film terasa charming, kaya akan warna dan makna. Phillauri menggunakan opsi itu untuk mencoba memberikan sebuah hiburan yang kaya akan variansi genre, mulai dari romansa, budaya, horor, comedy hingga sejarah, mencoba membawa kamu sedikit lebih dekat dengan value terkait sosial yang tinggi, that's Phillauri. So, bagaimana hasil dari semuanya?

Kanan (Suraj Sharma) seorang lelaki yang kembali selepas pulang dari Kanada dengan alasan menikah dengan teman masa kecilnya, Anu (Mehreen Pirzada), sialnya, Kanan lahir di hari selasa, hari pembawa sial menurut kepercayaan Bihar, atau biasa disebut Manglik. Untuk membuang kesialannya itu, ia harus melakukan sebuah upacara perkawinan terlebih dahulu dengan pohon yang kemudian pohon itu harus ditebang guna membuang sial yang telah ia tularkan. Secara tanpa sengaja, tradisi itu membuat seorang hantu bernama Shashi (Anushka Sharma) datang dan mengklaim bahwa ia telah dinikahkan dengan Kanan. Kanan kemudian dibuat ketakutan serta kewalahan akan hadirnya Shashi yang terus menguntitnya, perlahan ia kemudian mencari cara agar semua itu berhenti, salah satunya ialah dengan berkomunikasi dengan Shashi.

Seperti yang saya bilang tadi, Phillauri mengusung beberapa variansi genre, mulai dari romansa hingga balutan horor yang akan membawa kamu menengok kembali akan sebuah kejadian tragis yang terjadi di Amritsar. Anvita Dutt sebagai penulis naskah sangat lihai menggabungkan sebuah sejarah yang kemudian akan ia kawinkan dengan bumbu horor layaknya casper, serta menyelaraskan dan menyeimbangkannya dengan sebuah isu terkait budaya sosial tentunya dengan balutan romansa dengan sedikit tambahan komedi. Dan semua itu mampu tampil prima lewat kinerja dari sang sutradara, Anshai Lal yang memang tampil konsisten disini, mulai dari penceritaan ketika Kanan bertemu dengan Shashi hingga menyibak sebuah peristiwa terkait masa lalu Shashi, dengan sang kekasih yang juga seorang penyair jalanan bernama Roop Lal Phillauri (Diljit Dosanjh) terasa intens dari awal ia tampil hingga menit per menit yang membentuk menjadi sebuah adegan bergulir.

Namun kaya akan variansi genre tak menjadikan Phillauri terus melaju ke arah maupun ke level yang lebih tinggi, ia bisa dibilang cukup namun tak ingin bergerak ke arah yang lebih tinggi lagi, tak mau membawa penonton sedikit merasakan sebuah momen challenging yang menantang, dan lebih untuk berkutat pada naskah cerita itu sendiri. Sedari penggunaan metode future and past memang terbilang cukup baik meski ada beberapa yang mungkin kurang ngena maupun tepat, saya maafkan toh itu tak mengganggu keberlangsungan cerita. Koneksi antara karakter dengan penonton cukup kuat meski sedari awal opening ia tak mampu mengikat penonton untuk fokus pada karakter itu sendiri dan menjauhi dari namanya sebuah pengemisan atensi, Phillauri lebih tepatnya membawa penonton to believe in situation, jangan berburuk sangka dan jangan gampang mengambil keputusan, toh semuanya akan berjalan semestinya, tak perlu mengambil aksi yang nekad sekalipun, bahkan sampai meregang nyawa.

Sederhana saja, Phillauri membawa kamu untuk belajar positive thinking dalam kondisi apapun, dan disini Anvita Dutt beserta Anshai Lal menjabarkannya lewat point of view in a history of Amritsar, mencoba memberikan kamu sebuah value terkait kehidupan. Anushka Sharma dan Diljit Dosanjh tampil prima sebagai sepasang kekasih disini, meski chemisty yang ia punya sendiri kurang tampil kuat, but enough. Lalu ada Suraj Sharma dan Mehreen Pirzada in the future yang bisa dibilang enough. Overall, Phillauri adalah sebuah film yang mencoba mengajari kamu about life, penjabarannya oke meski memang kurang mampu untuk membuatnya terasa challenging dan berada sedikit di level paling atas.

SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar