Menggabungkan
beberapa genre memang bisa dibilang upaya yang cukup oke untuk membuat
sebuah film terasa charming, kaya akan warna dan makna. Phillauri
menggunakan opsi itu untuk mencoba memberikan sebuah hiburan yang kaya
akan variansi genre, mulai dari romansa, budaya, horor, comedy hingga
sejarah, mencoba membawa kamu sedikit lebih dekat dengan value terkait
sosial yang tinggi, that's Phillauri. So, bagaimana hasil dari semuanya?
Kanan (Suraj Sharma) seorang lelaki yang kembali selepas pulang dari
Kanada dengan alasan menikah dengan teman masa kecilnya, Anu (Mehreen
Pirzada), sialnya, Kanan lahir di hari selasa, hari pembawa sial menurut
kepercayaan Bihar, atau biasa disebut Manglik. Untuk membuang
kesialannya itu, ia harus melakukan sebuah upacara perkawinan terlebih
dahulu dengan pohon yang kemudian pohon itu harus ditebang guna membuang
sial yang telah ia tularkan. Secara tanpa sengaja, tradisi itu membuat
seorang hantu bernama Shashi (Anushka Sharma) datang dan mengklaim bahwa
ia telah dinikahkan dengan Kanan. Kanan kemudian dibuat ketakutan serta
kewalahan akan hadirnya Shashi yang terus menguntitnya, perlahan ia
kemudian mencari cara agar semua itu berhenti, salah satunya ialah
dengan berkomunikasi dengan Shashi.
Seperti yang saya bilang
tadi, Phillauri mengusung beberapa variansi genre, mulai dari romansa
hingga balutan horor yang akan membawa kamu menengok kembali akan sebuah
kejadian tragis yang terjadi di Amritsar. Anvita Dutt sebagai penulis
naskah sangat lihai menggabungkan sebuah sejarah yang kemudian akan ia
kawinkan dengan bumbu horor layaknya casper, serta menyelaraskan dan
menyeimbangkannya dengan sebuah isu terkait budaya sosial tentunya
dengan balutan romansa dengan sedikit tambahan komedi. Dan semua itu
mampu tampil prima lewat kinerja dari sang sutradara, Anshai Lal yang
memang tampil konsisten disini, mulai dari penceritaan ketika Kanan
bertemu dengan Shashi hingga menyibak sebuah peristiwa terkait masa lalu
Shashi, dengan sang kekasih yang juga seorang penyair jalanan bernama
Roop Lal Phillauri (Diljit Dosanjh) terasa intens dari awal ia tampil
hingga menit per menit yang membentuk menjadi sebuah adegan bergulir.
Namun kaya akan variansi genre tak menjadikan Phillauri terus melaju ke
arah maupun ke level yang lebih tinggi, ia bisa dibilang cukup namun
tak ingin bergerak ke arah yang lebih tinggi lagi, tak mau membawa
penonton sedikit merasakan sebuah momen challenging yang menantang, dan
lebih untuk berkutat pada naskah cerita itu sendiri. Sedari penggunaan
metode future and past memang terbilang cukup baik meski ada beberapa
yang mungkin kurang ngena maupun tepat, saya maafkan toh itu tak
mengganggu keberlangsungan cerita. Koneksi antara karakter dengan
penonton cukup kuat meski sedari awal opening ia tak mampu mengikat
penonton untuk fokus pada karakter itu sendiri dan menjauhi dari namanya
sebuah pengemisan atensi, Phillauri lebih tepatnya membawa penonton to
believe in situation, jangan berburuk sangka dan jangan gampang
mengambil keputusan, toh semuanya akan berjalan semestinya, tak perlu
mengambil aksi yang nekad sekalipun, bahkan sampai meregang nyawa.
Sederhana saja, Phillauri membawa kamu untuk belajar positive thinking
dalam kondisi apapun, dan disini Anvita Dutt beserta Anshai Lal
menjabarkannya lewat point of view in a history of Amritsar, mencoba
memberikan kamu sebuah value terkait kehidupan. Anushka Sharma dan
Diljit Dosanjh tampil prima sebagai sepasang kekasih disini, meski
chemisty yang ia punya sendiri kurang tampil kuat, but enough. Lalu ada
Suraj Sharma dan Mehreen Pirzada in the future yang bisa dibilang
enough. Overall, Phillauri adalah sebuah film yang mencoba mengajari
kamu about life, penjabarannya oke meski memang kurang mampu untuk
membuatnya terasa challenging dan berada sedikit di level paling atas.
SCORE : 3/5
0 Komentar