Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

MOM (2017)

"Karena Tuhan tidak dapat berada dimana-mana, maka Dia menciptakan Ibu" pepatah dari negeri Hindustan ini memang mencerminkan film ini. Meski kita tahu memang peran "Ibu" dalam sebuah film, khususnya di perfilman bollywood memang bukanlah sebuah peran yang baru untuk ukuran women centric, berbagai film bertema "Ibu" mungkin lebih dahulu terjun seperti English Vinglish yang dibintangi Sridevi, Kahaani dan Kahaani 2 yang ditenggarai oleh Vidya Balan, hingga yang teranyar Maatr yang dibintangi Raveena Tandon. Begitu banyak jasa sang Ibu dan mungkin taan terbalaskan, dan begitu banyak juga para filmmaker yang mencoba mendeskripsikan "kekuatan" sang Ibu di balik kelembutannya. Mom sebuah film yang mencoba menampilkan sisi kuat sang Ibu dalam kelembutannya.

Devki Sabarwal (Sridevi) adalah seorang guru, suatu ketika di tempat ia mengajar, seorang murid laki-laki mengirimkan sebuah pesan cabul kepada Arya (Sajal Ali) yang tak lain adalah anak tirinya yang belajar dikelas yang sama, lantas Devki pun menghukum perbuatan sang anak. Hingga pada suatu malam, Arya pergi ke sebuah pesta di hari valentine, meskipun dilarang oleh Devki. Hingga sebuah peristiwa pun terjadi, Arya diperkosa oleh sekelompok anak laki-laki, dan kemudian dibuang ke selokan untuk menghilangkan bukti. Arya pun ditemukan dan kemudian dirawat di Rumah Sakit. Mendengar apa yang terjadi Devki kemudian melapor ke polisi hingga berujung ke proses pengadilan, namun naas, hasil pengadilan lebih condong ke pihak lawan, Devki dibantu oleh DK (Nawazuddin Siddiqui) mencoba mencai bukti kebenaran dan tentunya membalaskan dendam yang di derita oleh sang anak tiri.

Serupa tapi tak sama dengan Maatr, Mom kembali mencoba menampilkan sisi "kuat" dari seorang Ibu di balik kelembutannya, serta kemudian memunculkan sebuah pertanyaan klasik. How far would you go for someone love and family? Ravi Udyawar yang dibantu sokongan naskah dari Girish Kohli membuktkan bahwa genre yang mempunyai gelar "pasaran" dapat dikulik dan dimodifikasi sedalam mungkin. Udyawar mampu membuat "Mom" menjadi sebuah film "biasa" yang "tampak luar biasa" ditengah penggarapan mumpuni yang ia lakukan, ia memang mempunyai cerita yang tipis yang rawan akan terjebak pada penyakit "klise", namun disini penggarapan yang ia lakukan tepat guna, ia mampu membuat adegan per adegan terasa padu, tentunya dengan konflik yang mampu menyeruak masuk serta mendorong karakter menuju sebuah polemik yang tak hanya mengandalkan aksi balas dendam saja, melainkan membuatnya terasa kokoh dengan trik yang lainnya yang tak kalah hebat.

Memang Udyawar tak sepenuhnya konsisten, ia acap kali terjebak dalam pengadeganan yang terasa lambat, mendiskusikan perkara yang kecil namun berujung makan waktu, namun untungnya Udyawar sendiri mampu mengembalikan itu semua, mencoba memoles peran Ibu tiri yang identik dengan "jahat" mengembalikannya bak seperti bidadari, memang tak ada ikatan darah antara Devki dan Arya, itu yang terkadang membuat Arya terasa menyepelekan kehadiran sang Ibu, termasuk tak mendengarkan apa yang dikatakan sang Ibu, dan menyebut sang ibu dengan panggilan Nyonya, Namun Devki sabar dan merawat Arya dengan begitu penuh kasih sayang. Yang saya suka dari Udyawar disini selain ia bisa membuat konflik yang begitu menyeruak, termasuk hadirnya Mathew Francis (Akshaye Khanna) ia mampu membangun tensi ketegangan yang oke, menempatkan karakter pada posisi yang tak mengenakan dan membuat karakter makin kuat akan pesona, itu yang saya suka dari Udyawar disini, memang aksi balas dendam bisa dikataan standar, tapi formula yang ia bangun disini terasa naik terus ke level berikutnya yang membuat penonton enggan beranjak dari tempat duduk.

Selain kuat pada naskah, Mom juga kuat pada suguhan pesan moral, meski itu terkesan simple. Sridevi di film kedua setelah comeback-nya ia membuktkan bahwa ia memang masih memiliki pesona yang kuat, terlihat jelas dari sorotan matanya yang turut memfasilitasi emosi, begitupun dengan kehadiran Nawazuddin Siddiqui serta Akshaye Khanna yang mampu mengimbangi pesonanya, serta Sajal Ali di debutnya yang terlihat sangat menjiwai perannya sebagai gadis korban pemerkosaan. Mom adalah sebuah bukti bahwa naskah "pasaran" dapat dikulik menjadi sebuah sajian yang oke, yang tak hanya mengandalkan aksi balas dendam saja melainkan mampu membangun sebuah konflik yang kaya akan konspirasi yang oke.

SCORE : 4/5

Posting Komentar

0 Komentar