"Karena Tuhan tidak dapat berada dimana-mana, maka Dia menciptakan
Ibu" pepatah dari negeri Hindustan ini memang mencerminkan film ini.
Meski kita tahu memang peran "Ibu" dalam sebuah film, khususnya di
perfilman bollywood memang bukanlah sebuah peran yang baru untuk ukuran
women centric, berbagai film bertema "Ibu" mungkin lebih dahulu terjun
seperti English Vinglish yang dibintangi
Sridevi, Kahaani dan Kahaani 2 yang ditenggarai oleh Vidya Balan,
hingga yang teranyar Maatr yang
dibintangi Raveena Tandon. Begitu banyak jasa sang Ibu dan mungkin taan
terbalaskan, dan begitu banyak juga para filmmaker yang mencoba
mendeskripsikan "kekuatan" sang Ibu di balik kelembutannya. Mom sebuah
film yang mencoba menampilkan sisi kuat sang Ibu dalam kelembutannya.
Devki Sabarwal (Sridevi) adalah seorang guru, suatu ketika di tempat
ia mengajar, seorang murid laki-laki mengirimkan sebuah pesan cabul
kepada Arya (Sajal Ali) yang tak lain adalah anak tirinya yang belajar
dikelas yang sama, lantas Devki pun menghukum perbuatan sang anak.
Hingga pada suatu malam, Arya pergi ke sebuah pesta di hari valentine,
meskipun dilarang oleh Devki. Hingga sebuah peristiwa pun terjadi, Arya
diperkosa oleh sekelompok anak laki-laki, dan kemudian dibuang ke
selokan untuk menghilangkan bukti. Arya pun ditemukan dan kemudian
dirawat di Rumah Sakit. Mendengar apa yang terjadi Devki kemudian
melapor ke polisi hingga berujung ke proses pengadilan, namun naas,
hasil pengadilan lebih condong ke pihak lawan, Devki dibantu oleh DK
(Nawazuddin Siddiqui) mencoba mencai bukti kebenaran dan tentunya
membalaskan dendam yang di derita oleh sang anak tiri.
Serupa tapi tak sama dengan Maatr, Mom kembali mencoba menampilkan sisi
"kuat" dari seorang Ibu di balik kelembutannya, serta kemudian
memunculkan sebuah pertanyaan klasik. How far would you go for someone
love and family? Ravi Udyawar yang dibantu sokongan naskah dari Girish
Kohli membuktkan bahwa genre yang mempunyai gelar "pasaran" dapat
dikulik dan dimodifikasi sedalam mungkin. Udyawar mampu membuat "Mom"
menjadi sebuah film "biasa" yang "tampak luar biasa" ditengah
penggarapan mumpuni yang ia lakukan, ia memang mempunyai cerita yang
tipis yang rawan akan terjebak pada penyakit "klise", namun disini
penggarapan yang ia lakukan tepat guna, ia mampu membuat adegan per
adegan terasa padu, tentunya dengan konflik yang mampu menyeruak masuk
serta mendorong karakter menuju sebuah polemik yang tak hanya
mengandalkan aksi balas dendam saja, melainkan membuatnya terasa kokoh
dengan trik yang lainnya yang tak kalah hebat.
Memang
Udyawar tak sepenuhnya konsisten, ia acap kali terjebak dalam
pengadeganan yang terasa lambat, mendiskusikan perkara yang kecil namun
berujung makan waktu, namun untungnya Udyawar sendiri mampu
mengembalikan itu semua, mencoba memoles peran Ibu tiri yang identik
dengan "jahat" mengembalikannya bak seperti bidadari, memang tak ada
ikatan darah antara Devki dan Arya, itu yang terkadang membuat Arya
terasa menyepelekan kehadiran sang Ibu, termasuk tak mendengarkan apa
yang dikatakan sang Ibu, dan menyebut sang ibu dengan panggilan Nyonya,
Namun Devki sabar dan merawat Arya dengan begitu penuh kasih sayang.
Yang saya suka dari Udyawar disini selain ia bisa membuat konflik yang
begitu menyeruak, termasuk hadirnya Mathew Francis (Akshaye Khanna) ia
mampu membangun tensi ketegangan yang oke, menempatkan karakter pada
posisi yang tak mengenakan dan membuat karakter makin kuat akan pesona,
itu yang saya suka dari Udyawar disini, memang aksi balas dendam bisa
dikataan standar, tapi formula yang ia bangun disini terasa naik terus
ke level berikutnya yang membuat penonton enggan beranjak dari tempat
duduk.
Selain kuat pada naskah, Mom juga kuat pada suguhan
pesan moral, meski itu terkesan simple. Sridevi di film kedua setelah
comeback-nya ia membuktkan bahwa ia memang masih memiliki pesona yang
kuat, terlihat jelas dari sorotan matanya yang turut memfasilitasi
emosi, begitupun dengan kehadiran Nawazuddin Siddiqui serta Akshaye
Khanna yang mampu mengimbangi pesonanya, serta Sajal Ali di debutnya
yang terlihat sangat menjiwai perannya sebagai gadis korban pemerkosaan.
Mom adalah sebuah bukti bahwa naskah "pasaran" dapat dikulik menjadi
sebuah sajian yang oke, yang tak hanya mengandalkan aksi balas dendam
saja melainkan mampu membangun sebuah konflik yang kaya akan konspirasi
yang oke.
SCORE : 4/5
0 Komentar