Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

DEAR MAYA (2017)

Setiap yang ada di dunia pasti semuanya terlahir berpasangan, siang dan malam, datang dan pergi begitupun dengan memiliki dan kehilangan, semua telah menjadi rumus mutlak yang pasti akan terjadi dan datang silih berganti pada kehidupan kita, hanya satu yang harus kita lakukan yakni bersabar serta berusaha dan percaya bahwa rencana Sang Illahi akan datang pada diri kita dan membuat kita tersenyum sembari ditemani air mata kebahagiaan. Itu yang menjadi dasar ide dibuatnya Dear Maya garapan sang sutradara, Sunaina Bhatnagar yang turut serta merangkap sebagai penulis naskah. Dear Maya sebuah proses realisasi kehidupan yang datang secara tak sengaja.

Ira (Shreya Chaudhary) dan Ana (Madiha Imam) adalah dua orang sahabat dekat yang juga bersekolah di Shimla, meea seringkali melakukan hal secara bersama-sama hingga bercerita dan membahas apapun berdua sembari menginap bersama. Suatu hari, mereka tertarik untuk menulis sebuah surat cinta kepada Maya (Manisha Koirala) seorang wanita yang mengurung diri di rumah besarnya dan tak bersosialisasi layaknya orang seperti biasa. Ditemani sang burung dan anjing peliharaannya, Maya perlahan membuka surat cinta yang ia terima dari seorang lelaki yang menurutnya masih mencintainya. Maya kemudian hendak menjual rumahnya dan menemukan sang lelaki pujaan yang sering berkomunikasi dengannya lewat secarik kertas penyemangat jiwa. Hal itu yang kemudian membuat Ira dan Ana dirundung masalah terkait semua hal yang memang bisa saja membahayakan keselamatan Maya dibalik fakta sebenarnya yang mereka tahu.

Setelah kamu membaca sinopsis diatas, memang lembaran kertas yang dibuat oleh Sunaina Bhatnagar mempunyai kisah ang bisa dibilang tipis terkait sebuah misi "iseng" yang kemudian dianggap "sebaliknya". Bisa saja lembaran yang kemudian ia visualisasikan ke sebuah motion picture ini tampil 'tipis" sesuai naskah. Namun Bhatnagar rupanya mampu membuat sebuah sajian simple nan tipis ini terasa "padat". Bagaimana cara ia bermain dengan plot memang harus diakui tampil prima dibalik nuansa terang dan gelap yang kerap tampil lalu lalang. Ditemani dengan nuansa itu pun myang membuat karakter terasa semakin klop dengan cerita, Ana dan Ira adalah gambaran seorang remaja milenial yang kerap tampil labil, sedangkan Maya adalah seorang wanita paruh baya yang jika kamu liat dari sorotan matanya mengembam masalah yang tak ringan, ditemani "loonlines" yang kerap melandanya Maya adalah wanita yang haus akan kata "bahagia" dan itu ia temukan dari lembaran secarik kertas yang ia baca dengan sepenuh hati, yang kemudian menjadi sebuah titik terang akan semua kehidupannya.

Dan itu tak lepas dari kinerja para cast, Manisha Koirala di debut comeback-nya mampu membuat karakter Maya kian tampil prima ditengah semua beban berat yang ditanggungnya begitupun dengan Shreya Chaudhary dan Madiha Imam yang mampu menjadi lawan sepadan beda pemikiran dan generasi ini kerap saling tarik-menarik. Tentunya bukan tanpa alasan mengapa Maya seperti ini, Bhatnagar mampu menguatkan sokongan cerita terkait latar belakang Maya, dan kemudian turut menyinggung semua itu lewat dua karakter yang saling terkait akan sebuah koneksi. Misi konflik dan sebuah pencarian dan pengejaran Maya yang lari menemukan sang pujaan hati ke Delhi tampil dibuat sangat menarik lewat balutan aksi terkait "what the meaning of life" ini terasa tampil prima.

Ditemani iringan musik dari Anupam Roy yang mampu mewakili situasi dari pengadeganan lewat bidikan kamera Sayak Bhattacarya menjadkan Dear Maya sebuah sajian terkait kehidupan yang memang terasa mumpuni yang juga turut mengaitkannya lewat sebuah keyakinan serta hasrat keinginan hati yang percaya akan sebuah kehidupan yang lebih baik, lewat Dear Maya pula kamu akan menemukan setumpuk "pelajaran" tanpa harus terkesan menggurui. Sebuah film yang brilliant dibalik semua kesederhanaannya.

SCORE : 4/5

Posting Komentar

0 Komentar