Meski usungannya terkenal sangat "pasaran" salah satu aspek yang
mungkin patut untuk disaksikan adalah keterlibatan Raveena Tandon di
posisi pemeran utama, ya ini adalah sebuah comeback selepas ia vakum
dari dunia akting. Maatr mencoba menampilkan aura serta kinerja Tandon
dibalik cerita yang sering digunakan dan acap kali tampil berpolah sama,
yang acap kali juga terjebak pada penyakit "klise". So, bagaimana hasil Maatr yang mempunyai usungan "pasaran" ini?
Berniat menghindari yang namanya "kemacetan" selepas pulang dari
sekolah yang terakhirnya, Vidya Chauhan (Raveena Tandon) beserta puteri
tunggalnya Tia (Alisha Khan) malah terjebak dalam sebuah polemik yang
sulit, mereka kemudian terbangun dan menyadari bahwa mereka berada di
sebuah gudang yang sepi, nasib buruk pun terjadi, mereka berdua kemudian
diperkosa oleh sekelompok pria yang salah satu pelakunya adalah anak
seorang politisi besar, Apurva Malik (Madhur Mittal). Vidya memang
selamat, namun tidak dengan sang anak. Hati Vidya pun remuk karena
kehilangan sang buah hati, ditambah lagi sang suami yang terus
menyalahkannya. Satu-satunya orang yang mensupport nya adalah Ritu
(Divya Jagdale). Tak ada pilihan lain di benak Vidya selain membalaskan
dendam atas kematian anaknya.
Ya, entah mengapa dan kenapa
alasan dari para filmmaker sering menggunakan ranah 'balas dendam'
sebagai bahan eksplorasi maupun eksploitasi yang empuk, begitupun
demikian dengan sang sutradara Ashtar Sayed berdasarkan tulisan dari
Michael Pellico yang sejatinya memang masih berada pada pola penggarapan
yang sama, yakni klise. Setelah kamu membaca sinopsis diatas memang
sudah tergambar jelas apa yang akan terjadi selanjutnya, ya sebuah aksi
duka yang kemudian beranjak pada aksi pembalasan dendam yang dilakukan
secara nekat pastinya, beragam trik dan cara jitu pun dilakukan sang
karakter demi menebus semua duka yang telah ia terima dan kemudian
memulai aksi pembalasan. Selain cerita yang memang terbilang klise,
Sayed pun urung untuk menjadikan naskah dari Pellico ini terasa menawan,
alhasil pola khas film bertemakan sama pun kerap terjadi disini dan
kemudian berlanjut sampai klimaks berakhir.
Memiliki cerita
yang bisa dibilang "pasaran" bukanlah untuk dijadikan sebuah ajang dan
pesta bermalas-malasan yang hanya mengandalkan performa sang karakter
yang dapat sedemikian mudah untuk menggaet atensi dari penonton. Oke,
disini ia punya Raveena Tandon yang mungkin sudah memiliki kontribusi
yang besar di dalam pangsa mencetak hits, namun acap kali Raveena
terlihat terlalu over disini, memang kesalahan itu tak tampil secara
menonjol dan tak mengurangi aksi yang sepatutnya ia miliki, tapi Sayed
disini rupanya terlalu mengandalkan sang aktris ditengah posisi film
sebagai comeback-nya, memang pesona karakter berperan penting demi
membangun keluwesan cerita, namun bukan berarti semuanya adalah tanggung
jawab karakter, dan bukan pula menganaktirikan potensi yang semestinya
ia bangun. Beragam plot hole nan janggal tampil lalu lalang yang memang
diakibatkan karena lemahnya naskah serta minimnya aksi pengggarapan yang
terlihat jelas unripe. Ditambah lagi musik gubahan Fuzon yang memang
sangat minim, Maatr adalah sebuah film yang mempunyai usungan "pasaran"
yang ditemani dengan suguhan aksi kemalasan.
SCORE : 2/5
0 Komentar