Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

HANTU JERUK PURUT REBORN (2017)

Hantu Jeruk Purut Reborn mengikuti tren filmmaker masa kini dengan mendaur ulang film pendahulunya yang nyaris tak perlu lagi di buat. Saya paham betul di buatnya film ini semata-mata demi meraup segi finansial belaka di tengah gempuran film horor yang kian merebak menunjukkan taringnya, maka tak salah jika film ini unjuk gigi, meski di lihat dari sub judul serta sinopsis yang pertama kali di publish sangat jauh dari kesan menarik, begitu pula perasaan saya setelah selesai menyaksikan film ini.

Seringkali tokoh dalam film horor berbuat bodoh, itupun yang terjadi pada film ini ketika Denish (Aji Alfarent) yang tengah berada di kuburan kencing sembarangan kala mengantar ayah dari Jenny (Sheila Marcia) ke peristirahatan terakhir. Gampang di tebak, pola berikutnya adalah Denish beserta Farah (Savira Aulia) di ikuti sosok makhluk gaib berbentuk hantu pastur dengan kepala buntung. Dimulailah teror dari sang hantu yang di ikuti dengan skoring berisik serta penampakan hantu sebanyak mungkin demi menakuti penonton.

Opening-nya mengingatkan saya pada film Pengabdi Setan (1980) garapan Sisworo Gautama Putra kala lantunan bacaan Yasiin di lantunkan ketika adegan penguburan jenazah ayah Jenny. Jika Pengabdi Setan (1980) menampilkan sebuah paranoia setelah adegan pemakaman, maka Hantu Jeruk Purut Reborn pun ingin mengikuti langkah tersebut dengan menampilkan adegan Jenny yang kesurupan serta ingin mencekik sang ibu, saya bukannya takut mendapati adegan tersebut, melainkan ingin tertawa begitu keras melihat Sheila Marcia beradegan kesurupan dengan modal mata melotot dengan rambut di gibas-gibas yang gibasannya pun melebihi iklan shampo sekalipun, nyaris tak ada keseraman yang mengundang melainkan tawa yang ingin begitu di lepaskan sebebas-bebasnya.

Koya Pagayo a.ka Ian Jacobs a.ka Nayato Fio Nuala memang gemar menggedor penonton dengan skoring berisik serta penampakan yang jauh dari kesan seram, lebih dari tiga kali saya melihat penampakan hantu pastur kepala buntung layaknya orang yang pakai kostum, serta kegemaran sang hantu yang kerap melempar kepala guna mengagetkan penonton dengan polesan seadanya menggunakan visuall effect dari komputer yang jauh lebih di bawah di banding sinetron kolosal yang tayang di tv swasta. Ketika hantu muncul melempar kepala rasanya saya ingin menendang kepala tersebut sejauh-jauhnya melebihi tendangan pisang khas Ronaldo.

Adegan per adegan di isi oleh tingkah bodoh para karakter guna terbebas dari teror sang hantu, hingga akhirnya mereka menemui Airin (Angie Virgin) yang lebih tahu bagaimana keluar dari semua kutukan dan teror sang hantu, berkali-kali mereka nekat pergi ke kuburan, hantu muncul, mereka pun lari ketakutan. Begitupun pola yang terjadi seterusnya. Koya Pagayo memang tak mau ambil pusing karena ia telah di landa kepusingan membuat sang hantu melempar kepala kepada calon korban. Saya mengerti, Koya Pagayo butuh sekali miuman isotonik bernama misone guna membangkitkan semangat, karena lokasi shooting terlalu jauh misone pun sulit untuk di dapat.

Menuju konklusi film urung untuk tampil memukau, konklusi dadakan pun di lakukan guna mempercepat durasi, setidaknya itu yang di inginkan om Koya karena kekurangan misone maupun air mineral merek aqyua. Ada niatan untuk membuat adegan dramatis, namun urung terlaksana akibat durasi yang sudah mulai habis, sehabis dahaga om Koya ketika menggarap film ini. So, #ADAAQYUA?

SCORE : 0.5/5

Posting Komentar

0 Komentar