Dharma
Productions adalah sebuah production house di bawah naungan sang
maestro di balik sukses dan populernya film bollywood yang bertajuk
Kuch-Kuch Hota Hai, tahun kemarin ia kembali eksis dengan menghasilkan
film yang fokus pada genre romance, sebut saja Ae Dil Hai Mushkil, Baar
Baar Dekho, Ok Jaanu dan Kapoor & Sons, kali ini ia kembali membawa
sebuah gebrakan baru, mencoba
meninggalkan sejenak kesan "romance" dan beranja kesebuah genre yang
tampil berani, The Ghazi Attack, a untold war story between India and
Pakistan in underwater, it's like The Finest Hours meet USS.
Indianapolis : Men of courage meet in India.
1971, kala itu
tengah terjadi perang antara India dan Pakistan yang kian menjatuhkan
satu sama lain, tak hanya di darat saja, melainkan sebuah perang
tersembunyi di kedalaman Laut, INS Karnaj (S2I) yang tak lain adalah
submarine dari India yang berjalan selama 18 hari mencoba berjuang dari
kemerdekaan dan lepas dari jerat tangan perang submarine asal Pakistan
PNS Ghazi, Vishakapatnam di laut samudera Bengal yang dipimpin oleh
Commander Razaq Mohd Khan (Rahul Singh) sementara itu di kubu submarine
Karnaj, India dipimpin oleh Captain Ranvijay Singh (Kay Kay Menon), Lt,
Commander Ajun Varma (Rana Daggubati) serta Executive Officer, Devraj
(Atul Kulkarni). Dua kubu submarine antara S2I dan PNS Ghazi itu saling
serang satu sama lain dan merebutkan siapa yang menang.
Mudah
memang jika menilai apa yang akan terjadi selanjutnya dengan film ini,
that's right, pembicaraan dan misi, penyerangan dan penentuan siapa yang
akan menang, ya memang seperti itulah, tapi jangan salah, meski plot
memang terkesan predictable, Sanklap Reddy yang tak lain adalah
sutradara film ini cukup lihai membangun sebuah plot awal terjadinya
awal mula perang ini, misalnya dengan memasukan sebuah aksi pembantaian
warga yang mengaku sebagai rakyat hindi serta pertentangan lainnya yang
memang terasa oke, hingga hadirnya seorang wanita yang tak lain adalah
sasaran salah tembak, Ananya (Tapsee Panu) masuk kedalam submarine
tersebut.
Yang saya suka dari The Ghazi Attack ditengah tak
mendominasinya adegan baku tembak didalam laut lepas adalah ia mampu
membuat sajian drama yang memang padat, misalnya berbagai karakter dari
kapal submarine S2I yang memang bertolak belakang serta ingin menang
satu sama lain dan dihadapkan pada situasi dead or live serta now or
never yang memang terus mengejar mereka, saya suka cara Reddy
menggabungkan berbagai karakter yang memang bertolak belakang satu sama
lain dan nantinya disusul kepanikan yang melanda wajah mereka serta
berbagai bahaya yang memang siap menyerang kapan saja. Rasa keterkaitan
antar karakter kian mempesona, saya suka Reddy mampu membangun sebuah
konflik secara intim serta pertentangan yang acap kali terjadi disini
tanpa lepas dari sistem awal mula mereka, yakni bakti terhadap negara.
Berbicara mengenai visuall effect memang jauh dari kesan mumpuni serta
adegan baku tembak yang berada di status minoritas, film ini sejatinya
lebih mengedepankan sebuah strategi perang tanpa harus bermain
"mencekam" tapi untungnya semua itu terasa pas didalamnya, rasa
patriotisme serta semangad para anggota untuk menang dan merdeka serta
lepas dari cengkraman ditambah dialog sejarah yang memang cukup berat
terasa padu, meski film ini sendiri tak mau beranjak dari kesan
"berani". Overall, The Ghazi Attack adalah film yang cukup memuaskan, ia
mampu membuat sebuah paduan pondasi karakter yang memang oke, meski
film ini sendiri enggan untuk beranjak tampil berani.
SCORE : 3.5/5
0 Komentar