Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

RAEES (2017)

Shah Rukh Khan sosok bintang Bollywood yang sangat tenar dan termashyur di seantreo dunia, sosok yang kerap di sapa King Khan dan King Bollywood ini selalu memberikan sebuah gebrakan baru di setiap filmnya, dan kali ini ia kembali lewat film teranyarnya Raees (kaya) yang merajuk juga sebagai nama karakter SRK karya Rahul Dholakia. Raees when Robin Hood born to be Jack Daniels and stay in India.

Raees (Shah Rukh Khan) tinggal di Gujarat, India dan sejak kecil telah akrab dengan bisnis minuman keras. Menghabiskan masa kecil hingga dewasa bekerja untuk Jairaj (Atul Kulkarni), Raees mengajak sahabatnya, Sadiq (Mohammed Zeeshan Ayyub) membangun bisnis minuman keras sendiri. Bermodalkan pesan sang ibu bahwa bisnis merupakan keyakinan terpenting, perlahan Raees yang "licin bak pedagang dan berani bagai pejuang" memantapkan posisi sebagai pedagang terbesar minuman keras yang tak lupa membantu kehidupan rakyat jelata, membuatnya amat di cintai. Rintangan hadir kala posisi jujur bernama Majmudar (Nawazuddin Siddiqui) gencar memberantas bisnis miras tanpa pandang bulu.

Berlangsung selama 142 menit, film ini bagaikan recap tiap episode satu serial selasama satu musim penuh. Hampir 15 menit sekali kita diperkenalkan pada konflik baru. Berawal dari usaha Raees memulai bisnis, kisahnya bergerak menuju kejar-kejaran dengan Majmudar, keterlibatan para pejabat korup, terjunnya Rees ke ranah politik sampai isu soal aksi pengeboman ekstrimis agama. Ketiadaan set-up memadahi berujung lompatan-lompatan mendadak yang membingungkan. Penonton hanya di bekali sederet dialog pendek guna menjabarkan, dan ketika usaha meresapi aliran cerita tengah terjadi, filmnya sudah melompat ke titik berikutnya.

Jika saya dapat analogi kan, Raees bak masakan yang mempunyai bahan baku terbaik dan tinggal memerlukan racikan yang pas, oke, ia memang mempunyai setumpuk konflik yang berpotensi menjadi sebuah sajian yang mantap. Namun alih-alih memberikan racikan yang terbaik Rahul Dholakia rupanya meracik bahan baku tersebut menjadi sebuah masakan yang hambar. What's the problem? Sang screenwriter Rahul Dholakia, Harit Mehta, Ashish Vashi dan Niraj Shukla terlampau berambisi menyajikan sebuah sajian yang hebat dengan memasukan konflik yang kaya dan lengkap namun berlebihan, dan akhirnya menjadi suguhan penuh sesak, kacau dan kurang lezat bahkan percintaan Raees dengan Aasiya (Mahira Khan) pun demikian berlalu tanpa nuansa yang manis dimana Aasiya sendiri hanya tokoh tempelan belaka, bukan tokoh wanita yang kokoh penyokong Raees, peranan yang mestinya ia emban.

Akibat tercampurnya konflik yang begitu banyak dalam satu layar, Raees terlalu lemah di suguhan thriller politi bahkan menyaksikan sepak terjang Raees bak menyelesaikan sebuah video game, berjalan ke level selanjutnya dan boom kita menutup aksi tersebut dengan baku hantam. Akibat pencampuran konflik dan keharusan "membagi ruang" film ini sangat kurang intik yang bisa dikatakan solid, konflik berlalu tanpa adanya sebuah eksplorasi yang tajam. Untungnya Rahul Dholakia mampu memberikan sebuah aksi yang brutal, membekali Raees dengan begitu penuh, ia mungkin tak hanya seorang kriminal saja, tapi ia juga seorang kriminal yang berkedok malaikat yang mampu menolong orang yang kesulitan dan menghantam siapa saja orang yang mengusiknya, semua itu tak lepas dari akting pemain yang menawan terutama SRK sang tokoh sentral dan sang villain utama Nawazuddin Siddiqui yang begitu piawai melakukan adegan lewat karakter yang ia miliki, meski sangat di sayangkan lagu di film ini kurang catchy dan pas kalah dengan film SRK sebelumnya.

SCORE : 2/5


Posting Komentar

0 Komentar