Shah
Rukh Khan sosok bintang Bollywood yang sangat tenar dan termashyur di
seantreo dunia, sosok yang kerap di sapa King Khan dan King Bollywood
ini selalu memberikan sebuah gebrakan baru di setiap filmnya, dan kali
ini ia kembali lewat film teranyarnya Raees (kaya) yang merajuk juga
sebagai nama karakter SRK karya Rahul Dholakia. Raees when Robin Hood
born to be Jack Daniels and stay in India.
Raees (Shah Rukh Khan) tinggal di Gujarat, India dan sejak kecil telah
akrab dengan bisnis minuman keras. Menghabiskan masa kecil hingga dewasa
bekerja untuk Jairaj (Atul Kulkarni), Raees mengajak sahabatnya, Sadiq
(Mohammed Zeeshan Ayyub) membangun bisnis minuman keras sendiri.
Bermodalkan pesan sang ibu bahwa bisnis merupakan keyakinan terpenting,
perlahan Raees yang "licin bak pedagang dan berani bagai pejuang"
memantapkan posisi sebagai pedagang terbesar minuman keras yang tak lupa
membantu kehidupan rakyat jelata, membuatnya amat di cintai. Rintangan
hadir kala posisi jujur bernama Majmudar (Nawazuddin Siddiqui) gencar
memberantas bisnis miras tanpa pandang bulu.
Berlangsung selama
142 menit, film ini bagaikan recap tiap episode satu serial selasama
satu musim penuh. Hampir 15 menit sekali kita diperkenalkan pada konflik
baru. Berawal dari usaha Raees memulai bisnis, kisahnya bergerak menuju
kejar-kejaran dengan Majmudar, keterlibatan para pejabat korup,
terjunnya Rees ke ranah politik sampai isu soal aksi pengeboman
ekstrimis agama. Ketiadaan set-up memadahi berujung lompatan-lompatan
mendadak yang membingungkan. Penonton hanya di bekali sederet dialog
pendek guna menjabarkan, dan ketika usaha meresapi aliran cerita tengah
terjadi, filmnya sudah melompat ke titik berikutnya.
Jika saya
dapat analogi kan, Raees bak masakan yang mempunyai bahan baku terbaik
dan tinggal memerlukan racikan yang pas, oke, ia memang mempunyai
setumpuk konflik yang berpotensi menjadi sebuah sajian yang mantap.
Namun alih-alih memberikan racikan yang terbaik Rahul Dholakia rupanya
meracik bahan baku tersebut menjadi sebuah masakan yang hambar. What's
the problem? Sang screenwriter Rahul Dholakia, Harit Mehta, Ashish Vashi
dan Niraj Shukla terlampau berambisi menyajikan sebuah sajian yang
hebat dengan memasukan konflik yang kaya dan lengkap namun berlebihan,
dan akhirnya menjadi suguhan penuh sesak, kacau dan kurang lezat bahkan
percintaan Raees dengan Aasiya (Mahira Khan) pun demikian berlalu tanpa
nuansa yang manis dimana Aasiya sendiri hanya tokoh tempelan belaka,
bukan tokoh wanita yang kokoh penyokong Raees, peranan yang mestinya ia
emban.
Akibat tercampurnya konflik yang begitu banyak dalam
satu layar, Raees terlalu lemah di suguhan thriller politi bahkan
menyaksikan sepak terjang Raees bak menyelesaikan sebuah video game,
berjalan ke level selanjutnya dan boom kita menutup aksi tersebut dengan
baku hantam. Akibat pencampuran konflik dan keharusan "membagi ruang"
film ini sangat kurang intik yang bisa dikatakan solid, konflik berlalu
tanpa adanya sebuah eksplorasi yang tajam. Untungnya Rahul Dholakia
mampu memberikan sebuah aksi yang brutal, membekali Raees dengan begitu
penuh, ia mungkin tak hanya seorang kriminal saja, tapi ia juga seorang
kriminal yang berkedok malaikat yang mampu menolong orang yang kesulitan
dan menghantam siapa saja orang yang mengusiknya, semua itu tak lepas
dari akting pemain yang menawan terutama SRK sang tokoh sentral dan sang
villain utama Nawazuddin Siddiqui yang begitu piawai melakukan adegan
lewat karakter yang ia miliki, meski sangat di sayangkan lagu di film
ini kurang catchy dan pas kalah dengan film SRK sebelumnya.
SCORE : 2/5
0 Komentar