Salah
satu bagian dari mengapa seseorang disebut bahagia? Ya, memang mereka
mempunyai cinta, cinta yang dapat membuat mereka bahagia karena hadirnya
seseorang yang selalu menjadi penyemangat hidup dan selalu tersimpan di
hati bahkan namanya tlah terukir di dalam hati kita. Namun apabila
cinta yang menjadi penyemangat hidup itu telah terusik bahkan di rampas kebahagiaannya,
apa yang akan kamu lakukan? how far would you go for someone you love?
itulah yang coba akan di tampilkan oleh Kaabil. Kaabil when Daredevil
meet Badlapur in one screen.
Rohan Bhatnagar (Hrithik Roshan)
dan Supriya Bhatnagar (Yami Gautam) adalah pasangan suami istri yang
baru saja menikah lewat jalur perjodohan. Meskipun mereka memiliki
kekurangan fisik, yakni tuna netra, teteapi pasangan tuna netra itu
sangat semangat menjalani hidup, terlebih setelah mereka menemukan cinta
dari diri mereka satu sama lain. Hingga suatu hari kebaahagiaan mereka
harus terenggut oleh duka yang begitu dalam, Supriya di perkosa oleh
Madhavrao Shellar (Ronit Roy) dan Amit Shellar (Rohit Roy) yang tak lain
adalah anak seorang menteri. Rohan di landa kesedihan dan rasa bersalah
yang begitu dalam, ia kemudian melapor ke pihak berwajib (Narendra Jha
dan Girish Kulkarni) namun laporan mereka tak sedikit pun di tanggapi
bahkan tak di terima karena tak ada bukti yang jelas, keadaan itu
membuat sang isteri putus asa dan mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh
diri. Rohan yang di landa rasa sedih dan duka yang mendalam kini
akhirnya memutuskan sebuah tindkan, yakni balas dendam.
First
of all, karakter Rohan dan Supriya disini menarik sejak awal, pasalnya
ia mampu menarik simpati penonton lewat cacat fisik yang ia punya namun
semangat dalam menjalani kehidupan dan akhirnya berujung manis tatkala
satu sama lain menemukan sebuah "kebahagiaan". Sanjay Gupta selaku
director sangat cerdas menempatkan karakter dengan cacat fisik yang ia
punya namun semangat dalam menjalani kehidupan, terlebih ketika mereka
telah bersatu dalam sebuah ikatan pernikahan, penonton akan merasakan
bagaimana bahgianya mereka. Namun, setelah kita bermain dengan kata
"bahagia" Gupta rupanya tak mau berlama-lama bermain dengan kata itu, ia
langsung menguji mereka dengan sebuah "duka" yang tak tanggung-tanggung
dalam skala besar, di sinilah trik andalan yang ia gunakan yakni sebuah
konflik yang berujung pada sebuah balas dendam.
Balas dendam?
Lagi? mungkin kenapa premis yang satu ini sering muncul dalam setiap
tahunnya, karna premis "revenge" merupakan sasaran yang empuk untuk para
filmmaker untuk mengikat atensi penonton, begitupun dengan Sanjay Gupta
kali ini, ia berusaha mengikat penonton dengan tema yang ia usung.
Kaabil ibaratkan sebuah film omnibus yang di bagi menjadi dua sub tema,
pertama yakni drama dan yang kedua sebuah aksi thriller dengan jalur
balas dendam. Di bagian pertama Gupta bermain dengan drama, yang
untungnya ia mampu mengikat atensi penonton dengan romansa antar
karakter tuna netra, penonton acap kali di buat kagum dengan penonton
serta acap kali juga penonton di buat terharu serta larut dengan apa
yang karakter alami, terlebih lagi chemistry antar tokoh yang begitu
kuat dan mempesona. Bagian yang kedua, ia bermain dengan thriller action
dengan tema balas dendam, memang pertama yang Gupta lakukan terasa oke,
thriller cukup memberikan sebuah thrill dan rasa greget yang oke, namun
sayangnya rasa thrill dan greget itu tak menghasilkan sebuah punch yang
bisa dibilang oke, pasalnya naskah garapan torehan kertas dari Sanjay
Masoom dan Vijay Kumar Mishra urung memberikan thrill serta punch yang
kuat, semua itu terlihat terlalu biasa, tak ada yang istimewa dari
thrill yang ia hasilkan yang terlalu bermain santai.
Momen tak logis juga serta bisa di bilang kelewat batas dan sedikit anoyying adalah masa iya seorang tuna netra dapat melakukan tarian tango dengan begitu lincah dan bagus? serta masa iya seorang tuna netra dapat melacak nomor telepon dengan begitu mudah? Memang terasa anoyying dan mengganjal, tapi terlepas dari itu semua Kaabil mampu menyentil bahkan menonjok otoritas pemerintah dengan begitu kuat dan drama yang oke serta mampu menguras emosi serta performa pemain yan awesome.
Momen tak logis juga serta bisa di bilang kelewat batas dan sedikit anoyying adalah masa iya seorang tuna netra dapat melakukan tarian tango dengan begitu lincah dan bagus? serta masa iya seorang tuna netra dapat melacak nomor telepon dengan begitu mudah? Memang terasa anoyying dan mengganjal, tapi terlepas dari itu semua Kaabil mampu menyentil bahkan menonjok otoritas pemerintah dengan begitu kuat dan drama yang oke serta mampu menguras emosi serta performa pemain yan awesome.
SCORE :3/5
0 Komentar