Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

GHOST IN THE SHELL (2017)

Astro Boy, Dragonball : Evolution, dan The Last Airbender adalah beberapa film adaptasi asli dari Jepang yang berhasil di remake ulang oleh filmmaker di ranah Hollywood, beberapa film yang saya sebutkan diatas tak mampu menghasilkan sebuah suguhan yang bisa di bilang berada di level atas, tak kapok dengan hasil film yang telah terlebih dahulu mengalami prdikat "failed" sutradara film Snow White and The Huntsman mencoba unjuk jari untuk menggarap sebuah remake dari manga asal Negeri Sakura yang berjudul sama, karangan Masamune Shirow, lantas bagimana hasilnya?

Disebuah kota tanpa nama yang penuh dengar hingar bingar teknologi yang begitu canggih yang kemudian memungkinkan pencangkokkan otak manusia dalam tubuh robot, salah satu dari sekian banyak korporasi yang giat menyatukan manusia dengan robot adalah Hanaka Robotics, berbagai eksperimen untuk menyempurnakan robot acap kali gagal yang berujung mengecewakan, sampai pada akhirnya Dr. Outlet (Juliette Binoche) dan CEO Hanaka, Cutter (Peter Ferdinando) berhasil mengembangkan produk sempurna dalam wujud Mira Killian (Scarlett Johansson) yang kemudian menempati posisi Major dalam sebuah tim anti terorisme, Section 9, dibawah kepemimpinan Chief Daisuke Aramaki (Takeshi Kitano). Bersama dengan Batou (Pilou Asbaek) Mira mencari dan menelusuri kejahatan terhadap Hanaka Robotics, yang belakangan terkuat yakni sang pelaku adalah Kuze (Michael Pitt). Ditengah-tengah melakukan penyelidikan terhadap Kuze, Mira kerap dibayangi oleh kenangan masa lalu yang kemudian berujung pada sebuah pertanyaan terhadap dirinya, siapa ia sebenarnya?

Gedung-gedung yang menjulang tinggi, ramainya orang yang lalu lalang serta lengkap dengan kemewahan futuristik lengkap dengan sebuah hologram raksasa kerap kamu saksikan di film ini, nuansa cyberpunk yang sangat kental akan membuat kamu seolah berada pada dunia virtual yang kamu saksikan, dan itu yang membuat film ini terasa betah untuk dinikmati, tata artistik yang begitu memikat lewat sinematografer seorang Jess Hall begitu membua mata betah serta karater yang bisa dibilang unik hingga hadirnya robot Geisha kian membuat film ini semakin keren lewat suguhan tata gambar yang memang sudah tak bisa diragukan lagi.

Seperti yang sudah saya gambarkan secara gamblang diatas, film garapan Rupert Sanders begitu mewah diluar lengkap dengan segala tetek bengek dunia virtual yang kaya akan teknologi, namun Ghost in the Shell, rapuh di dalam, ia mengalami sebuah krisis identitas, oke ia memang mewah disegi artistik namun naskah garapan Jamie Moss, William Wheeler dan Ehren Kruger terlalu malas untuk bergerak ke level yang paling tinggi, tak mampu memberikan sebuah sokongan yang kuat terhadap jalur cerita hingga segala glamour yang ia punya terasa hampa dan urung untuk dimanfaatkan, serupa dengan Snow White and The Huntsman, Rupert Sanders memang tak mau beranjak dengan ciri khas yang terus melekat sangat erat pada dirinya, ia terlalu mengandalkan tata layar dengan suguhan yang memikat serta sang karakter utama dengan segala kharisma serta keunggulan yang ia punya, Scarlett Johansson tampil oke disini lengkap dengan balutan robotic serta nude slimsuit yang begitu mencolok, namun semua itu terasa kosong.

Alhasil, kamu hanya akan menyaksikan gemerlap nan megah futuristik dan artistik yang dihasilkan lengkap dengan aksi baku hantam dan tembak dari seorang ScarJo, tak peduli dengan banyaknya slow motion yang tampil lalu lalang serta sedikit sentuhan study character yang berjalan cukup oke, Ghost in the Shell memang tampil malas dibalik kemewahan artistik yang ia punya, ia hanya fokus untuk menguak jalan cerita secara datar tanpa adanya sebuah visi dan misi yang tampil kuat dan sebuah value yang oke terkait jalan cerita.

SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar