Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

MASTER (2016)


Master garapan sutradara yang berangkat dari seorang cinematographer, Choi Ui-seok (Cold Eyes) memang masih menawarkan apa yang telah ia racik di Cold Eyes yang sukses menjadi hit kala itu, masih menggunakan action thriller dengan sedikit sentuhan techno, Master memang terasa menawan. Apalagi jajaran ensemble cast yang sudah tak patut lagi untuk di pertanyakan kredibilitasnya, mulai dari Lee Byung-hun, Kang Dong-won, hingga Kim Woo-bin. Namun perlu di tekankan, ini masih sama seperti Cold Eyes yang mana mempunyai kekurangan yang serupa yang masih menempel lekat pada Master.


Presiden Jin (Lee Byung-hun) adalah seorang pemimpin dari sebuah perusahaan kenamaan bernama "Won Network" yang suatu ketika di curigai telah banyak menipu para investor di perusahaannya. Sebuah tim terbentuk di bawah komando seorang pria yang agresif. cerdas dan ambigu bernama Kim Jae-myung (Kang Dong-won). Namun upaya menjatuhkan sang Presiden tak berjalan secara mudah, lantaran President Jin mempunyai sosok yang bernama Park Jang-goon (Kim Woo-bin) yang mana adalah "otak" di balik Won Network.

Masih menggunaan pola yang klasik Choi Ui-seok tampaknya cukup piawai membangun tensi cerita yang ia tulis bersama Kim Hyun-duk, menggunakan tempo yang cukup cepat namun terasa santai yang mana sejak opening bergulir pun ia langsung menebar sebuah 'kecurigaan' bagi penonton untuk mengikuti gulir demi gulir cerita yang telah ia siapkan, cenderung ambigu tanpa adanya sebuah karakterisasi yang cukup memadahi bagi penonton untuk mengenal karakternya, namun upaya tersebut rasanya tak perlu kala Ui-seok mulai menebar karakterisasi lewat pengadeganan.

Upaya untuk mengikuti perkembangan cerita terus di pacu oleh Ui-seok kala ia terus mengedor rasa ambigu bagi para karakternya yang mana ini bertujuan untuk membuat penonton makin penasaran dan terikat. Setelah itu aksi tembak-menembak hingga kejar-kejaran serta teknologi yang kerap digunakkan sebagai senjata pun masuk, menggiring penonton mengenal karakter sekaligus memanjakan mata lewat aksi penggedor rasa. Terlebih koneksi mampu ia hantarkan dengan baik, yang mana sebuah langkah yang cukup bagus untuk memulai sebuah building story.

Sayang, upaya tersebut harus melewati rasa yang terkesan "lelah", Ui-seok terlalu sibuk membangun tensi yang mana terlampau terlalu lama. Awal memang terasa menawan, namun memasuki paruh kedua ia mulai kehilangan daya, membuatnya jatuh pada sebuah aksi dalam balutan teknologi yang terlampau generik. Apalagi yang menjadi kendala ternyata konklusi yang ia tampilkan terlampau biasa dengan durasi waktu 140 menit yang mana dapat terselesaikan dalam durasi 100 menit.

Ui-seok juga memadukan unsur drama yang menjadi tolak ukur karakter-nya untuk merasakan sebuah perubahan diri setelah apa yang telah ia lakukan selama ini, dan kemudian mencoba membalas semuanya dengan kebaikan. Ini cukup efektif untuk menciptakan nuansa dramatik, namun terasa sangat kurang karena unsur tersebut hanya seolah menjadi penghubung cerita, bukan pelengkap cerita yang kemudian dapat mengisi tensi semakin padat. Aksi di pacu, drama di terapkan itu bisa menjadi sebuah sajian yang klop dan padat, namun sayang, apa yang terjadi pada Master tak sedemikian misi yang ingin di hantarkan, meskipun ensemble cast tampil begitu mumpuni.

SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar