Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

ULAR TANGGA (2017)


Jika Hollywood punya permainan macam Zathura, Jumanji dan Ouija maka Indonesia punya Ular Tangga. Ular Tangga adalah sebuah permainan melempar dadu, dan angka yang kemudian dihasilkan dari lemparan itu kemudian menjadi penentu langkah permainan kita yang dimana dapat naik melewati tangga maupun turun jika mendapat ekor ular. Ada beberapa alasan mengapa film yang bertajuk "Ular Tangga" ini mempunyai sebuah kesan menarik, ya, selain bertindak sebagai "the first Indonesian's movie game" ia juga mempunyai premis yang bisa dibilang unik, ditambah lagi keterlibatan Shareefa Danish pasca lima tahun absen di dunia film. Fakta dibalik layar pun turut pula menyita perhatian, yaitu mengenai Wilson Tirta sang produser sekaligus pendiri Lingkar Film selaku production house bagi "Ular Tangga" yang berusia 14 tahun, sekaligus menjadikannya sebagai produser termuda di Indonesia. Ide cerita Wilson sempat ditawarkan kepada Jujur Prananto, namun batal dikarenakan penulisan naskah Jujur yang dianggap terlalu lama. Oh, i think this is the troublemaker.

Fina (Vicky Monica) kerap mengalami mimpi buruk yang kemudian dicurigainya merupakan pertanda kejadan atas masa depan. Rasa penasaran membuat Fina memutuskan untuk membaca sebuah buku yang berjudul "The Interpretation of Dreams" milik Sigmun Freud sembari berkonsultasi pada seorang dosen (Roy Marten). Fina kemudian memutuskan untuk mendaki Gunung Barong bersama rekan-rekannya yang seorang pecinta alam, diantaranya sang kekasih Bagas (Ahmad Afandy), Martha (Alessia Cestaro), William (Fauzan Nasrul), Lani (Yova Gracia) dan juga Dodoy (Randa Septian). Mereka pun melakukan pendakian, ditengah pendakian mereka ternyata menghiraukan larangan dari Gina (Shareefa Danish) sang guide melewati jalur. Terjadilah sebuah teror, munculnya hantu anak kecil, dan kemudian semua itu semakin parah tatkala mereka menemukan sebuah papan ular tangga berbahan dasar kayu yang terkubur dibawah sebuah pohon besar.


Seperti yang telah saya singgung diatas, Ular Tangga punya sebuah premis yang menarik yang mampu dikulik untuk kian tumbuh berkembang menjadi semakin pelik, nyatanya dibawah komando sutradara film Oops! Ada Vampire, Arie Azis film ini menjadi sebuah sajian yang diluar ekspetasi, pasalnya naskah yang awalnya diberikan kepada Jujur Prananto yang kemudian jatuh ke tangan Mia Amalia ini kaya akan cabang, namun berakhir naas di penggarapan, oke ini adalah sebuah film yang bertajuk "Ular Tangga" otomatis yang ada dibenak kamu adalah sebuah pertanyaan terkait penjelasan lebih jelas terkait eksplorasi objek permainan ''Ular Tangga" ini, namun terasa aneh bukan, film yang berjudul "Ular Tangga" sangat minim eksplorasi terkait permainan ular tangga tersebut, naskah garapan Mia Amalia adalah biang masalahnya ditambah kemudian desakan dari Wilson yang ingin merampungkan cerita dan bangku penyutradaraan Arie Azis yang terlihat jelas sekali kurang solid, Arie bingung bagaimana untuk memfokuskan cerita, yang berakhir menjadi sebuah cerita yang mempunyai peluang besar untuk tampil menarik namun justru berakhir mengenaskan.

Beragam plot hole terkait adegan yang diluar nalar pun kerap terjadi misalnya, para pecinta alam mana yang menghiraukan petunjuk dari seorang guide yang berpengalaman? lalu kemudian beranjak tatkala satu persatu mereka hilang mendadak akibat melemparkan dadu ular tangga, yang kemudian turut diikuti oleh temannya, pertanyaannya adalah mereka bukannya sudah berkaca pada teman mereka yang pertama hilang, lantas kenapa mereka ingin hilang juga? ataukah ingin merepotkan teman mereka? kemudian beralih kepada seorang dosen yang mula-mula menjabarkan tentang keberadaan makhlu halus yang mudian merembet masuk menjelaskan masalah terkait sains, yang kemudian malah menyeret ke agama. dosen macam mana yang menggunakan istilah "lebur sukma" ketimbang "astral projection" yang mana lebih terdengar scientific? menurut saya lebur sukma adalah bukan semata-mata ajian mengeluarkan roh dari tubuh seseorang.

Fokus pertama memang menyoroti buku Freud (hasrat terpendam, bawah sadar, masa lalu), namun kenapa seiring mimpi yang dialami Fina akan terjadi, fokus kemudian beralih ke mistis dan mencoba lagi ke sains? aneh memang, Ular Tangga tak mempunyai fokus untuk sandaran utama, sah-sah saja memang menumpukan berbagai permasalahan asalkan semuanya dapat terjelaskan, namun disini banyaknya teori digunakan hanya sebagai pelengkap saja tanpa digali lebih dalam lagi. Kengerian pun urung terjadi disini, hantu nenek-nenek dan hantu anak kecil kurang seram untuk dijadikan sebagai hantu, serta minimnya jump scare dan kemudian diperparah lewat performa karakter yang look like stupidity, jelas sekali Ular Tangga tak mempunyai sebuah magnet tersendiri, naskah yang hancur penggarapan yang serba kurang matang serta karakter yang nihil akan pesona, ditambah scoring yang sangat mengganggu, mana ada film horor menggunakan lagu romansa? ditambah lagi twist ending yang dipaksakan guna menambah porsi Shareefa Danish yang tampil diawal dan diakhir film, jika lau ada seseorang yang mampu menyelamatkan film ini, i think Shareefa Danish orangnya.


SCORE : 1/5

Posting Komentar

0 Komentar