Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

DEAR NATHAN (2017)

Memang jika dilihat dari sampul posternya, mudah menghakimi bahwa "Dear Nathan" adalah sebuah film romansa putih abu-abu yang memang mempunyai cerita klise seputar kisah cinta yang terkesan dirumit-rumit guna meraih atensi penonton. Namun ekspetasi yang saya berikan ternyata salah, nyatanya Dear Nathan gubahan dari kumpulan cerita di wattpad yang kemudian dibukukan menjadi sebuah novel oleh Erisca Febriani ini mampu membuat sebuah jalinan kisah yang manis tanpa harus menggunakan setting luar negeri guna menutupi kekurangan, membuat sebuah sajian drama yang pas tanpa over melodramatis (penyakit film romansa di Indonesia). Dear Nathan sebuah kisah dua sejoli yang bersemi di SMA yang terasa likeable and loveable.

Dihari pertamanya masuk sekolah, Salma (Amanda Rawles) terlambat mengikuti upacara bendera, dan kala itu juga ia bertemu dengan Nathan (Jefri Nichol) yang kemudian membantunya masuk ke sekolah lewat jalan rahasia dan menghilang begitu saja. Rupanya Nathan dikenal "bandel", hampir tiap hari ia berkelahi baik itu dengan seorang siswa yang menjadi target bully-nya maupun dengan seorang preman sekaligus.Pertemuan pertama Nathan itu membuatnya jatuh hati dengan Salma, lewat bantuan Rahma (Diandra Agatha), ia mulai mendekati Salma, yang meski menyimpan perasaan sama, namun ragu untuk menerima cinta Nathan. Tanpa diketahui banyak orang yang acap kali memandangnya bak sampah, Nathan sendiri menyimpan sebuah masalah terkait masa lalu tragis keluarganya.

Kisah cinta si rajin yang taat aturan dan si bandel nyatanya bukanlah sebuah cerita yang bisa dibilang baru, tapi disini sutradara dari film "Hijrah Cinta", Indra Gunawan yang disokong oleh naskah dari Bagus Bramanti dan Gea Rexy mampu menghadirkan sebuah pernak-pernik kisah khas romansa SMA yang terasa pas. Mereka paham benar dengan sebuah guliran kisah romansa yang kerap terjadi di SMA seperti curi-curi pandang pada pelajaran olahraga, duduk berdua di sudut belakang sekolah, sampai jadi pusat perhatian sewaktu kali pertama berboncengan berdua, Mungkin jika kamu melihat adegan itu terasa membawa ingatan memori kamu terhadap masa SMA yang membuat kamu tersenyum mengingatnya. SMA adalah tempat cinta monyet penuh romantisme gombal, dan disini Dear Nathan sukses merangkum itu semua sembari menyelipkan keping lan seperti teman egois yang sering mengatur, tata tertib yang menyebalkan hingga permasalahan siswa rajin yang sok suci menganggap remeh mereka yang dianggap nakal.

Karakter Nathan disini mewakili seorang korban prejudice yang dipandang buruk bahkan disebut sampah karena menolak jalur lurus yang dianggap sebagai kaidah moralitas, namun dibalik tingkah kasarnya terdapat sebuah kebaikan di dalam diri Nathan misalnya kala ia membelikan cilok untuk Salma yang menganggapnya seorang manusia ditengah anggapan orang lain terhadapnya yang ba sampah. Jefri Nichol mampu membuat karakter Nathan disini terasa mengasyikan, ia mungkin tak pandai berpuisi maupun berkata-kata tentang cinta, ia memiliki pesona yang menawan yang mampu membuat para wanita luluh terhadapnya. Nichol mampu membuat karakter Nathan terasa hidup tanpa harus kaku bertutur, dialog ysng dihasilkan pun terasa natural, asyik dan mudah menggaet simpati penonton. Sementara itu Amanda Rawles mampu menjadi lawan pasangan yang sepadan, terasa manis dan mungkin sedikit plin-plan dan ditambah guliran ekspresi yang mampu membuat karakter Salma loveable disini.

Indra Gunawan selain menempatkan romansa Nathan terhadap Salma ia juga menyelipkan sebuah study character lewat karakter Nathan seperti bagaimana cara Nathan untuk meraih simpati sang Ibu (Ayu Dyah Pasha) yang enggan menganggapnya, lewat karakter Salma Nathan pun perlahan berubah yang acap kali menimbulkan sebuah gesekan misalnya terkait sang Ketua OSIS (Rayn Wijaya) serta terhadap Salma sendiri yang mampu menimbulan sebuah konflik kecil namun terasa intens, semuanya dipaparkan secara pas oleh Indra Gunawan disini, namun menjelang ending tatkala Nathan hendak memulai hidup baru bersama sang ayah (Surya Saputra) terasa sangat disayangkan terkesan mendadak tanpa adanya sebuah tahapan. Sangat disayangkan memang disini penceritaan sedikit terburu-buru. Ditemani lagu-lagu pop yang ringan, Indra Gunawan selaku sutrdara mampu merangkai sebuah jalinan romansa putih abu-abu yang pas tanpa terkesan over, sebuah cerita yang manis antar karakter hingga ditutup oleh guyuran hujan terhadap dua insan ini, Dear Nathan adalah sebuah sajian yang ringan khas Putih abu-abu namun terasa berkelas dan mampu menutupi lubang yang ia miliki, sebuah romansa yang loveable.


SCORE : 3.5/5

Posting Komentar

0 Komentar