Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

SWEET 20 (2017)

Lebaran adalah momen sakral nan berharga bagi sebagian orang. Ini adalah momen yang langka dalam setahun sekali, lewat lebaran kita dapat berkumpul bersama sanak saudara, bercengkrama, bertukar pendapat dan tentu juga sebagai sarana liburan pelepas penat. Menilik film yang tayang pada momen lebaran tahun lalu, Sweet 20 mewadahi itu semua, dimana momen lebaran sekaligus liburan dengan menonton film di bioskop pun dapat menjadi sarana berharga, apalagi kala menyaksikan film sejenis Sweet 20 bersama orang terkasih, begitu menghibur, sekaligus mengobrak-abrik tembok perasaan anda kala menontonnya.
Ini adalah remake dari film Korea yang berjudul Miss Granny, dan versi Indonesia kali ini tak kala bagus dengan versi aslinya. Memilih mengangkat cerita sekaligus menyesuaikannya dengan kultur budaya kita, seperti momen sungkeman yang terjadi pada saat lebaran yang kala itu dilakukan oleh Fatmawati (Niniek L. Karim) beserta anak tunggal kesayangannya yang kini sukses menjadi seorang dosen, Aditya (Lukman Sardi), beserta keluarganya, Salma (Cut Mini) sang istri yang sering di kritisi oleh sang ibu, dan kedua anak-anaknya, Juna (Kevin Julio) dan Luna (Alexa Key).Kecerewetan Fatmawati rupanya acap kali menghadirkan kesulitan, yang akhirnya timbullah sebuah wacana untuk memasukkan sang nenek ke panti jompo.

Mendengar hal itu, jelas membuat Fatmawati sedihdan terpukul, ia kemudian menemukan sebuah studio foto milik seorang pria tua (Henky Solaiman) dengan niat mendapat foto cantik untuk pemakaman kelak yang kemudian malah membuat sebuah keajaiban. Fatmawati kini layaknya wanita dengan usia 20 tahunan (diperankan oleh Tatjana Saphira), mengganti namanya dengan nama sang idola, Mieke Wijaya. Kesempatan ini ia gunakan untuk menggapai mimpinya sewaktu muda yang urung terlaksan akibat jerat kemiskinan yang mendera.

First act yang ditampilkan oleh Ody C. Harahap (Kapan Kawin?, Me vs Mami) yang disokong oleh naskah buatan Upi jelas mewadahi untuk menjembatani second act yang membuat langkah awal film ini kian mulus. Meskipun ini adalah sebuah film remake sekalipun, tak menyurutkan langkah Ody C. Harhap untuk membuatnya sedemikian menarik terlepas dari stigma penonton yang akan membandingkan dengan versi aslinya. Ody rupanya meruntuhkan stigma tersebut dengan menggarap film ini sedemikian apik, salah satunya dengan menyesuaikan kultural dengan masa kini sekaligus tak lupa memberikan sebuah nyawa terhadap karakternya.

Memasuki ranah fantasy yang dalam perfilman tanah air jarang sekali untuk di jamah, Ody rupanya piawai dalam memperhatikan tone, perpindahan dari drama ke fantasy berjalan begitu mulus, yang mana ini adalah sebuah tindakan yang susah untuk dilakukan, sekalipun itu oleh sutradara kelas wahid sekalipun. Tak hanya itu saja, filmnya yang mempunyai karakter yang cukup masif mampu termaksimalkan ehadirannya, bukan sekedar pelengkap, tapi turut sumbangsih memberikan warna bagi filmnya. Tatjana Saphira adalah lakon utama film ini, ia mampu membuat karakter Mieke begitu likeable, berdialog dengan nada yang pas atau bertngkah konyol sekalipun, performa-nya jelas kekuatan utama film ini.

Sweet 20 juga terasa lebih dekat dengan dunia kita sehari-hari, dimana ajang menonton sinetron yang dilakukan Hamzah (Slamet Rahardjo) ataupun berteriak kala menaiki wahana Dunia Fantasi begitu mengasyikan, menyulap momen sederhana itu sebagai sebuah aktivitas yang menarik untuk di simak, tambahkan dengan dialog celetukan yang akan membuat anda tertawa terbahak-bahak, mengendurkan otot urat saraf sekaligus mengobrak-abrik tembok perasaan menjelang klimaks, saya pun menguraikan air mata kala emosi Lukman Sardi di tumpahkan, mendorong ingatan saya terhadap momen manis dan haru bersama keluarga.

Tak hanya eksekusi saja yang diperhatikan, sisi artistik pun tak kalah menarik, memuaskan mata dan telinga kala nuansa kostum retro yang di pakai oleh Tatjana Saphira, sekaligus indoor setting yang begitu kentara dengan cerita. Tembang seperti Payung Fantasi, Bing, atau Layu Sebelum Berkembang begitu memanjakkan telinga, menerapkan fakta bahwa old is gold itu benar adanya. Saya belum menyebut Morgan Oey, Widyawati Sophiaan ataupun Tika Pangabean yang turut menceriakan suasana, karakternya mampu termaksimalkan, sama seperti filmnya yang mendekati cakupan film yang begitu maksimal.

SCORE : 4.5/5

Posting Komentar

0 Komentar