Selebgram
garapan sutradara Wishnu Kuncoro (Generasi Kocak: 90an Vs Komika)
menyoroti pop culture masa kini yang kerap di perbincangkan mengenai
selebritis instagram (baca: selebgram). Tak sedikit memang orang yang kerap
merengkuh popularitas secara instan lewat video yang mereka unggah
kemudian menjadi viral menghantarkan mereka menuju gerbang popularitas
dan di kenal oleh publik, sebut saja dua pemain yang berhasil menjadi
Selebgram dan turut bermain di film ini, Ria Ricis dan Billa Barbie.
Memang demi yang namanya popularitas untuk menjadi selebgram harus mempunyai konten yang unik dan inspiratif. Itu yang paling penting sebelum mendapat tawaran endorsement yang membludak. Saya harap bagi kalian yang ingin merengkuh popularitas serta menaikkan derajat tak melakukan apa yang di lakukan oleh karakter di film ini, Kamal (Alvaro Maldini) yang demi mempunyai followers yang banyak serta mendapat tawaran endorsement di tengah keinginan untuk membantu melunasi hutang sang ayah nekat melakukan aksi bunuh diri dan kemudian di upload di akun pribadi miliknya. Hellow, it's not smart right? It's like to call more stupidity.
Naskah garapan Herri Arisa dan Puji Lestari memang ingin menampilkan sebuah "pengorbanan" Hell, It's not Romeo and Juliet right? Namun alih-alih mengeksplor lebih naskahnya menjadi sebuah korelasi yang sinkron dengan hal selebgram itu sendiri. Kebodohan yang di lakukan film ini jelas tak bisa di maafkan serta isu terkait moral pun perlu di pertanyakan. Memang semua orang berhak berekspresi lewat media, namun bukan berarti pula melakukan tindakan yang bodoh semacam bunuh diri dengan alasan meraih atensi followers. Selain bodoh, naskahnya pun formulaik khas FTV. Dan jika saya harus memilih antara film ini dengan FTV, saya lebih memilih FTV sekalipun yang predictable tapi tak berusaha tampil neko-neko dan logis sekalipun.
Setelah Kamal bunuh diri, jasadnya kemudian ditemukan oleh Arief (Arief Didu) yang kemudian membawanya ke rumah sakit dengan tujuan memanfaatkannya karena ia kira Kamal adalah orang kaya. Ia kemudian membawa Kamal berkenalan dengan Pak Joe (Joe Project) dan kemudian bertemu dengan putri Joe, seorang tuna wicara bernama Cello (Syifa Hadju). Layaknya kebanyakan film romansa, Kamal pun terpikat dan jatuh cinta dengan Cello, meski di kampung sendiri ia tengah berpacaran dengan Mila (Billa Barbie). Hal terbodoh pun di lakukan, yakni pura-pura bisu guna meraih simpati ayah Cello dan sang kakak Sherly (Ria Ricis) dan mendekati Cello.
Kesan formulaik bukan satu-satunya hal yang menjadi kekurangan film ini. Memasuki paruh kedua kebodohan akan cerita pun turut merajalela dan terkesan di buat-buat guna memanjangkan durasi dan di tutup dengan sedemikian gampangnya memakai unsur happy ending dan sikap kerelaan. Memang bukan sebuah kesalahan jika hendak memilih opsi mengenai ending, tapi masalahnya sendiri terlalu instan, bahkan lebih instan dari mie instan sekalipun. Ditemani rentetan dialog yang berusaha tampil (sok) puitis namun justru terdengan menggelikan terlebih karena improvisasi yang kurang dan seolah membaca puisi dengan minimnya pengetahuan akan teknik tersebut. Alvaro Maldini berusaha bergaya layaknya collest man, tapi justru itu sendiri ia seolah seperti ABG labil. Pemilihan Alvaro Maldini menurut saya kurang tepat, karena ia masih terlihat bak bocah di sini ketimbang anak kuliahan, begitupun dengan Billa Barbie yang kerap melakoni adegan dramatis berkat larangan sang ayah (Oppie Kumis) untuk berpacaran dengan Kamal. Performanya jauh sekali dari kesan mumpuni.
Di tengah semua kegalauan yang melanda saya tatkala menyaksikan film ini, untungnya timbul secercah cahaya kecil lewat performa Syifa Hadju yang berada pada baisan terdepan, menyusul kemudian Ria Ricis lewat lakon adegan yang kerap mengundang tawa lewat tingkahnya. Jikalau tak ada secercah cahaya dari mereka, "Selebgram''akan berakhir dan bernasib sama seperti produksi K2K Pictures yang sering mendapat cap "trash'' dari orang-orang, termasuk saya salah satunya.
SCORE : 0.5/5
0 Komentar