Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

ALIGARH (2016)

Memang jika dilihat dari sub materi yang ia bawa memang kontroversional, mengangkat sebuah premis yang bisa di bilang tabu dan memacu perdebatan bahkan penyelewengan tentang perilaku menyimpang, Gay atau biasa disebut homoseksual. Tapi apakah dengan mengangkat tema diatas lantas menjadikan Aligarh garapan Hansal Mehta ini bernasib sama? Aligarh adalah sebuah film kontroversial namun secara perlahan tapi pasti dapat membuka dan menyentil hati kamu tentang sebuah hak akan orang lain with a humanity, liberty and actually diversity.

Disebuah malam yang tenang tampak jelas Prof. Siras (Manoj Bajpayee) tengah kembali pulang ke rumahnya lewat via becak. Prof. Siras yang bekerja sebagai dosen bahasa Marathi di sebuah fakultas muslim bernama Aligarh yang mendapat predikat fakultas nomor tiga terbaik di India harus menelan pahit bahkan luka yang mendalam tatala ia dikeroyok oleh dua orang manusia dengan mengambil sebuah video tatkala ia tengah melakukan hubungan intim dengan seorang tukang becak tadi, kabar tentang ia bertindak menyimpang terdengar ke seluruh negeri dan ia kemudian di pecat dari fakultas Aligarh dan di dorong ke meja hukum karena sudah mencemar nama baik fakultas. Seorang jurnalis bernama Deepu (Rajkummar Rao) tertarik dengan situasi ini, ia pun mulai mendekati Prof. Siras dan mencari kebenaran di balik semua itu.

Sepintas sinopsis diatas memang terkesan biasa, ya bisa dibilang kisah tentang seseorang yang berperilaku menyimpang yang kemudian harus menelan rasa pahit dalam sekejap saja. Aligarh karya Hansal Mehta dengan sokongan naskah dari Apurva Asrani bukan hanya mengambil tema kontroversional saja, tapi ia juga menghasilkan sebuah eksekusi yang bisa di bilang diatas level. Hansal Mehta dengan mengangkat sebuah based on a true story yang sampai saat ini masih menjadi perbincangan bahkan perdebatan yang sangat panas di India dan juga di seluruh dunia mencoba membawa kamu untuk melihat lebih dekat tentang sebuah makna humanity, liberty and actually diversity.

Ritme film memang berjalan lambat, tapi tak menutup kemungkinan bahwa film yang berjalan lambat dapat memberikan kamu sebuah value serta excitement tersendiri, dan itu yang kemudian menjadi target dari Hansal Mehta, ia menccoba membawa kamu lalu mendorong kamu bagaimana kamu jika berada di posisi Prof. Siras dengan setumpu pertanyaan yang menuntut sebuah jawaban yang akan membuat kamu gamang antara memihak pada karakter utama atau justru melawannya. Itu yang membuat saya berdecak kagum dengan hasil karya Hansal Mehta ini yang bisa dibilang kontroversial tadi, ia mampu membuat sebuah statement tersendiri lewat koneksi karakter dengan penonton antara memihak atau sebaliknya.

Lontaran pertanyaan seperti yang sudah disebut saya tadi terhadap Prof. Siras yang kemudian menjadi runutan penonton adalah apakah ia homoseksual?. Hansal Mehta memang mampu menyelipkan setumpuk pesan tentang humanity, liberty dan diversity. Bisa kamu lihat sendiri di film ini tatkala Prof. Siras yang harus menelan duka serta penghinaan bahkan penolakan serta pengusiran tentang dirinya, ia hanya bisa diam dan meratapi bahwa hak ia sebagai pemijak di muka bumi telah terenggut begitu saja dan pada salah satu dialog mengatakan bahwa ia ingin sekali mengambil haknya kembali dengan tinggal di Amerika yang menjadi impiannya.

Saya suka cara Mehta mengupas satu demi persatu adegan dengan iringan suara mulut yang menyuarakan serta dentuman musik gubahan Karan Kulkarni yang pas, disini ia mencoba membuktikan makna dari sebuah hak yang sebenarnya, bahwa memang sejatinya perbedaan yang ada pada diri Prof. Siras memang haknya, kita tak perlu ikut menghakimi bahkan merusaknya, sejatinya memang kita semua punya hak bukan? hak untuk hidup serta hak pribadi diri kita? apakah dengan perilaku seseorang bertindak homoseksual membuat anda rugi? pertanyaan seputar hak, kemanusiaan dan kebebasan terus bergulir mengikuti adegan. Tak perlu mewah, sejatinya dengan garapan sederhana dari Hansal Mehta dengan setumpuk materi yang oke adalah kualitas nomor satu.

Sudah tak dapat diragukan bahwa performa cast memang menawan disini, Manoj Bajpayee sukses menyuarakan bahwa ia adalah orang yang tengah di ambil haknya, lewat tatapan mata serta performanya begitu memikat dan Rajkumar Rao sebgai supporting actor dapat menyeimbangi performa sang aktor. Dengan demikian, Aligarh adalah sebuah film yang memuaskan, Hansal Mehta sukses menyajikan sebuah kesan kontroversial lewat sudut pandang universal bahwa sejatinya hak manusia sama, tak perlu disalahkan jika berbeda, karena berbeda tak harus sama, toh hak mereka sebagai homoseksual maupun yang lainnya itu hak mereka, tak perlu di gubris maupun diambil bahkan dihancurkan.




Posting Komentar

0 Komentar