Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

A FLYING JATT (2016)

Bukan Ra One, Krish ataupun Baalver dan Rani Peri tapi inilah Flying Jatt, superhero yang lain dari biasanya, superheo yang dijahitkan kostum superhero oleh ibunya, superhero yang membeli sayur kepasar dan takut ketinggian, superhero yang mendapat kekuatan akibat sembaran petir dari pohon keramat atas izin Dewa. Sutradara ABCD 2, Remo D'Souza mencoba peruntungannya dengan mengawinkan dua genre yakni comedy dan superhero. A Flying Jatt. a superheroes comedy movie with a taste of health society advertisment.

Aman (Tiger Shroff) seorang guru beladiri di sebuah SD bersama rekan sekaligus gadis pujaannya, Kriti (Jacqueline Fernandez) dan tinggal bersama sang ibu, Ny Dhillon (Amrita Singh) serta sang kakak, Rohit (Gaurav Pandey). Suatu hari, pemukiman mereka diincar oleh seorang industrialist kaya bernama Mr Malhotra (Kay Kay Menon) yang hendak membeli pemukiman tersebut untuk dijadikan tempat pembuangan limbah, namun rencananya gagal karena Ny Dhillon tak memberikannya dengan alasan tempai itu adalah peninggalan mendiang sang suami, Mr Malhotra tak mau kalah, ia mengutus Raka (Nathan Jones) seorang manusia bertubuh besar, (baca : raksasa) untuk menghancurkan pemukiman tersebut dan membuat kekacauan, dapatkah Flying Jatt melawan Raka dan menyelamatkan dunia?

Menggabungkan dua elemen jelas sebuah langkah yang baik jika eksekusi yang ditampilkan baik, sebaliknya penggabungan itu bisa menjadi buruk, jika pengkawinan dua genre tersebut saling bertabrakan dan berebut serta mencuri aksi layar. Remo D'Souza selaku sutradara yang merangkap sebagai ide cerita sekaligus penulis naskah yang dibantu oleh sokongan dialog dari Aakash Kaushik dan Madhur Sharma rupanya memilih opsi kedua yang saya sampaikan diatas, ia gagal mengawinkan dua genre yakni comedy dan superheroes menjadi satu film, elemen yang ia gabungkan saling bertabrakan satu sama lain serta berebut aksi untuk tampil mencuri layar, moment dimana ia harus tampil keren malah membawa gelak tawa yang anoyying, begitupun sebaliknya. Melihat A Flying Jatt seperti melihat iklan layanan kesehatan masyarakat, terutama sabun,dimana sang superhero kuat jika keadaan bersih dan sejuk dan lemah ketika keadaan kotor, begitupun sebaliknya dengan villain utama. Nasehat yang bisa dikatakan lemah dan sudah menjadi kewajiban untuk menjadikan diri kita seta lingkungan bersih, bahkan anak kecil yang masih ingusan saja paham akan nasehat yang ingin disampaikan Remo.
Untungnya Sachin-Jigar tak mengikuti jejak Remo, sebagai Pemusik ia menampilkan music yang begitu keren, mulai dari lagu yang slow dan easy listening seperti Tootha jo kabhi tara sampai music yang upbeat yang membuat penonton menghentakan kaki ketika menonton, Beat Pe Booty yang sempat menjadi viral di sosial media. Akting Tiger Shroff di film ketiganya tampil prima, begitupun dengan pemain yang lain, sangat disayangkan Jacqualine Fernandez tampil over acting ditengah porsi sedikit yang ia tampilkan, film ini juga minus adegan romance.

Overall A Flying Jatt, sebuagh film dengan pengkawinan du genre yang saling bertabrakan dan saling berebut aksi, minus romance, dan juga penyampaian nasehat yang lemah akibat eksekusi yang kurang maksimal dan naskah yang lemah.


Posting Komentar

0 Komentar